Mengenal Azhari Cagee, "Komandan Bom" yang Dipukul Oknum Aparat saat Demo Bendera Bintang Bulan
Laporan Yocerizal | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Kabar pemukulan terhadap anggota DPRA, Azhari Cagee, yang diduga dilakukan oleh sejumlah oknum polisi beredar cepat pada Kamis (15/8/2019) sore.
Azhari Cagee dipukul bersama beberapa mahasiswa yang memaksa menaikkan bendera Bintang Bulan di pekarangan Gedung DPRA, di Banda Aceh.
Kabar itu jelas mengagetkan. Antara percaya dan tidak, bagaimana seorang anggota dewan terhormat yang memiliki hak imunitas bisa jadi korban pemukulan.
Awalnya kabar tersebut seperti hoaks yang tak jelas sumbernya.
Namun terbantahkan ketika menjelang magrib, video pemukulannya mulai beredar dan diberitakan oleh sejumlah media online.
Lantas siapakah sebenarnya Azhari Cagee yang disebut-sebut juga mantan kombatan GAM?
Baca: Azhari Cagee Buka Baju di Gedung DPRA, Tunjukkan Bekas Pukulan Oknum Polisi di Tubuhnya
Baca: Ketua DPRA: Azhari Cagee Dipukul Secara Sporadis oleh Oknum Polisi saat Ricuh Demo Bendera di DPRA
Baca: Kapolresta Bantah Ada Pemukulan Terhadap Azhari Cage saat Demo di DPRA, Ini Kronologi Versi Polisi
Baca: Azhari Cagee Lapor ke Polda Mengaku Dipukul Aparat
Tak banyak informasi seputar masa lalu pria yang akrab disapa Cagee ini.
Apalagi semasa konflik Aceh, namanya juga nyaris tak terdengar.
Informasi yang diperoleh Serambinews.com, Azhari Cagee lahir di Panton, Nisam, Aceh Utara, pada 1976.
Artinya, saat ini dia sudah berusia 43 tahun.
Dalam sebuah wawancara dengan bbc tahun 2015 lalu, Azhari Cagee mengaku bergabung dengan GAM pada tahun 1998.
Dia pernah menjadi petugas penghubung, komandan pleton, serta dipercaya menjadi komandan operasi.
Dia juga pernah menjadi 'komandan bom’ karena sering ditugasi melakukan peledakan bom.
Begitu perjanjian damai MoU Helsinki ditandatangani tahun 2005, Cagee memutuskan terjun ke dunia politik.
Dia ikut dalam Pemilu 2009 dan terpilih sebagai Anggota DPRK Aceh Utara.
Cagee maju melalui Partai Aceh (PA), partai lokal yang didirikan oleh para tokoh mantan GAM.
Baca: Kisah Tragis Brigadir Hedar, Tugas Menyamar Berujung Maut di Tangan KKB Papua, Ayah Sebut Dijebak
Baca: KKB Lekagak Paling Berbahaya di Segitiga Hitam Papua, Briptu Heidar Dijebak dan Meninggal Ditembak
Baca: Banyak Prajurit Gugur di Papua, Ternyata Oknum TNI Jual Amunisi ke OPM dan Bertugas di Kodim Mimika
Tahun 2009 juga merupakan tahun pertama Partai Aceh ikut serta dalam Pemilu.
Pemilu tahun 2014, Cage maju ke level provinsi sebagai anggota DPRA dan kembali terpilih.
Namun langkahnya untuk terus naik level ke tingkat nasional (DPR RI) terhenti dalam Pemilu 2019 kemarin.
Meski hanya 5 tahun di DPRA, nama Azhari Cagee sudah cukup populer di masyarakat dan memberi warna tersendiri di DPRA.
Ia tanpa sungkan berbicara pedas, termasuk kepada lawan politik dan pemerintah pusat.
Mungkin karena itu pula Ketua Komite Peralihan Aceh (KPA), Muzakir Manaf alias Mualem lantas menunjuk Cagee sebagai Juru Bicara KPA, menggantikan Mukhlis Abee.
Namun selain itu, Azhari Cagee juga dikenal kontroversial sehingga terkadang membuat orang lain geleng-geleng kepala.
Salah satunya adalah pernyataan siap memotong jari telunjuk jika dirinya tidak mundur dari DPRA.
Pernyataan itu ia sampaikan menanggapi komentar pengamat yang menganggap bahwa rencana dirinya mundur hanyalah gertak sambal.
Baca: 4 Fakta Unik Momen 17 Agustus, Soekarno Sebut Teks Proklamasi Dibacakan dengan Mikrofon Curian
Baca: LIVE STREAMING Upacara 17 Agustus 2019 HUT RI ke 74 Pengibaran Bendera Merah Putih
Baca: Ahli Astrofisika Asal Spanyol Temukan Planet Baru yang Bisa Dihuni Manusia, Seperti Apa?
Ia dan beberapa anggota DPRA lainnya memang menyatakan akan mundur jika Mahkamah Konstitusi (MK) tidak menggunakan UUPA dalam menyelesaikan sengketa Pilkada Aceh.
Ia juga pernah membuat kaget seluruh peserta sidang paripurna pada penutupan masa persidangan IV DPRA, 31 Oktober 2017 lalu.
Ia menginterupsi Ketua DPRA, Tgk Muharuddin ketika akan menutup sidang.
Setelah selesai mengingatkan akan pentingnya mengadvokasi UUPA, Cagee tiba-tiba berdiri.
Ia maju ke depan sambil membawa bendera Bintang Bulan yang telah diikatkan di tiang kecil.
Bendera itu lantas ia serahkan kepada Wakil Gubernur Aceh, Nova Iriansyah.
"Tolong Pak Wagub, ini diperjuangkan," pinta Azhari Cagee.
Ya, seperti itulah Azhari Cagee. Dia dikenal vokal dan kritis terutama terkait isu-isu kewenangan Aceh.
Termasuk salah satunya soal bendera dan lambang Aceh.(*)
BACA JUGA BERITA POPULER
Baca: Cinta Segi 3 Prada DP, Hamili Vera Sebelum Jadi Anggota TNI, 4 Kali Berhubungan Badan dengan Serli
Baca: Oknum Guru Honorer Jalin Asmara dengan Siswi SMA, Bermesraan di Kamar Kos, Orang Tua Lapor Polisi
Baca: Tolong Polisi yang Terbakar Saat Aksi Demo Mahasiswa di Cianjur, Foto Pelajar Ini Viral
Baca: Bintang Real Madrid Eden Hazard Cedera, Gareth Bale Berpeluang Gantikan Posisinya hingga 4 Minggu