Hingga berita ini diturunkan, Serambinews.com belum mendapatkan informasi akurat penyebab luka di kening Bukhari walaupun informasi berkembang di tengah masyarakat terserempet peluru.
Warga lainnya, M Ahlil, mengalami luka akibat bagian bahu kiri.
Baca: Berhadiah Rumah dan Umrah, Pendaftar Jalan Santai HUT Kota Banda Aceh Tahun 2019 Sudah 15.200 Orang
Baca: Hitungan Sementara Desk Pemilu Pemko Lhokseumawe, 01 Hanya 8,65 Persen, 02 Capai 91,35 Persen
Penjelasan Danlanal, Dandim, Kapolres, dan Keuchik Pusong
Danlanal Lhokseumawe Kolonel Laut (L) M Syamsul Rizal, saat konfirmasi pers di Makodim Lhokseumawe, menjelaskan, pada 22.30 WIB di pos marinir terjadi insiden.
Tapi tidak ada hubungan dengan Pemilu. Hanya saja, lokasi TPS berdekatan, yakni di belakang Pos Pusong.
Kejadiannya, menurut Kolonel Laut (L) M Syamsul Rizal, berawal dari peneguran terhadap anak kecil naik ke menara di pos tersebut.
"Ditegur sama anggota pos. Anak tidak mau, langsung berlari dan masyarakat langsung menyerang pos. Terjadi pembakaran pengrusakan di Pos," ujarnya.
Namun dia memastikan insiden tersebut sudah diselesaikan dengan keuchik dan ketua pemuda desa setempat.
"Sudah diselesaikan secara musyawarah. Ada yang terluka sudah ditanggung pengobatannya. Pos rusak, diperbaiki secara gotong royong," ujarnya.
Namun saat ditanya sesuai informasi berkembang kalau insiden tersebut dipicu adanya penamparan terhadap anak tersebut, Kolonel Laut (L) M Syamsul Rizal, menyebutkan tidak ada.
Cuma ada kata-kata yang agak kasar, karena sudah dilarang berulang kali.
Terkait suara letusan senjata, Kolonel Laut (L) M Syamsul Rizal, menjelaskan, hanya tembakan peringatan ke udara, itu pun dengan peluru hampa.
"Harapan kita ke depan, masalah sudah selesai dengan baik antara warga dan TNI AL. Kehadiran Pos TNI AL di sana pun sangat membantu nelayan. Hubungan dengan masyarakat pun selama ini sangat baik. Kita akan secara bersama-sama terus bangun maritim di kawasan Pusong," pungkasnya.
Sementara itu, Dandim 0103 Aceh Utara Letkol Agung Sukoco, menyatakan, dasarnya hanya ada kesalahpahaman saja dan adanya provokasi pihak-pihak tertentu hingga terjadi insiden tersebut.
"Tapi sekarang ini aparat desa sudah menyadari adanya salah paham. Kita sudah bertemu dan sudah sepakat, ada yang luka kita obati bersama. Masyarakat pun sudah berkomitmen membangun situasi aman di sana," ujarnya.