Bupati Pidie Abusyik Buka Festival Kuliner Bertema "Innovation of Apam", Simak Trik Menghasilkan Apam yang Rasanya Maknyus
Laporan Muhammad Nazar | Pidie
SERAMBINEWS.COM, SIGLI - Bupati Pidie, Roni Ahmad yang lebih dikenal dengan panggilan Abusyik, membuka Festival Apam Fair yang dilaksanakan, Sabtu (16/3/2019) di depan GOR Alun-alun Sigli.
Festival kuliner khas Aceh yang mengusung tema "Innovation of Apam" ini dimeriahkan oleh peserta dari 23 kecamatan.
Kegiatan pentas seni juga digelar pada acara lomba masak makanan khas yang bentuknya mirip serabi ini.
Informasi diperoleh Serambinews.com, pada tahun ini, anggaran disiapkan untuk Festival Apam Fair berjumlah Rp 142 juta.
Lomba tot (masak) apam yang digagas Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Pidie ini, hanya berlangsung satu hari.
"Budaya kenduri apam harus dilestarikan, karena sebagai budaya masyarakat kepada anak cucu," kata Bupati Pidie, Roni Ahmad atau Abusyik di sela-sela membuka apam di GOR Alun-alun Sigli, Sabtu (16/3/2019).
Baca: Dahsyatnya Rasa Apam
Baca: Kisruh Soal AMP Berakhir Dengan Khanduri Apam
Ia menyebutkan, tercatat 23 kecamatan yang meramaikan lomba apam itu, yang dirangkaikan dengan kenduri 1001 apam.
Selain itu, kata Abusyik, pembangunan Pidie tidak semata-mata pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan dan Pertanian.
"Akan tetapi, sektor budaya dan pariwisata tidak boleh diabaikan," ujarnya.
Kepala Disbudparpora Pidie, Apriadi, mengatakan, festival apam fair dengan mengusung tema "Innovation of Apam".
Kegiatan festival apam, sebutnya, merupakan kedua kali digelar Pemkab.
Festival yang bertujuan melestarikan budaya ini, diharapkan mampu menjadikan wahana serta menumbuhkan motivasi dalam menggali, sekaligus melestarikan nilai budaya Pidie.
"Festival apam ini dikemas dengan seni budaya dan pawai yang diikuti sejumlah siswa," pungkasnya.
Pengertian Apam
Apam merupakan istilah orang Aceh, kalau bahasa Indonesia namanya Serabi dan ada juga menyebut nama surabi.
Di Aceh memang ada bulan khusus di mana warga yang didominasi kaum ibu-ibu ramai merayakan khanduri apam.
Tradisi terun temurun diperingati tiap bulan Ra'jab atau yang populer di Aceh beuleun apam berdasarkan kalender atau Almanak Aceh.
Bulan Ra'jab 1440 H kali ini jatuh pada Jumat 8 Maret 2019 Masehi.
Beberapa daerah, misalnya di Pidie dan kabupaten/kota lain sudah melaksanakan tradisi toet apam (memasak apam).
Ketika tradisi ini dilaksanakan, para ibu-ibu sudah sibuk mempersiapkan segala kebutuhan, sejak sebelum hari H.
Bahan yang diperlukan seperti gula, tepung beras, santan kelapa, pisang, buah nangka untuk pelengkap kuah.
Tradisi memasak apam ini, biasanya dilakukan berkelompok-kelompok dalam satu kampung atau ada festival di tingkat kabupaten.
Perantau terdekat biasanya ada yang pulang untuk menikmati kuliner setahun sekali ini.
Setelah masak apam akan dibawa ke balai atau meunasah (surau) untuk dinikmati bersama-sama.
Nah! bagian pajoh apam (makan) ini adalah tugas kaum lelaki.
Berbeda dengan serabi, apam aceh ini biasa berwarna putih di bagian atas dan hitam di bawah hitam.
Baca: Ini Beda Apam Aceh Dengan Apam Dari Berbagai Daerah Lain di Indonesia, Coba Lihat Mana Lebih Tebal?
Baca: Sekjen BEM Unsyiah Diamankan Polisi, Terlibat Saling Dorong Saat Penyerahan Apam, Tonton Videonya
Trik Menghasilkan Apam yang Lezat
Salma (35), perempuan asal Meunasah Daboh, Reubee, Pidie yang kini menetap di Banda Aceh, selalu setia pulang ke kampung di setiap bulan apam.
Kepada Serambinews.com beberapa waktu lalu, Salma membagi trik dan resep untuk menghasilkan apam dengan cita rasa tinggi.
“Yang paling penting diperhatikan adalah pada saat mengaduk adonan tepung yang jadi bahan dasar pembuatan apam,” ujar Salma.
“Air hangat menjadi salah satu faktor yang paling menentukan dalam menghasilkan adonan. Kalau campuran air dan tepung ini salah, maka apam yang dihasilkan tidak akan mengembang atau dalam istilah bahasa Aceh disebut deng. Akibatnya apam yang dihasilkan menjadi keras dan tidak lembut, karena kue apam ini tidak memakai soda,” ujarnya.
Baca: Air Hangat Menentukan Kualitas Apam
Selain air hangat, pengapian juga sangat menentukan kualitas apam.
Pengapian untuk menghasilkan yang lezat dilakukan dengan cara membakar ubeu alias daun kelapa yang sudah kering.
“Jika apinya tidak stabil, kerap padam atau terlalu besar, bisa membuat apam menjadi keras atau dalam bahasa Aceh disebut idak atau batat. Bagian bawahnya hangus, sementara bagian atasnya masih mentah,” kata dia.
Namun, seiring perkembangan zaman dan karena sulitnya memperoleh ubeu, maka belakangan masak apamnya dilakukan dengan menggunakan kompor gas.
Tapi rasanya pasti akan sedikit bergeser.
Lalu bagaimana apam yang baik dan nikmat?
“Apam harus lembut, mengembang, dan dipenuhi lubang-lubang kecil. Bagian atasnya masak secara merata, tanpa menghanguskan bagian bawah,” tuntas Salma.(*)