Efeknya, dia bersama istrinya, Juliana dan ketiga anaknya yang masih kecil harus tinggal di tenda darurat yang dibangun Tagana di bekas lokasi kebakaran.
Laporan Saiful Bahri I Lhokseumawe
SERAMBINEWS.COM, LHOKSEUMAWE - Satu unit rumah berdinding tepas milik Samsul Bahri di Desa Paloh Punti, Kecamatan Muara Satu, Lhokseumawe, Senin (5/8/2019) sekitar pukul 04.30 WIB, terbakar.
Efeknya, dia bersama istrinya, Juliana dan ketiga anaknya yang masih kecil harus tinggal di tenda darurat yang dibangun Tagana di bekas lokasi kebakaran.
Baca: KH Maimun Zubair Meninggal Dunia di Mekkah, Jokowi dan Kenangan Sorban Hijau Mbah Moen
Keuchik Paloh Punti, Zulfikar menjelaskan, kalau keluarga Samsul Bahri sampai saat ini masih menempati tenda darurat.
Untuk bantuan masa panik seperti sembako dan pakaian, memang sudah ada bantuan dari Pemko Lhokseuamwe dan juga PMI Lhokseumawe.
Namun saja saat ini masih banyak bantuan yang dibutuhkan, seperti seragam dan peralatan sekolah kedua anaknya, yakni Mauliza Sadila (11) dan Aswadi (10).
Keduanya sekarang masih duduk di bangku SD.
"Akibat tidak ada seragam dan peralatan, sampai hari ini mereka belum bisa bersekolah," ujar Zulfikar.
Lalu, bantuan yang masih dibutuhkan adalah peralatan bayi seperti pampers dan juga susu.
"Mereka adalah keluarga miskin. Jadi sudah selayaknya juga kita harapkan adanya perhatian pemerintah atau pihak lainnya agar mereka bisa mendapatkan bantuan rumah. Untuk lahan, mereka punya sendiri," pungkas Zulkifli.
Baca: Siswi SD Selamat dari Penculikan, Pelaku Kehabisan Bensin di Jalan, Begini Pengakuan Korban
Sebelumnya, sebagaimana diceritakan Juliana, pada malam kejadian, dia hanya tidur bersama tiga anaknya yakni, Mauliza Sadila, Aswadi, dan Putri Syakila.
Sedangkan suaminya sedang bekerja di kawasan Araselo Sawang, Aceh Utara.
Pada saat terjadi kebakaran, dia dan anaknya sedang pulas tertidur.
Tiba-tiba dia merasa gerah dan hendak bangun untuk minum.
Saat matanya terbuka, Jualina pun sangat terkejut, api sudah membakar dinding dan atap rumahnya.
Maka secara spontan dia pun menjerit-jerit yang membuat dua anaknya yakni Mauliza dan Aswadi terbangun.
Sedangkan Putri Syakila tidak terbangun juga, sehingga dalam kondisi panik dia tarik kaki Putri dari tempat tidur.
Selanjutnya digendong dan dibawa lari keluar rumah yang terus terbakar.
Dalam upaya menyelamatkan diri, Juliana lari menjauh dari rumah yang terbakar.
Namun saat sampai di jalan desa atau berjarak sekitar 20 meter dari rumahnya, dia terjatuh dan pingsan.
Baru sadar kembali setelah berada di rumah tetangga.
Sedangkan rumahnya habis dilalap api, tidak ada harta benda yang selamat, kecuali pakaian yang melekat di badan mereka.
Sesuai hasil penyelidikan pihak kepolisian, kebakaran diduga akibat konsleting listrik, sehingga kerugian ditaksir mencapai Rp 30 juta. (*)
Baca: Setelah 7 Hari, Semburan Gas di Aceh Timur Berhenti dengan Sendirinya