Laporan Jafaruddin | Aceh Utara
SERAMBINEWS.COM, LHOKSUKON – Nasib miris dialami Ai Kartika (28) warga Uteuen Geulinggang Krueng Geukueh Aceh Utara yang tinggal di Malaysia.
Ibu tiga anak ini tak melunasi biaya persalinan melahirkan di sebuah rumah sakit di Malaysia. Pihak rumah sakit memberi batas waktu pelunasan sepekan kemudian.
Ai terutang di sebuah rumah sakit Malaysia karena melahirkan anak ketiganya secara operasi mencapai 5,800 RM atau setara Rp 20 juta rupiah.
Setelah menjalani operasi, pada bagian bekas operasi sobek lagi, sehingga ia harus menahan sakit sendiri tanpa pertolongan medis lagi.
Karena jangankan untuk kembali berobat lagi, utang pada rumah sakit yang mencapai 20 juta tersebut belum mampu dilunasi.
Lebih menyedihkan lagi, suaminya Hendra Ben Usman (35) yang sejak tahun 2015 menetap dan bekerja di daerah Selangor, Malaysia sebagai tenaga welding ditangkap empat hari yang lalu oleh otoritas imigrasi Malaysia karena visa telah melewati masa berlaku.
Cobaan yang dihadapi Ai Kartika sungguh datang bertubi, setelah tak mampu melunasi biaya rumah sakit, Ai Kartika sebenarnya butuh operasi kembali untuk sobekan pada bekas luka hasil operasi sebelumnya.
Baca: Haji Uma Fasilitasi Pengobatan TKI Aceh yang Koma Tiga Hari di RS Malaysia
Baca: Haji Uma Bantu Pengobatan TKI di Malaysia
Baca: Haji Uma Fasilitasi Pengobatan TKI Aceh yang Koma Tiga Hari di RS Malaysia
Baca: Haji Uma Tinjau Dishub Bireuen, Alat Kir Kendaraan Sudah Setahun tak Berfungsi
Baca: TKI Asal Peureulak yang Patah Tulang Leher saat Bekerja di Malaysia, Tiba di Bandara SIM
Namun tunggakan biaya sebelumnya juga belum terlunasi.
Malah saat ini suaminya ditangkap dan Ai Kartika harus menghadapi semuanya sendiri dinegeri orang.
Kondisi miris Ai Kartika disampaikan anggota DPD RI asal Aceh, H Sudirman alias Haji Uma berdasarkan penuturan Ai Kartika.
Kondisi Ai Kartika saat ini cukup membuat hati menjadi miris. Jangankan melunasi utang biaya rumah sakit, untuk beli susu dan pampers untuk anaknya tak mampu.
Bahkan untuk makan juga susah, karena tak ada stok beras lagi.
"Jujur, hati saya sangat terenyuh dengan kondisi yang dialami saudari kita, Ai Kartika. Saya telah berbicara langsung dengannya. Saat ini yang terpikir olehnya adalah bagaimana agar dapat pulang ke Aceh," ungkap Haji Uma, Kamis (14/3/2019).
Menanggapi permohonan bantuan dari Ai Kartika kepada dirinya, Haji Uma berkomitmen untuk membantu sesuai kemampuan dan keterbatasan yang ada pada dirinya. Namun Haji Uma, berjanji untuk mencoba mencarikan solusi atas permasalahan yang dihadapi Ai Kartika.
Menindaklanutinya, Haji Uma telah menjalin koordinasi dengan Teungku Muhammad Bireuen, salah satu tim dari Kesatuan Aneuk Nanggroe Aceh (KANA) di Malaysia guna untuk mengetahui lebih detail dan memastikan kondisi yang dialami Ai Kartika sebenarnya.
Baca: 8 TKI Aceh di Entikong Dipulangkan
Baca: 11 TKI Aceh Telantar di Kalbar
Baca: Staf Ahli Haji Uma Minta Pemerintah Aceh Alokasikan Anggaran Maksimal untuk Advokasi TKI Aceh
Dari hasil penelusuran, ternyata benar adanya kondisi yang dialami Ai Kartika sebagaimana diceritakan kepada Haji Uma.
"Saat ini kita telah menindalanjuti dengan upaya memastikan kondisi sebenarnya dari Ai Kartika dengan bantuan tim KANA di Malaysia. Hasilnya dapat kita pastikan bahwa kondisi yang dialami Ai Kartika ini benar adanya", ujar Senator asal Aceh ini.
Dalam upaya lanjutan untuk membantu Ai Kartika ini, Haji Uma sangat mengharapkan dukungan dan bantuan dari berbagai pihak baik di Aceh maupun di luar Aceh untuk turut bersama membantu.
Sehingga warga Aceh ini dapat diselamatkan dan dipulangkan ke Aceh.
Hal ini mengingat jumlah biaya yang dibutuhkan relatif besar.
Untuk menyelamatkan dan memulangkan warga Aceh ini butuh biaya relatif besar, selain biaya rumah sakit, juga mesti melunasi hutang sebagian biaya persalinan yang dipinjam dari seorang warga Malaysia serta biaya pengurusan dan pemulangan, mungkin lebih 40 juta.
“Karena itu, kita sangat mengharapkan simpati dan solidaritas dari berbagai pihak agar bersama membantu sehingga saudara kita ini dapat diselamatkan dan dipulangkan ke Aceh", harap Haji Uma. (*)