Ke Andaman Hanya 1 Jam, Nova Kirim Negosiator Ulung Lobi Menhub dan Malindo Air

Editor: bakri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah menerima kunjungan Duta Besar India untuk Indonesia, Pradeep Kumar Rawat di Rumah Dinas Wakil Gubernur Aceh, Banda Aceh, Senin (5/8/2019).

Dalam pertemuan itu, Nova juga meminta Pemeritah Pusat melalui kementerian terkait untuk segera membuka rute penerbangan dari Bandara SIM ke Port Blair di Kepulauan Andaman, India. "Jadi dari Port Blair itu hanya satu jam (penerbangan) ke Aceh. Sedangkan ke daratan India itu cuma 3 jam," jelas Nova.

Kepada Bambang Brodjonegoro, Nova juga menyampaikan bahwa Dubes India sudah lima kali datang ke Aceh, meminta dan membicarakan kerja sama yang bisa dilakukan. "Pak Menteri, kayaknya mereka butuh sekali kita. Apa yang saya butuhkan dari Pak Menteri adalah bimbingan termasuk orang-orang yang ahli dalam bernegosiasi, supaya kita dapat memanfaatkan posisi tawar yang tinggi terhadap India dalam konteks Port Blair di Andaman," ujar Nova.

Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Aceh, Makmur Budiman, langsung merespons perintah Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, yang meminta Kadin melakukan negosiasi terkait kerja sama Aceh-Andaman. Dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan road show ke India untuk mendalami penjajakan kerja sama tersebut.

“Kita nanti akan road show ke India dulu, kita akan melakukan pertemuan dengan Kadin India menanyakan barang-barang apa saja yang cocok dikirim dari Aceh. Yang sudah pasti tentu bicara harga, dengan harapan kerja sama ini terwujud mengingat jarak angkut yang dekat,” katanya saat dihubungi Serambi, Selasa (13/8).

Menurut Makmur, saat ini Andaman sedang melakukan pembangunan besar-besaran. Pemerintah India akan mengembangkan pariwisata di kepulauan yang dulunya dijadikan sebagai pangkalan militer terlengkap ini.

“Sekarang akan dikembangkan pariwisata. Mereka berharap banyak terjadinya perdagangan antara Aceh dan Andaman, karena mungkin dari seluruh dunia, jarak angkut yang paling dekat dengan Andaman adalah Aceh,” ujar pengusaha asal Montasik, Aceh Besar ini.

Peluang itu, kata Makmur, harus ditangkap dengan cepat. Apabila kerja sama itu terwujud, maka dipastikannya akan banyak terjadi kegiatan ekspor-impor. Saat ini saja dengan dilakukan pembangunan besar-besaran di Andaman, makmur mengatakan akan banyak kebutuhan material yang bisa dikirim dari Aceh.

“Material yang dibutuhkan bisa kita datangkan dari Aceh, salah satu contoh batu pecah. Mungkin bisa juga CPO, minyak nilam, dan lainnya, termasuk juga rempah-rempah seperti kunyit, pala, dan lain-lain,” ungkap dia.

Salah satu keuntungan besar yang bisa diraih Aceh dengan kerja sama ini adalah terbukanya jalur ekspor-impor Aceh-Andaman. Selama ini iklim ekspor-impor di Aceh tak berdaya. Beberapa geliat ekspor-impor yang terjadi harus berakhir karena kekurangan barang ekspor.

“Dengan usaha ini kita harap usaha UMKM kita bisa hidup, di samping itu juga terjadi konektivitas pariwisata dan penerbangan dari India ke Aceh. Kita juga berharap investor dari India bisa melakukan investasi di Aceh, karena itu pemerintah Aceh sangat serius dengan kerja sama ini,” ujar Makmur.

Pusat mendukung

Makmur juga menyatakan bahwa Pemerintah Pusat sangat mendukung kerja sama Aceh-Andaman (India). Bahkan Presiden Jokowi mendorong agar kerja sama itu cepat terealisasi, sehingga proses ekspor-impor bisa segera dilakukan.

“Pusat sudah sangat serius, karena ini juga hasil diskusi Pak Jokowi dengan Perdana Menteri India. Pak Jokowi mendorong cepat berhasil kerja sama dengan Andaman. Menlu India kabarnya dalam waktu dekat juga akan mengunjungi Indonesia,” ujar Makmur. (dan/mas)

Berita Terkini