Dalam Buku Ini, CEO Air Asia Tony Fernandes Beberkan Kisah Suksesnya
SERAMBINEWS.COM - Bermula dari mimpi, Tony Fernandes kini mampu menjadi bos maskapai AirAsia.
Saat kecil, Tony terobsesi terhadap tiga hal yakni musik, olahraga dan penerbangan. Ia bermimpi kelak akan memiliki pesawat dan terbang tinggi.
"Saya punya cita-cita untuk memiliki West Ham United klub sepakbola yang saya dukung, memiliki tim formula 1 dan memiliki maskapai," ujarnya di Jakarta, Kamis (4/7/2019).
Baca: Harga Emas Alami Kenaikan Tertinggi Sepanjang Masa, Berikut Daftar Harga Emas Hari Ini
Mimpi itu ditulisnya pada usia 13 tahun yang kemudian bisa direalisasikannya berpuluh-puluh tahun kemudian.
Berhasil di dunia musik di Warner Group hingga menjadi CEO AirAsia.
Selain itu dirinya juga memiliki Queens Park Rangers dan sempat terjun di F1.
Semua pengalaman pahit getir Tony menuju sukses ditulis dalam sebuah memoar berjudul Flying High terbitan Penerbit Kaifa pada awal Maret 2019.
Baca: Pernikahan Sedarah Abang dan Adik Kandung, Sang Ayah: Saya Tidak Mau Lagi Melihat Kedua Anak Itu
Tentunya AirAsia menjadi babak terpenting dalam hidup Tony Fernandes.
Ia berhasil menyulap maskapai yang nyaris bangkrut dengan defisit US$ 1 juta setiap bulan menjadi pemain besar di dunia aviasi di Asia.
Bisnis besar tersebut adalah bisnis penerbangan dengan tiket terjangkau.
"Saya juga punya mimpi semua orang bisa terbang, dan sekarang terbukti semua orang bisa terbang dengan AirAsia," lanjutnya.
Baca: Harga Garam Petani Lokal Anjlok, Menteri Susi: Persoalannya Impor Terlalu Banyak dan Bocor
Buku Flying High sudah tersedia di seluruh toko buka terdekat dan online dengan harga Rp 98.000.
Dari buku tersebut kita bisa belajar bahwa menjadi CEO tidak hanya soal skill dan kecerdasan tetapi juga kepekaan terhadap tantangan untuk meraih kesuksesan.?
Biarkan Maskapai Berkompetisi Sehat
Sementara itu, regulasi mengenai aturan tarif penerbangan domestik turut disoroti CEO AirAsia, Tony Fernandes.
Pasalnya, AirAsia juga memiliki anak usaha yang beroperasi di Indonesia yakni PT Air Asia Indonesia Tbk (CMPP).
Aturan tersebut membuat ruang gerak AirAsia di Indonesia tak begitu luwes.
Baca: Viral Video Penumpang Pesawat Citilink Hanya Satu Orang, Ini Penjelasan Pihak Maskapai
Tony berharap pemerintah tak terlalu mengatur secara ketat mengenai tarif penerbangan.
Pasalnya dengan banyaknya aturan akan menghambat perkembangan industri aviasi nasional yang efeknya tentu kepada masyarakat pengguna.
"Saran saya untuk pemerintah Indonesia jangan terlalu mengatur, biarkan market memutuskan. Jangan batasi dengan tarif batas atas, batas bawah atau batas tengah dan lainnya, biar kan konsumen yang menentukan," ujarnya di Jakarta, Kamis (4/7/2019).
Ia membandingkan dengan perlakuan pemerintah kepada industri e-commerceyang nyatanya justru berkembang sangat baik karena tidak terbatas dengan regulasi.
Baca: Pria Ini Sembunyi di Selokan Selama 24 Jam Untuk Hindari Kejaran Polisi
Banyaknya regulasi dalam soal harga justru membuat pelaku bisnis penerbangan di tanah air serba kesulitan.
"Regulasi bisa membunuh bisnis, kalau Garuda mau tentukan harga biarkan saja. Kalau AirAsia mau tentukan harga murah juga tidak apa-apa, biarkan market menentukan, jangan diatur terus," lanjutnya.
Ketimbang meregulasi tarif, Ia meminta pemerintah bisa memfasilitasi pelaku penerbangan untuk bisa berkembang.
Biarkan terjadi persaingan sempurna di pasar dan masyarakat akan mendapatkan keuntungan dari persaingan sehat yang terjadi.(*)
Baca: Seorang Wanita Pukul dan Tendang Sopir Bus yang Sedang Melaju, Gara-gara Persoalan Ini
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Bos AirAsia Tony Fernandes beberkan kisah suksesnya dalam buku ini dan Pemilik AirAsia Tony Fernandes: Biarkan maskapai berkompetisi sehat