Sama-sama Jadi Proyek Strategis Nasional (PSN), Begini Nasib Waduk Rukoh dan Tiro di Kabupaten Pidie
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Dua Proyek Strategis Nasional (PSN) yang berada di Kabupaten Pidie, ternyata mengalami nasib yang tak sama.
Kedua proyek dimaksud adalah Waduk atau Bendungan Rukoh di Kecamatan Titeu dan Keumala, serta Waduk/Bendungan Tiro di Kecamatan Tiro.
Wakil Ketua DPRA, Sulaiman Abda kepada Serambinews.com, Senin (11/2/2019) mengatakan, Waduk Rukoh kini sudah mulai berjalan, sementara Waduk Tiro masih mengalami hambatan atau kendala pembebasan lahan.
Kabar tersebut disampaikan Sulaiman Abda setelah bertemu ribuan petani dan pihak terkait lainnya, pada acara khanduri blang (kenduri turun ke sawah) di Waido, Kecamatan Peukanbaro, Pidie, Senin (11/2/2019).
“Untuk Waduk Rukoh, memang ada beberapa persil tanah sedang dalam tahap penyelesaian pembebasan, tapi Alhamdulillah pembangunannya sudah berjalan,” kata Sulaiman Abda melalui sambungan telepon.
Baca: Insya Allah dengan Terbangunnya Waduk Rukoh dan Tiro, Masyarakat Pidie akan Makmur dan Sejahtera.
Penelusuran Serambinews.com dari website Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (kppip.go.id), Waduk Rukoh merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) Pemerintahan Jokowi-JK.
Proyek senilai 1,015 triliun dengan sumber dana APBN ini, berada di bawah tanggung jawab Kementerian PUPR.
Rencana awal, proyek ini mulai konstruksi pada tahun 2016 dan direncakana mulai berfungsi pada tahun 2019.
Proyek ini sempat terkendala pembebasan lahan.
Namun, dalam status terakhir yang dipublish Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), proyek waduk Rukoh ini “Sudah memasuki tahap awal konstruksi rencana selesai 2019”.
Pada deskripsi protek disebutkan bahwa, Bendungan Rukoh ini direncanakan akan memiliki kapasitas sebesar 128.66M³.
Bendungan ini diharapkan dapat mengairi lahan seluas 11950 Ha, mengurangi debit banjir sebesar 390 M³/detik, menyediakan pasokan air baku sebesar 0,85 M³/detik, dan menghasilkan listrik sebesar 2,00 MW.
Baca: Harapan Baru di Waduk Tiro dan Rukoh
Bupati Pidie, Roni Ahmad alias Abusyik, dalam pesan Whatsapp kepada Serambinews.com, Senin (4/2/2019), mengabarkan progress pembangunan Waduk Rukoh ini.
“Pembukaan waduk Rukoh antara Titeue dan Keumala sudah berjalan sebagaimana yang dipogram neugara,” tulis Abusyik menyertai beberapa foto peusijuek atau tepung tawar alat kerja serta santunan terhadap anak yatim.
Abusyik mengatakan, bendungan Rukoh yang berlokasi di Gampong Alue, Kecamatan Titue, dibangun di atas tanah seluas 858,85 hektare.
Bendungan ini sangat penting untuk mengairi sawah petani di sembilan kecamatan, dengan luas lahan sawah kurang lebih 20.000 hektare.
Menurut Abusyik, di Pidie, ada tiga PSN yang dibangun Jokowi, yaitu jalan tol Banda Aceh-Sigli, bendungan Rukoh, serta bendungan Tiro. Semuanya proyek multi years yang dibiayai APBN.
Data dihimpun Serambinews.com, dari ketiga PSN itu, hanya bendungan Tiro yang masih terkendala pembebasan lahan.
Baca: VIDEO - 26 Km Jalan Tol Aceh Sudah Dibersihkan, Ini Rutenya
Wakil Ketua DPRA, Sulaiman Abda menjelaskan, dana pembebasan lahan untuk dan pembangunan fisik Waduk Rukoh ini seluruhnya ditanggung oleh APBN.
“Insya Allah, jika waduk Rukoh selesai, airnya akan mengairi sawah di beberapa kecamatan di Pidie. Antara lain, Titeu, Keumala, Kota Bakti, Mila, Delima, Indrajaya, Simpang Tiga, dan Peukanbaro,” ujarnya.
Namun, nasib berbeda dialami oleh Waduk Tiro yang berada di Kecamatan Tiro.
“Untuk waduk Tiro yang berada di Kecamatan Tiro, fisiknya dibangun dengan dana APBN. Sedangkan pembebasan lahan dibayar dengan uang APBA,” ungkap Sulaiman Abda.
Menyangkut penyelesaian tanah di Tiro, lanjutnya, sudah dua tahun dianggarkan dalam APBA, tapi belum terpakai.
“Karena pembebasan lahan belum berjalan alias masih ada kendala dengan masyarakat,” katanya.
Karenanya, politikus Partai Golkar ini meminta kepada semua stakeholder, terutama Pemerintah Provinsi Aceh dan Pemerintah Kabupaten Pidie agar proaktif untuk menyelesaikan pembebasan lahan pada tahun ini.
“Karena ini menyangkut Program Strategis Nasional (PSN) Pemerintahan Jokowi-JK. Sangat sayang jika proyek ini gagal. Sebab kedua waduk ini merupakan sumber air yang luar biasa untuk menghidupkan pertanian di Kabupaten Pidie,” ujarnya.
Baca: Proyek Strategis di Aceh Terancam Dicoret? Ini Penjelasan Plt Gubernur
Pupuk Bersubsidi
Selain persoalan bendungan, pada acara khanduri blang itu, para petani di Pidie juga mengeluhkan kelangkaan pupuk bersubsidi.
Menyangkut hal ini, Sulaiman Abda meminta kepada Pemerintah untuk memperbesar kouta pupuk bersubsidi kepada para petani.
“Saat musim tanam seperti ini, petani kesulitan mendapatkan pupuk. Persoalan ini terjadi di hampir seluruh Aceh. Sebulan yang lalu saya sudah turun ke Lhokseumawe dan Meulaboh (Aceh Barat), petani di dua wilayah itu juga mengeluhkan ketersediaan pupuk,” ungkap Sulaiman Abda.
Para petani di Aceh, lanjutnya, lebih mengharapkan ketersediaan pupuk bersubsidi ketimbang bantuan benih padi.
“Masyarakat menyampaikan, tidak perlu lagi diberikan benih, tapi pupuknya harus tersedia. Jadi seharusnya pemerintah mengalihkan bantuan benih untuk menyediakan pupuk bersubsidi,” ungkap Sulaiman Abda.
Acara khanduri blang di Gampong Waido dihadiri ribuan petani dari sejumlah kecamatan di Kabupaten Pidie, sejumlah camat, kapolsek, danramil, dan perwakilan dari Kodim Pidie.(*)