Kisah Inspiratif

Wanita Pemulung Ini Naik Haji Setelah 26 Tahun Menabung Hasil Jual Botol Bekas dan Pasir

Penulis: Zainal Arifin M Nur
Editor: Zaenal
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Maryani (63) warga Pulo Geulis RT 2 Babakan Pasar, Bogor Tengah, Kota Bogor

Sesekali, saat sungai Ciliwung di dekat rumahnya sedang meluap, ia mengumpulkan pasir untuk dijual sebagai tambahan tabungannya ke Tanah Suci.

Dari hasil mengumpulkan pasir itu, ia bisa mendapat 10 karung dimana satu karung pasirnya dijual Rp 10.000.

Meski berpenghasilan tak menentu, Maryani tetap istikomah menyisihkan uang hasil mulungnya.

Ia biasa menjual barang rongsok yang didapatkan per satu tahun agar mendapat penghasilan yang lebih banyak.

Hal ini dilakukannya setiap hari sejak tahun 1993.

"Kalau ngejualnya per hari teh uangnya kecil, paling sehari mah cuman dapet Rp 3.000 paling gede Rp 10.000. Jadi ibu kumpulin dulu sampai satu tahun baru ibu jual," cerita Maryani kepada TribunnewsBogor.com saat dijumpai di rumahnya, Kamis (11/7/2019).

Baca: Mengenang Ayah Doe, Sosok Pemberi Nama Haji Uma, Yusniar, Him Morning,dan Para Bintang Eumpang Breuh

Baca: Kakiyah, Tempat Bayar Dam di Mekkah  

Dalam satu tahun, ia biasanya mendapat uang Rp 1.200.000 dari barang bekas yang dikumpulkan.

Dari jumlah tersebut, Rp 1.000.000 ia tabung untuk berangkat haji sedangkan sisanya untuk simpanan pribadi.

Berbekal uang Rp 25.000.000 dari hasil menabung sedikit demi sedikit, tepatnya pada tahun 2012 Maryani mendaftarkan diri sebagai peserta calon haji.

"Waktu daftar, dibilangnya berangkat tahun 2020. Saya agak tenang karena masih ada waktu banyak untuk cari uang pelunasannya. Ternyata dipanggil lebih cepat," paparnya.

Kendati demikian, sebelum Maryani dihubungi untuk melakukan tes kesehatan pada bulan April lalu, ia dimudahkan mendapat uang Rp 10.000.000 untuk melunasi biaya pergi haji sebesar Rp 35.000.000.

Padahal, waktu pertama kali hendak mendaftar sebagai peserta calon haji, ia sempat ragu tidak bisa membayar biaya sisanya.

Namun dengan mengembalikan keyakinannya ingin menunaikan rukun islam yang ke-5 itu, pada akhirnya ia tetap mendaftarkan diri bahkan dilancarkan jalannya untuk mendapatkan uang.

"Yang dicari kan bukan cuma uang buat lunasin tapi untuk pegangan ibu di Mekkah juga harus ada. Tapi alhamdulillah, pas tanggal jatuh temponya ibu bisa bayar lunas. Alhamdulillah jadi berangkat," cerita Maryani dengan mata berkaca-kaca.

Meski usia tak lagi muda, Maryani nampak masih segar dan lincah layaknya usia produktif.

Halaman
1234

Berita Terkini