Saya akan memberikan input‑input kepada pemerintah pusat yang ujung‑ujungnya mengarah kepada kemajuan dan kesejahteraan rakyat. Jadi saya mau mencoba itu, bukan dalam arti transaksi pragmatis.
- Komunikasi seperti apa yang ingin Anda bangun?
Jika selama ini kita ingin mengetuk pintu pusat, itu kan kita harus cari dulu gerbang mana yang harus kita ketuk. Kalau sekarang kan gampang, artinya orang yang saya ketuk pintu itu orang saya sendiri.
Kemudian dari akses kepada kekuasaan (presiden), ketika kita ingin menyuarakan sesuatu kepada presiden kalau selama ini susah menyampaikan kepada siapa, tapi sekarang sudah bisa. Itulah yang kita coba komunikasikan.
‑ Saat ini masih banyak turunan UUPA belum direalisasikan pusat, tanggapan Anda?
Iya, sekarang masih banyak sekali turunan dari Undang‑Undang Nomor 11 tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh yang belum direalisasi. Itu adalah PR bersama.
‑ Apa penyebabnya?
Pertanyaannya siapa yang komunikasikan Aceh dengan Jakarta, ada tidak? Kalau ada dalam bentuk apa? Kalau hanya dalam sekali ke Jakarta dan dalam satu pertemuan langsung bilang A, setelah itu kapan dia teringat baru bilang lagi, tidak begitu modelnya. Mestinya kita lakukan dengan cara benar. Sehingga bisa tracking sejauh mana sebenarnya proses yang harus di‑follow‑up. Sekarang kita tidak seperti itu.
‑ Maksudnya tidak seperti itu?
Contoh, berapa banyak PP (Peraturan Pemerintah) yang tidak tuntas? Apa persoalannya. Memang Biro Hukum dengan Gubernur peduli tidak? Sudah dilakukan dengan benar tidak? Siapa yang perantara ke pusat? Itu kan persoalannya, tapi kita selalu salahkan pusat. Kalau kita menyalahkan tanpa ada resume‑nya, bagaimana kita mem‑follow‑up. Ini tidak boleh terjadi lagi.
‑ Lantas, apa sikap PDIP Aceh menyikapi masalah ini?
Memang kita di PDIP tidak ada kursi, paling tidak saya ingin menjadi bagian yang ingin mengubah warna. Harap‑harap itu dikuti oleh partai lain yang jumlah kursinya banyak. Toh tujuannya untuk kesejahteraan rakyat. Jadi semakin banyak orang yang mengawal isu yang sama, maka semakin baik.
‑ Anda yakin berhasil?
Saya lihat pengalaman saya secara individu, ketika berinteraksi dengan pihak pusat. Sebenarnya kalau informasi itu konstruktif dan rasional, itu tidak akan diabaikan. Selama ini orang partai selalu berteriak, bangun A, bangun B, bangun C, bangun D, tapi tidak ada yang tertulis, saya tidak mau seperti itu. Saya tidak mau ngomong doang tapi tidak ada realitasnya.(mas)