Laporan Masrizal | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) saat ini sedang berada di Kota Meulaboh, Aceh Barat, Senin (4/3/2019).
Dia datang bersama rombongan dalam lawatan bertajuk #AHYsaweuAceh2019.
Dalam kegiatan safari politiknya, AHY sebagai Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat akan memperkenalkan 14 program prioritas Partai Demokrat kepada masyarakat barat selatan (barsela) Aceh.
Kegiatan yang dipusatkan di Gelanggang Olahraga dan Seni (GOS) Meulaboh berlangsung pada Selasa (5/3/2019).
Baca: Polisi Periksa 18 Saksi Terkait Penemuan Mayat di SUPM Ladong, dari Siswa hingga Pengelola Kantin
Selain Meulaboh, acara serupa juga dilaksanakan di Kabupaten Nagan Raya.
Selain karena kunjungan kerja politik, sebenarnya Kota Meulaboh tidak asing lagi bagi AHY.
Sebab kota ini pernah menjadi tempat AHY dinas ketika masih berseragam TNI medio 2002-2003.
"Mudah-mudahan lancar semua kegiatan kita hari ini sampai besok. Sekaligus nostalgia saya ke Meulaboh," kata AHY ketika baru tiba di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda Blangbintang, Aceh Besar.
Ketika bertugas di Meulaboh, AHY memangku jabatan Komandan Peleton di Batalyon Infanteri Lintas Udara 305/Tengkorak yang bertugas dalam Operasi Pemulihan Keamanan di Aceh.
Baca: Harga Emas Masih Bergerak Turun, Berikut Daftar Harga Hari Ini
"Dulu saya sempat ke Betong Ateuh (Nagan Raya). Perjuangan kita dalam meraih damai luar biasa," ujarnya.
Dia mengatakan, perdamaian yang diraih Aceh mendapat pujian dari dunia luar.
"Tentu ada faktor tsunami disitu, tapi berkat perjuangan kita (TNI-GAM untuk menginginkan damai) juga ada," lanjut dia didampingi Teuku Riefky Harsya.
Setelah dua tahun di Aceh, kemudian AHY dikirim Lebanon.
Dia menjadi bagian dari Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon sebagai bagian dari Kontingen Garuda XXIII-A pada November 2006.
Baca: Irwandi Pernah Kirim Surat ke KPK Tiga Bulan Sebelum Ditangkap, Ini Permintaannya
Dalam beberapa pertemuan, AHY selalu mengatakan bahwa buah damai sangat mahal harganya dan harus terus dijaga dan dirawat.
Ceritakan juga kepada generasi pasca perdamaian bahwa perang itu pahit.
Bahkan, ketika Aceh bergejolak, AHY sempat membatin ingin kembali ke Aceh tapi dalam keadaan yang jauh lebih damai.
"Alhamdulillah doa kita terkabulkan. Hari ini saya bisa kembali dengan keadaan yang jauh berubah, termasuk saya berubah (tidak lagi tentera)," ungkapnya. (*)