Pulau Kalimantan Tak Sepenuhnya Bebas Gempa, BMKG Ungkap 3 Sesar Ini Bisa Jadi Pemicunya

Editor: Amirullah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gempa bermagnitudo 5,0 atau lebih besar yang terjadi di wilayah Indonesia selama 50 tahun sejak 1968 hingga September 2018 yang dicatat oleh USGS. Data diambil pada 30 September 2018 pukul 20.00 WIB.(KOMPAS.com/LAKSONO HARI W)

Pulau Kalimantan Tak Sepenuhnya Bebas Gempa, BMKG Ungkap 3 Sesar Ini Bisa Jadi Pemicunya

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Presiden Jokowi menjanjikan pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan.

Selain alasan pemerataan dan keadilan ekonomi, Kalimantan diklaim sebagai lokasi yang minim akan bencana, mulai dari bencana longsor, gempa bumi dan lainnya.

Namun menurut Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, Kalimantan tidak sepenuhnya terbebas dari gempa.

Bahkan, pihaknya mengungkapkan adanya tiga sesar yang ada di wilayah Kalimantan Timur (Kaltim).

"Secara geologi dan tektonik, di wilayah Provinsi Kaltim terdapat 3 struktur sesar sumber gempa, yakni Sesar Maratua, Sesar Mangkalihat, dan Sesar Paternostes," ujar Daryono kepada Kompas.com, Jumat (23/8).

Baca: Gempa Banten Terasa Hingga Jakarta: Benarkah Kalimantan yang Akan Jadi Ibu Kota RI Aman dari Gempa?

Baca: VIRAL - Pesan Berantai Sebut Patahan Sunda Capai Titik Kritis dan Potensi Gempa 9 SR, Ini Faktanya

Menurut pantauan BMKG, Sesar Maratua dan Sesar Mangkalihat yang terletak di Kabupaten Berau dan Kabupaten Kutai Timur tersebut masih menunjukkan tanda-tanda keaktifan.

Hal ini ditunjukkan dalam peta seismisitas, terlihat dua zona besar ini memiliki aktivitas kegempaan yang cukup tinggi dan membentuk klaster sebaran pusat gempa yang berarah barat sampai timur.

Catatan sejarah gempa

Sementara itu, Daryono menjelaskan mengenai keterkaitan Sesar Maratua dan Sesar Sangkulirang yang menimbulkan sejumlah gempa signifikan di Kaltim.

Berikut rinciannya:

1. Gempa dan Tsunami Sangkulirang terjadi pada 14 Mei 1921.

Dampak gempa Sangkulirang dilaporkan menimbulkan kerusakan memiliki skala intensitas VII-VIII MMI, yang berarti terdapat banyak bangunan yang mengalami kerusakan dengan tingkatan sedang hingga berat.

Gempa kuat ini kemudian diikuti tsunami yang mengakibatkan kerusakan di sepanjang pantai dan muara sungai di Sangkulirang, Kaltim.

2. Gempa Tanjung Mangkalihat berkekuatan M 5,7 pada 16 November 1964.

Halaman
123

Berita Terkini