SERAMBINEWS.COM - Putra Aji Adhari (15) siswi MTS asal Ciledug, Tangerang, Banten yang pernah berhasil membobol situs milik Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat atau National Aeronautics and Space Administration ( NASA), menuturkan bagaimana keamanan intansi Indonesia menghadapi serangan hacker jahat.
Hal ini diungkapkannya saat menjadi narasumber di iNews TV, Rabu (1/5/2019), dikutip dari saluran Youtube iNews TV.
Mulanya Putra ditanyai seberapa cepat untuk aparat keamanan Indonesia untuk menangkap seorang hacker yang ingin berbuat jahat terhadap sebuah instansi.
Putra lalu menyatakan bahwa hanya butuh waktu sebentar untuk mendeteksi dan menghentikan peretasan.
Ia lalu menyinggung mengenai kasus pemuda asal Payakumbuh, Sumatera Barat, MAA (19) yang diduga mengakses situs Komisi Pemilihan Umum (KPU) secara ilegal.
"Sebenarnya bisa cepat banget sih, kaya contohnya itu orang yang di Payahkumbuh itu, mau coba retas KPU," ujar Aji.
Baca: Anaknya Dijemput Intel Polisi Karena Dianggap Aset Negara, Begini Cerita Ibu Hacker Putra Aji Adhari
Baca: Tak Mau Hasilkan Uang Haram, Putra Aji Remaja Peretas Situs NASA Ini Tolak Jadi Black Hat Hacker
Putra Aji Adhari (15) siswi MTS asal Ciledug, Tangerang, Banten, menuturkan bagaimana keamanan intansi Indonesia menghadapi serangan hacker jahat saat menjadi narasumber di iNews TV, Rabu (1/5/2019), dikutip dari saluran Youtube iNews TV. (Capture Youtube iNews TV)
Ia lantas menjelaskan peretasan oleh MAA tersebut belum dapat menjangkau server KPU namun telah dihentikan oleh aparat.
"Baru mau coba itu juga belum masuk ke server atau ke apapun, impact-nya ke KPU itu juga belum ada, jadi si KPU itu melihat user dari Payahkumbuh ini masuk berkali-kali ke situs KPU, kaya spam IP gitu, terus si KPU melaporkan ke Polri, Bareskrim, nah selang beberapa hari itu langsung ketangkep," ungkapnya.
Baca: Potong Penjelasan Eggy Sudjana, Najwa Shihab: Ini Ijtima Ulama atau Badan Pemenangan Prabowo-Sandi?
Baca: Pemerintah Diminta Lindungi Buruh Lokal
Putra Pernah Temukan Celah Situs KPU
Dikutip dari Kompas.com, Putra juga sebelumnya pernah dua kali meretas data milik (KPU).
"Yang pertama itu (ditemukan celah meretas) masih tahun ini, tetapi enggak ingat bulannya," kata Putra kepada Kompas.com saat ditemui di kediamannya, Tangerang, Minggu (7/4/2019).
Saat pertama kali menemukan celah di server KPU, ia melihat tabel berisi nama seluruh daerah-daerah di Indonesia.
Setelah membuka satu dari tabel tersebut, ia bisa melihat seluruh Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang terdaftar di tiap wilayah.
"Di situ bisa lihat database KPU di seluruh Indonesia. Jadi bisa lihat nama dan NIK di DPT," ujarnya.
Putra lalu langsung mengadukan temuannya tersebut kepada Badan Siber dan Sandi Negara untuk disampaikan ke developer situs KPU.
Putra Aji Adhari (15) bocah SMP asal Tangerang yang berhasil membobol situs NASA, Senin (1/4/2019). (TribunJakarta/Ega Alfreda)
Beberapa hari kemudian, Putra kembali menemukan celah di situs KPU.
Namun, kali ini, ia tidak mau menelusuri database dari lembaga tersebut.
Ia segera melaporkan celah tersebut ke anggota Polri yang sempat mengunjunginya ketika prestasi Putra mulai dikenal orang.
"Kalau ke Polri karena kontak pribadi terus langsung disampaikan ke developer KPU. Jadi lebih cepat tuh tanggapannya," kata Putra.
Baca: Truk Senggol Sepeda Motor di Depan Gudang Bus Kurnia Lampoh Saka, Gadis Pidie Meninggal Dunia
Baca: Hanya 13 Parpol yang Laporkan LPPDK ke KIP Lhokseumawe, Ini Rinciannya
KPU di Akses Remaja Payakumbuh secara Ilegal
Diketahui sebelumnya, dikutip dari Kompas.com, Senin (29/4/2019), MAA (19) disebutkan mencoba mengakses situs Komisi Pemilihan Umum (KPU) secara ilegal.
MAA lalu diamankan oleh Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri yang bekerja sama dengan Polres Payakumbuh di rumahnya di Payakumbuh, Senin (22/4/2019).
Kapolres Payakumbuh AKBP Endrastyawan Setyowibowo menyebutkan tersangka MAA dari rumahnya, di Payakumbuh Barat.
Dalam pengamanan petugas juga menyita 1 buah laptop merek Lenovo, 2 buah flash disk, 2 unit HP merk Samsung dan sim card, 1 modem Andromax M2Y dan 2 sim card.
Menurut Endrastyawan pelaku ditangkap berdasarkan laporan LP/B/392/IV/2019/Bareskrim, tanggal 19 April 2019, tentang percobaan melakukan illegal access terhadap website KPU.
"Pelaku dikenai Undang-Undang ITE yang melakukan illegal access dan atau menerobos, melampaui atau menjebol sistem pengamanan website KPU," ujarnya.
Endrastyawan menyebutkan saat ini kasus MAA ditangani Mabes Polri.
"Untuk kelanjutan kasus ini silahkan tanya ke Mabes Polri," ujarnya.
Sedangkan orangtua MAA, Nila Mailinda yang dihubungi Kompas.com membantah anaknya merupakan seorang penjahat.
Anaknya adalah orang baik yang memberitahu kelemahan website KPU, bukan untuk membobol dan merusak data yang ada.
"Dia bukan orang jahat. Dia tidak berniat menghancurkan atau merusak website KPU. Dia sebelumnya sudah memberitahu kelemahan website itu ke pemerintah," kata Nila.
"Waktu itu, polisi bilang semoga MAA bisa menjadi orang di Jakarta. Tenaganya dibutuhkan oleh polisi. Jadi, ibu jangan takut. Anak ibu akan kami jaga dan diperlakukan secara baik-baik," ujar Nira.
Bahkan menurut Nira, anaknya MAA telah meneleponnya dan mengabari dirinya dalam keadaan baik-baik saja.
MAA tidak ditahan dan hanya dimintai keterangan.
Nira menjelaskan karena kebaikan MAA dalam mengungkap kelemahan website dan diberitahu ke pengelola website, MAA beberapa kali mendapat penghargaan dan sertifikat.
Diantaranya sertifikat SQL Injection Chalenge Kominfo, sertifikat AVIRA vulnerabilities, sertifikat Responsible Disclosure dari McAfee dan sertifikat Bug Report Vulnerability Tokopedia.
"Penghargaan dan sertifikat yang didapatnya merupakan bukti MAA orang baik. Ada dari Tokopedia dan ada juga dari luar negeri," ujarnya. (TribunWow.com)
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Pernah Bobol Situs NASA, Bocah SMP Ini Beberkan Tingkat Keamanan Sistem KPU saat Diretas Hacker