BANDA ACEH ‑ Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri menunjuk Muslahuddin Daud sebagai Ketua DPD PDIP Aceh periode 2019‑2024. Keputusan itu disampaikan dalam Konferensi Daerah (konferda) V partai tersebut di Anjong Mon Mata, Kompleks Pendopo Gubernur Aceh, Banda Aceh, Sabtu (3/8).
Partai berlambang banteng moncong putih itu sebelumnya dipimpin oleh kader internal partai, yaitu Karimun Usman selama tiga periode. Pada konferda kemarin, Megawati mengangkat Muslahuddin Daud yang merupakan kader eksternal partai untuk memimpin partai tersebut selama lima tahun ke depan.
"Saya kaget begitu nama saya disebut, antara percaya dan tidak," kata Muslahuddin seusai konferda kepada Serambi, kemarin. Hebatnya, pada hari yang sama, dia juga diangkat sebagai Asisten Koordinator Onixea Groups SA Wilayah Asia Tenggara, perusahaan bidang investasi dan aset manajemen yang berkantor di Luxembourg.
Sekedar informasi, berbeda dengan partai lain dalam sistem pemilihan ketua baru, PDIP tidak melakukan pemilihan secara langsung. Tetapi, partai tersebut menganut sistem demokrasi terpimpin yaitu ketua terpilih akan ditunjuk oleh DPP. Semua kader dan pengurus diminta untuk menerima keputusan DPP.
Terpilihnya Muslahuddin sebagai ketua DPD tentu tidak serta merta. Jauh sebelum prosesi Pemilu 2019, tim asisten dari DPP PDIP turun ke Aceh untuk menjaring tokoh‑tokoh yang dianggap layak dicalonkan sebagai ketua partai itu. Muslahuddin salah satu nama yang direkom saat itu, selain dua eks kombatan, Sofyan Dawood dan Irwansyah.
Menariknya, saat penjaringan nama Muslahuddin tidak muncul ke permukaan, sehingga yang menjadi pembicaraan hanya dua tokoh kombatan yang juga politisi Partai Nanggroe Aceh (PNA). Saat Pilpres, Sofyan Dawood merupakan Koordinator KajaK Aceh sedangkan Irwansyah sebagai Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Jokowi‑Amin di Aceh.
Dari dukungan DPC, Muslahuddin juga hanya mendapat satu rekom dari DPC Pidie Jaya. Sebenarnya dari internal partai juga ada beberapa nama dari internal yang dicalonkan sebagai ketua. Di antaranya, Karimun Usman (calon petahana), Rifki Tajuddin, Fariz Reza Firmandez, T Sulaiman Badai, termasuk Imran Mahfudi.
Mantan karyawan World Bank yang sebelumnya tidak pernah berkecimpung dalam dunia politik tersebut, mengaku siap mengemban amanah itu meskipun pada awalnya tidak berharap menjadi ketua DPD. Dia juga berjanji akan mengubah imej negatif PDIP agar mendapat tempat di hati masyarakat Aceh.
Selain menetapkan ketua baru, pusat juga menunjuk Sekretaris dan Bendahara PDIP Aceh yang akan mendapampingi Muslahuddin. Mereka adalah Yunia Sofiasti dan Hamdani. "Untuk langkah awal, kita akan melakukan pembenahan struktur, mulai dari DPD, DPC, PAC, hingga ranting," pungkas Muslahuddin.
Muslahuddin Daud sebenarnya merupakan orang baru dalam kancah politik. Nama besar dia hanya dikenal dalam bidang pertanian, bukan sebagai politikus. Tapi, Bang Mus tetap dikenal banyak orang, mulai dari kalangan politisi, akademisi, hingga praktisi. "Di rumah PDIP itu yang kenal saya sekitar 5‑6 persen," katanya kepada Serambi.
Dalam wawancara khusus dengan media ini kemarin, Muslahuddin mengatakan, dengan jabatan baru sebagai Ketua PDIP Aceh, dirinya ingin menjadi jembatan bagi Aceh dalam menyelesaikan berbagai persoalaan dengan Jakarta (Pemerintah Pusat).
Nah apa saja gebrakan Muslahuddin untuk Aceh? Berikut petikan wawancaranya:
- Sebagai Ketua PDIP Aceh, apa yang ingin Anda lakukan untuk Aceh?
PDIP sebagai partai pemenang di Indonesia dan Presidennya juga dari PDIP, barangkali saya ingin menjadi jembatan komunikasi politik antara Aceh dan pusat.
- Caranya?