Pangeran Saudi Dituntut Karena Menunggak Biaya Pengobatan Anak Penderita Penyakit Langka

Editor: Fatimah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pangeran Saudi Dituntut Karena Menunggak Biaya

SERAMBINEWS.COM - Pangeran Saudi Arabia, Pangeran Abdullah bin Abdulaziz bin Abdulrahman Al Faisal Al Saud telah dituntut.

Tuntutan itu terjadi dikarenakan Pangeran Abdullah diduga menghindari tuduhan terkait penunggakan tagihan biaya pengobatan anak Saudi berusia 2 tahun.

Baca: VIDEO - KIP Aceh Gelar Zikir Akbar Pemilu Damai 2019 di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh

Lebih jauh, tuntuan tersebut dilayangkan oleh Rumah Sakit Boston yang merawat anak usia 2 tahun yang menderita penyakit genetik langka.

Melansir dari Daily Mail, perawatan yang sedang berlangsung memakan biaya sekitar $ 4 juta atau sekitar 56,6 miliar rupiah, namun sang pangeran belum menepati janjinya yang heroik untuk membayar jumlah penuh.

Baca: VIDEO - Kampanye PA di Aceh Utara, Massa Diklaim Mencapai Puluhan Ribu

Anak usia 2 tahun ini sudah menerima perawatan sejak November 2017, sedangkan Pangeran Abdullah yang katanya akan mendonasikan hartanya untuk biaya pengobatan anak tersebut hanya baru membayar sekitar $ 750.000 atau sekitar 10,6 miliar rupiah.

Anak usia 2 tahun yang konon akan dibiayai pengobatannya oleh pangeran Saudi ini menderita penyakit genetik langka yang disebut atrofi otot tulang belakang.

Melansir dari National Health Service, atrofi otot tulang belakang atau spinal muscular atrophy (SMA) adalah kondisi genetik yang menyebabkan dan menyebabkan masalah gerakan.

Penyakit genetik langka yang menyerang sekitar satu dari setiap 6.000 bayi yang lahir.

Baca: Nova Sepakat Tolak PT EMM

Ini adalah kondisi serius yang semakin memburuk dari waktu ke waktu, tetapi ada perawatan untuk membantu mengelola gejalanya.

Gejala atrofi otot tulang belakang dan kapan pertama kali muncul tergantung pada jenis penyakit ini, yaitu:

1. Tipe 1 berkembang pada bayi berusia kurang dari 6 bulan dan merupakan tipe yang paling parah.

2. Tipe 2 - muncul pada bayi yang berusia 7-18 bulan dan kurang parah dari tipe 1.

Baca: 7 Salah Kaprah tentang Selaput Dara, Salah Satunya soal Peluang Robek saat Berhubungan Intim

3. Tipe 3 - berkembang setelah usia 18 bulan dan merupakan tipe yang paling parah yang menyerang anak-anak.

4. Tipe 4 - mempengaruhi orang dewasa dan biasanya hanya menyebabkan masalah ringan.

Bayi dengan tipe 1 jarang bertahan hidup setelah beberapa tahun pertama kehidupannya.

Sebagian besar anak-anak dengan tipe 2 bertahan hidup sampai dewasa dan dapat hidup lama, memenuhi kehidupan.

Baca: VIDEO - Tuntutannya Dipenuhi, Mahasiswa Pendemo Tolak Izin PT EMM Kembali ke Kampus

Sedangkan pada tipe 3 dan 4 biasanya tidak mempengaruhi harapan hidup.

Gejala khas dari atrofi otot tulang belakang meliputi:

- Tangan dan kaki yang lemas atau lemah.

- Masalah gerakan seperti kesulitan duduk, kesulitan merangkak atau kesulitan berjalan.

Baca: Kementerian LHK Pantau Sampah Laut

- Berkedut atau gemetar otot (tremor).

- Masalah tulang dan sendi, seperti tulang belakang yang melengkung (skoliosis).
- Kesulitan menelan.

- Kesulitan bernapas.

Satu-satunya pengobatan yang disetujui Food and Drug Administration (FDA) pada tahun 2016 untuk perawatan atrofi otot tulang belakang adalah Spinraza.

Baca: Irwandi: Tak Fair Menyalahkan Nova

Spinraza adalah salah satu obat paling mahal di dunia, dengan $ 125.000 injeksi.

Anak-anak dan orang dewasa harus menerima enam suntikan tahun pertama perawatan, dengan total $ 750.000.

Perawatan diperkirakan menelan biaya $ 350.000 setiap tahun sesudahnya.

Obat ini tidak tersedia di Arab Saudi.

Artikel ini tayang pada Intisari Online dengan judul : Menunggak Biaya Pengobatan Anak Penderita Penyakit Langka, Pangeran Saudi Dituntut

Berita Terkini