Ia mengaku tak malu sama sekali dengan profesinya meski berkutat dengan sampah setiap harinya.
Bahkan anak yang kini tinggal satu rumah bersama Maryani sebetulnya sudah tak lagi mengizinkannya untuk bekerja mencari rongsok.
Namun siapa sangka, justru dari sampah plastik yang ia kumpulkan puluhan tahun di pagi buta, bisa memberangkatkannya ke Tanah Suci seorang diri.
"Buat apa malu, malah ikut bantu bersihin lingkungan. Tadinya kotor jadi bersih," tutur Maryani.
Padahal, ia bercerita, 1 kg sampah plastik hanya bernilai Rp 2.000 - Rp 4.000 saja tergantung jenis botolnya.
Apalagi harga 1 kg kardus hanya bernilai Rp 1.000 saja.
"Setiap solat saya selalu berdoa, ya Allah saya mau ke Mekkah dan ziarah ke makam Rasulullah," ucap dia.
Baca: Kebakaran Hutan Landa Pegunungan Kuta Malaka, Lokasi Tak Bisa Diakses Damkar
Menyimpan Rahasia
Ibadah haji adalah kewajiban agama bagi umat Islam yang memiliki kemampuan secara fisik, mental, dan harta.
Haji wajib dilaksanakan setidaknya sekali seumur hidup.
Ibadah yang merupakan "pilar" kelima dari agama Islam ini, dimaksudkan untuk menunjukkan solidaritas di antara umat Islam dan kepatuhan mereka kepada Allah.
Karena kalender Islam didasarkan pada siklus bulan, tanggal haji berubah setiap tahun bagi negara yang merujuk kepada kalender Masehi.
Maryani mengatakan keinginannya untuk pergi haji semakin kuat setelah suaminya meninggal pada 1980-an dan dia telah menabung sejak tahun 1993.
Namun, pada saat itu dia tidak tahu bagaimana cara mendapatkan uang untuk naik haji karena dia dibesarkan dengan empat anak untuk dibesarkan.
"Jadi, saya mulai mengumpulkan botol bekas," kata Maryani seperti dikutip dari Anadolu Agency.