Misi Pengintaian Hingga Pencegahan Nuklir, Ini Kemampuan Pesawat Tempur Refale yang Mendarat di Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Sebanyak 7 pesawat tempur milik Angkatan Laut Perancis jenis Rafale, mendarat darurat di Pangkalan Udara (Lanud) Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar, Sabtu (18/5/2019), pukul 11.45 WIB.
Informasi diperoleh Serambinews.com dari pihak Lanud SIM, ke-7 pesawat ini mendarat darurat di Aceh karena cuaca buruk menyelimuti sekitar kapal induk Charles De Gaule, base pesawat tempur itu yang sedang berada di 100Nm barat Sumatera.
Dikutip dari wikipedia.org dan dassault-aviation.com, pesawat tempur Rafale yang dijuluki sebagai Squall dalam Bahasa Inggris adalah pesawat tempur serbaguna generasi ke-4.5.
Pesawat tempur asal Prancis yang memiliki dua mesin dan bersayap delta ini, dibuat oleh Dassault Aviation sehingga namanya menjadi Dassault Rafale.
Rafale dirancang sebagai pesawat berpangkalan di daratan maupun di kapal induk.
Pesawat Rafale terdiri atas tiga versi dengan mesin kembar dan multi-peran.
Versi satu tempat duduk adalah Rafale C, versi dua-tempat duduk Rafale B, dan versi AL (kapal induk) adalah Rafale M.
Tiga versi pesawat tempur ini dilengkapi dengan mesin, sistem tempur dan navigasi, sistem managemen pesawat, dan sistem kontrol penerbangan yang sama.
Mereka semua dapat melakukan semua tipe misi dari penyerangan daratan sampai superioritas udara.
“Selama dekade terakhir, angkatan udara selalu menjadi komponen militer pertama yang terlibat dalam semua krisis atau konflik, dari Falklands ke Teluk, dari Bosnia ke Kosovo, dari Afghanistan ke Libya, dan baru-baru ini Mali, Republik Afrika Tengah, Irak, dan Syria,” demikian keterangan yang tertulis pada introduction website dassault-aviation.com.
Baca: 7 Pesawat Tempur Milik Angkatan Laut Prancis Mendarat Darurat di Lanud SIM Aceh Besar
Pesawat tempur Refale ini digunakan oleh Angkatan Laut dan Angkatan Udara Prancis.
“Selama konflik asimetris dan kontra-pemberontakan, angkatan udara juga tetap berada di garis depan upaya militer, fleksibilitas dan kekuatan tembakan membantu memastikan bahwa pasukan sekutu menang,” tulis keterangan tersebut.
Rafale berpartisipasi dalam “Peringatan Reaksi Cepat” (QRA) permanen/misi kedaulatan udara/pertahanan udara, proyeksi daya, dan penyebaran untuk misi eksternal, misi pemogokan dalam, dukungan udara untuk pasukan darat, misi pengintaian, sorti pelatihan pilot, dan tugas pencegahan nuklir.
Kursi tunggal Angkatan Udara Rafale C, Angkatan Udara dua kursi Angkatan Udara Rafale B, dan Angkatan Laut tunggal tempat duduk Rafale M, menampilkan kesamaan badan pesawat dan peralatan maksimum, dan kemampuan misi yang sangat mirip.