MTQ Mahasiswa Nasional 2019

Cerita Kafilah Universitas Borneo Tarakan Menuju MTQMN di Unsyiah, Butuh Dua Hari untuk Tiba di Aceh

Penulis: Jamaluddin
Editor: Muhammad Hadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

kafilah Universitas Borneo Tarakan (UBT), Kalimantan Utara mengikuti MTQMN 2019 di Unsyiah

Jalur perjalanan yang ditempuh peserta MTQMN itu juga beragam. Ada yang berangkat melalui jalur udara, laut, dan jalan darat

Laporan Jamaluddin | Banda Aceh

SERAMBI NEWS.COM, BANDA ACEH - Musabaqah Tilawatil Quran Mahasiswa Nasional (MTQMN) Ke-16, akan berlangsung di Kampus Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Darussalam, Banda Aceh, pada 28 Juli-4 Agustus 2019.

Direncanakan dibuka Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Prof H Mohamad Nasir PhD Ak, Minggu (28/7/2019) malam nanti.

Kafilah dari 179 perguruan tinggi negeri dan swasta di 34 provinsi se-Indonesia, terus berdatangan ke Banda Aceh.

Baca: Ratusan Emak-Emak Blokir Pantai Mantak Tari, Dirikan Tenda di Dua Jalan Masuk, Ini Alasannya

Kafilah mulai tiba sejak Kamis (25/7/2019) yang diawali oleh Universitas Negeri Padang, Sumatera Barat.

Setelah itu, kafilah dari universitas-universitas lain terus menyusul memadati Bumi Serambi Mekkah.

Puncak kedatangan kafilah akan terjadi pada Minggu (28/7/2019) sore nanti.

Jalur perjalanan yang ditempuh peserta MTQMN itu juga beragam. Ada yang berangkat melalui jalur udara, laut, dan jalan darat.

Baca: VIRAL - Penampakan Diduga Pocong Muncul di Google Map Saat Lacak Lokasi, Ini Lokasinya

Beragamnya jalur perjalanan itu tentu saja menyisakan pengalaman tersendiri bagi setiap kafilah.

Suka cita tentu saja dirasakan oleh rombongan mahasiswa dari Sabang sampai Merauke.

Salah satu seperti yang dialami kafilah Universitas Borneo Tarakan (UBT), Kalimantan Utara.

Baca: Juara Lomba Servis Mobil Injeksi dari Aceh Raih Prestasi Gemilang di Lomba Otomotif Tingkat Nasional

Mereka butuh waktu dua hari untuk bisa sampai di Banda Aceh.

Perjalanan delegasi UBT yang merupakan satu-satunya kampus negeri yang ada di kawasan perbatasan Indonesia dan Malaysia tersebut menuju MTQMN kali ini juga tergolong melelahkan.

Pasalnya, mereka harus menempuh tiga jalur perjalanan sekaligus yaitu laut, darat, dan udara, untuk bisa sampai di Banda Aceh.

Baca: DPRA Tolak Bahas KUA-PPAS 2020 Sebelum Persoalan Dana Hibah yang Terancam Jadi Silpa Tuntas Dibahas

Dosen Pendamping Kafilah Universitas Borneo Tarakan, Muhammad Arbain, kepada Serambinews.com, Minggu (28/7/2019) sekitar pukul 14.50 WIB, menceritakan suka cita perjalanan mereka menuju Unsyiah.

“Rute perjalanan kami menuju Unsyiah sangat luar biasa dan penuh suka cita. Tapi, kelelahan yang kami alami dalam perjalanan panjang selama dua hari luntur ketika menerima sambutan hangat dari panitia.

Terlebih lagi, ketika tiba di Bandara Internasional Sultan Iskanda Muda kami disambut dengan ramah dan tamah di bawah tabuhan hadrah khas Aceh yang begitu indah menggugah hati,” ungkapnya.

Muhammad Arbain menjelaskan, kafilah berangkat dari Tarakan pada Sabtu (27/7/2019) pagi sekitar pukul 11.00 waktu setempat.

Dari Tarakan, mereka menempuh perjalanan melalui jalur laut ke Tawau, Malaysia, selama tiga jam menggunakan speedboat Tawau-Indo (Tawindo).

Baca: Tidak Ada Petugas yang Melayani, Seorang Pasien Meninggal Dunia di Teras Puskesmas Salang Simeulue

“Setiba di Tawau, kami singgah ke Masjid Al Kautsar untuk menunaikan shalat Zuhur berjamaah dan kemudian makan siang,” ungkapnya.

Dari Tawau bergerak ke Kota Kinabalu, Malaysia, melalui jalan darat selama satu jam.

Lalu, dari Kota Kinabalu bertolak ke Kuala Lumpur dengan pesawat AirAsia selama dua jam.

“Kami tiba di Kuala Lumpur sekitar pukul 02.00 dini hari waktu setempat.

Lalu, harus menunggu enam jam di Kuala Lumpur International Airport (KLIA) 2 untuk bisa melanjutkan penerbangan ke Aceh,” jelas Muhamammad Arbain yang sehari-hari bertugas sebagai dosen agama Islam di Universitas Borneo Tarakan.

Baru pada Minggu (28/7/2019) pagi, menurut Muhammad Arbain, kafilahnya terbang kembali dengan AirAsia dari KLIA 2 menuju Bandara SIM, Blang Bintang, Aceh Besar.

Baca: Warung Karaoke di Kloneng Langsa Digrebek WH dan Polisi

“Dari Tarakan ke Tawau, kami harus menempuh jalur laut karena penerbangan domestik di tempat kami, penuh,” ucapnya.

Seharusnya, tambah Muhammad Arbain, pihaknya tiba di Banda Aceh sekitar pukul 08.00 WIB.

Namun, karena alasan teknis pesawat AirAsia mengalami delay.

Sehingga baru take off dari Kuala Lumpur sekitar pukul 08.30 waktu setempat dan tiba di Banda Aceh sekitar pukul 09.30 WIB.

“Saat tiba di Bandara Sultan Iskandar Muda, kami disambut dengan ramah tamah oleh panitia di bawah tabuhan hadrah khas Aceh yang begitu indah menggugah hati kami perwakilan Universitas Borneo Tarakan.

Baca: Dipergoki Bocah SD, Pencuri Sepmor Ditangkap Korbannya di Aceh Tamiang

Lelah selama perjalanan panjang luntur seketika saat kami menerima sambutan hangat dari panitia. Terima kasih atas sambutan yang luar biasa dari Unsyiah. Salam kami untuk warga Aceh dari Bumi Paguntaka,” ujarnya.

Ditambahkan, kafilah membawa sembilan peserta ke MTQMN kali ini untuk mengikuti lomba KTIQ, syarhil Quran, hifzil Quran 5 juz, tartil Quran, Qira’ah Mujawwad, dan Kaligrafi Kontemporer.

“Pendamping yang berangkat bersama peserta ada dua orang dan dua orang lagi akan menyusul.

Kami juga didampingi Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Perencanaan, dan Kerja Sama, Bapak Dr M Djaya Bakri MT. Beliau akan tiba di Aceh pukul 18.00 WIB sore ini dan akan bergabung dengan kafilah UBT,” demikian Muhammad Arbain.(*)

Baca: Isak Tangis Pemain Aceh Saat Kalah Dramatis di Partai Final DNC Nasional, DKI Jakarta Juara

Berita Terkini