Bumi Memanas dengan Lebih Cepat, Apa Penyebabnya?
SERAMBINEWS.COM - Penelitian terbaru yang diterbitkan oleh Nature Geoscience bulan Juli lalu menyoroti makin memanasnya planet Bumi selama 2.000 tahun belakangan.
Melalui penelitian tersebut, kita akhirnya memiliki gambaran yang lebih jelas tentang perbedaan suhu Bumi dari dekade ke dekade dan apa yang mendorong perubahan tersebut sebelum mulainya Revolusi Industri.
Berbeda dengan teori sebelumnya yang menyebutkan bahwa perubahan suhu sebelum masa industrial yang terjadi selama 2.000 tahun terakhir disebabkan oleh Matahari, penelitian kami menemukan bahwa gunung berapi turut bertanggung jawab terhadap fluktuasi temperatur yang terjadi pada Bumi.
Namun, kedua hal tersebut menjadi tidak sebanding dengan efek perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia di zaman modern.
Baca: Mengenal Azhari Cagee, Komandan Bom yang Dipukul Oknum Aparat saat Demo Bendera Bintang Bulan
Baca: Ny Mutia Agung Sukoco, Setia Dampingi Suami Bertugas Hingga ke Papua
Baca: Hendak Minta Gaji yang Belum Dibayar, Mantan Karyawan Malah Dimaki-maki hingga Usir
Membaca cincin pohon
Tanpa termometer, buoy (alat yang mengapung di laut untuk ukur suhu), dan satelit untuk mencatat suhu, kita memerlukan metode lain untuk mengetahui iklim di masa lalu.
Untungnya, alam telah menuliskan jawaban untuk kita. Kita hanya harus belajar cara membacanya.
Karang, inti es, cincin pohon, sedimen danau, dan inti sedimen laut memberikan banyak informasi tentang kondisi masa lalu, atau disebut sebagai data “proksi”, yang apabila digabungkan dapat menggambarkan iklim global di masa lalu.
ilustrasi pemanasan global - Ekaterina_Simonova
Cincin pohon, karang, dan inti es semuanya menyediakan ‘data proksi’ - informasi tentang perubahan suhu selama berabad-abad.
Simon Stankowski/Unsplash
Para ilmuwan di seluruh dunia menghabiskan ribuan jam di lapangan dan laboratorium untuk mengumpulkan dan menganalisis sampel, yang akhirnya mempublikasikan data mereka agar peneliti lainnya bisa melakukan analisis lebih lanjut.
Tim kami bersama dengan banyak ahli lainnya telah menganalisis dan menyusun data terkait dengan suhu selama 2.000 tahun terakhir dari seluruh dunia.
Kami pun berhasil menghimpun basis data terbesar di dunia untuk data proksi terkait dengan suhu. Data ini sudah terbuka untuk publik.
Baca: Ahli Astrofisika Asal Spanyol Temukan Planet Baru yang Bisa Dihuni Manusia, Seperti Apa?
Baca: Tolong Polisi yang Terbakar Saat Aksi Demo Mahasiswa di Cianjur, Foto Pelajar Ini Viral
Konsistensi metode rekonstruksi suhu global
Setelah menghimpun data, tim kami mulai melakukan rekonstruksi suhu global pada masa lalu.