1 Muharram 1441

Tausiyah 1 Muharram 1441 H, Tu Sop: Seburuk-buruk Manusia Adalah Orang Tua yang Berjiwa Muda

Penulis: Zainal Arifin M Nur
Editor: Zaenal
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ulama kharismatik Aceh Tgk. H. M. Yusuf A Wahab menyampaikan tausiyah pada peringatan tahun baru Islam 1 Muharram 1441 H, di Masjid Besar Baiturrahim Kecamatan Jeunieb Kabupaten Bireuen pada Sabtu (30/08/2019) malam.

“Anak-anak kita hari ini dibentuk di lingkungan yang salah, maka ini menjadi tugas kita untuk memperbaikinya dan mempersiapkan generasi masa depan yang mampu bersaing dan menyukseskan dunia dan akhirat," kata Tu Sop.

 

SERAMBINEWS.COM – Ulama kharismatik Aceh Tgk. H. M. Yusuf A Wahab menyampaikan tausiyah pada peringatan tahun baru Islam 1 Muharram 1441 H, di Masjid Besar Baiturrahim Kecamatan Jeunieb Kabupaten Bireuen pada Sabtu (30/08/2019) malam.

Kegiatan yang dirangkai dengan Pengajian dan zikir Akbar Majelis Zikir Yadara dilaksanakan oleh forum Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) Jeunieb.

Humas Ikatan Penulis Santri Aceh (IPSA) Kabupaten Bireuen, Al-Fadhal dalam rilis kepada Serambinews.com mengatakan, dalam tausiyahnya, ulama yang akrab disapa Tu Sop ini antara lain menyampaikan tentang tiga fase dalam kehidupan manusia.

Yaitu, masa lalu (alam rahim dan masa kanak-kanak), masa kini (saat kita dewasa), dan massa depan(saat mempunyai keturunan dan alam barzah).

“Maka perlu persiapan setiap kita dalam menghadapi tiga fase ini,” kata Pimpinan Dayah Babussalam Al Azizah Jeunieb ini.

Tu Sop kemudian mengutip sebuah hadits Nabi Saw tentang sifat manusia yang terbaik dan terburuk.

"Seburuk-buruk manusia adalah orang tua yang berjiwa muda, dan sebaik-baik manusia ialah anak muda yang berkepribadian dewasa, artinya perkembangannya lebih cepat dan lebih maju,” ungkap Tu Sop.

Baca: Nurdin Pasien Miskin yang Lumpuh di Aceh Barat Meninggal Dunia

Baca: Ini Agenda Lengkap Wapres Jusuf Kalla di Banda Aceh Besok

Menurutnya, sifat ini akan terbentuk berdasarkan pendidikan di lingkungan kehidupannya, mulai rumah tangganya (orang tua), lingkungan jiran (sanak familinya), maupun lingkungan dalam sebuah bangsa.

“Oleh karena itu, ibu dan ayah adalah guru pertama bagi seorang anak, sehingga rumah tangga adalah sebuah lembaga kecil untuk sebuah pendidikan bagi anak-anak,” ujarnya.

“Ini adalah patron yang telah dibuat oleh Rasulullah bagi ummatnya yang saat ini kita lupakan. Maka wajar generasi kita kalah bersaing dan menjadi sumber masalah dalam kehidupan, karena ibu dan bapak kita tidak menjadi orang tua yang baik,” kata Tu Sop yang juga Dewan Pembina Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) ini.

Berbicara tentang pendidikan di sekolah, Tu Sop mengatakan, pendidikan yang diterapkan saat ini targetnya adalah lulus ujian, dapat ijazah, dan ujung-ujungnya berorientasi mencari kerja.

Sangat jarang ada yang berorientasi mendidik dan membentuk generasi yang berakhlak dan bisa menciptakan kehidupan madani.

"Saya tidak menyalahkan siapa-siapa, jika salah, saya siap berdialog dengan siapa saja, karena ini adalah tugas kita bersama," sebut Tu Sop.

Halaman
12

Berita Terkini