Ramadhan 1440 H

Mau Dosanya Diampuni oleh Allah Swt? Tunaikan Zakat Fitrah

Editor: Zaenal
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Teuku Zulkhairi bersama dua anaknya, Erbakan dan Erdogan.

Zakat ini disyari’atkan pada tahun kedua hijriah bertepatan dengan diwajibkannya puasa di bulan ramadhan.

Baca: Kajian Zakat Fitrah dalam Mazhab Syafii, dari Waktu, Syarat, Niat, Ukuran, dan Bolehkah Pakai Uang?

Hikmah kewajiban zakat fitrah ini satu paket dengan kewajiban puasa di bulan ramadhan, selain dimensi ukhrawi dimana pelakunya akan terbebaskan dari dosa dan kembali menjadi suci seperti bayi yang baru dilahirkan, di sisi lain juga sebagai wujud filantropi Islam.

Bahwa Islam bukan hanya berbicara tentang dimensi akhirat - dimensi langit, namun juga dimensi sosial – bumi.

Dengan pewajiban zakat fitrah ini, Islam hendak menegaskan bahwa keutamaan di hadapan Allah Swt akan diperoleh saat seorang muslim menunaikan hak-haknya saudara-saudaranya yang berada di garis kemiskinan.

Dalam bahasa yang lain, bahwa kemuliaan seorang muslim adalah saat ia dapat memberi manfaat bagi orang lain.

Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Prof. Dr. Wahbah Zuhaili, bahwa pewajiban Zakat fitrah ini setidaknya memiliki dua hikmah. Pertama, menutupi kekurangan puasa. Dan kedua untuk mencukupi kebutuhan orang-orang fakir miskin dari meminta-minta di hari Raya Idul Fitri.., (terj. Fiqh Islam wa Adillatuhu: 346).

Prof. Wahbah Zuhaili mengibaratkan zakat fitrah ini sepertinya sujud sahwi bagi orang shalat.

Zakat fitrah niscaya dapat menutupi kekurangan puasa sebagaimana sujud sahwi dapat menutupi kekurangan shalat.

Seorang ulama Aceh, Tgk Abdul Manan Tanah Luas dalam suatu video ceramahnya mengatakan bahwa zakat fitrah ini ibaratnya seperti tukang pos.

Bahwa amal puasa Ramadhan yang telah dikerjakan seorang muslim maka akan diantar ke langit oleh zakat fitrah ini.

Jadi, jika seorang muslim menunaikan zakat fitrah, maka amal puasa Ramadhannya niscaya akan diantar ke langit.

Dan jika tidak, maka amal puasa ramadhannya tersebut tidak akan sampai ke langit. Artinya tidak akan diterima.

Ini persis juga seperti posisi ibadah shalat sunat rawatib bagi seorang muslim.

Rasulullah Saw dalam salah satu hadisnya menegaskan, bahwa di hari kiamat nanti amalan yang paling duluan diperiksa adalah shalat.

Tapi seorang muslim yang  menjalankan ibadah shalat wajib saja tidak lantas langsunng lewat dari pemeriksaan Malaikat.

Halaman
1234

Berita Terkini