Bukan hanya tidak menyediakan wifi, pemilik warung ini pun melarang para pengunjungnya bermain game online.
“MAAF, ANDA TIDAK DIIZINKAN BERMAIN GAME DI SINI.”
Pengumuman yang dicetak dalam huruf capital di atas stiker khusus itu, tertempel di beberapa sudut kedai kopi tiga pintu ini.
Selain larangan bermain game, tertempel pula beberapa stiker bertulis kalimat bijak.
“JANGAN SIA-SIAKAN WAKTU PRODUKTIF ANDA. Ujung Tombak Perubahan Ummat”.
Jadinya, suasana warung kopi ini masuk kategori antimainstream (sesuatu yang unik atau tidak biasa) untuk ukuran saat ini.
Di sini, Anda tidak akan melihat kumpulan orang yang duduk semeja, tapi masing-masing lalai dengan gawai atau gadget masing-masing.
Semua orang, termasuk para remaja dan mahasiswa, sibuk berinteraksi dengan sesamanya.
Telepon pintar mereka dibiarkan tergeletak di atas meja.
Hanya dilihat sekilas dan sekejab saja.
Sesuatu yang sangat jarang ditemukan di warung-warung kopi lainnya di seluruh Aceh.
Tak ada juga orang-orang yang bekerja dengan laptop.
Sama halnya tidak ada pengunjung yang lalai menonton televisi, karena di warkop ini memang tidak ada layar televisi.
Tapi jangan anggap warung kopi ini sepi dan dijauhi anak muda.
Warung ini tak pernah sepi, hingga banyak mobil harus parkir di seberang jalan.