Berita Luar Negeri

AS Jatuhkan Sanksi ke Badan Antariksa Iran, Dituduh Terlibat Program Misil Balistik

Editor: Muhammad Hadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto yang diunggah Presiden Amerika Serikat Donald Trump melalui akun Twitter miliknya, pada Sabtu (31/8/2019), yang menunjukkan apa yang diklaim sebagai pangkalan peluncuran roket Iran dengan beberapa tanda bekas terjadinya ledakan.

SERAMBINEWS.COM - Amerika Serikat menjatuhkan sanksi pada badan antariksa sipil dan dua organisasi riset Iran, pada Selasa (3/9/2019).

Sanksi tersebut dijatuhkan setelah Washington menuding badan antariksa dan organisasi riset Iran itu digunakan untuk memajukan program rudal balistik Teheran.

Sanksi Departemen Keuangan AS tersebut menargetkan Badan Antariksa Iran, Pusat Penelitian Antariksa Iran, dan Lembaga Penelitian Astronautika, menurut pernyataan di situs resmi.

"Amerika Serikat tidak akan mengizinkan Iran menggunakan program peluncuran luar angkasa sebagai kamuflase untuk memajukan program rudal balistik," kata Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, dalam sebuah pernyataan.

Baca: Donald Trump Unggah Informasi Rahasia, Disebut Foto Kegagalan Peluncuran Roket Iran

Pompeo menambahkan, upaya Iran untuk meluncurkan roket ke luar angkasa pada 29 Agustus sebagai "ancaman yang mendesak".

Insiden ledakan terjadi di landasan peluncuran roket di Pusat Antariksa Imam Khomeini, di Iran utara, pada Kamis pekan lalu, sebelum sempat meluncurkan satelit yang telah dijadwalkan.

Teheran diyakini telah merencanakan upaya ketiga untuk peluncuran satelit ke luar angkasa.

Dua peluncuran sebelumnya di bulan Januari dan Februari gagal menempatkan satelit tersebut di orbit.

Menurut Departemen Luar Negeri AS, sanksi terhadap badan antariksa Iran itu merupakan bagian dari kampanye tekanan AS selama bertahun-tahun demi mencegah Iran mengembangkan persenjataan nuklir.

Baca: Karena Suami Sibuk Belajar untuk Ujian, Istri Ingin Bercerai Hingga Berujung ke Pangadilan   

Namun sanksi itu juga menjadi yang pertama kali dikenakan kepada badan antariksa milik Iran.

Washington khawatir teknologi balistik jarak jauh yang digunakan untuk menempatkan satelit ke orbit juga dapat dimanfaatkan dalam peluncuran hulu ledak nuklir.

Badan Antariksa Iran mengembangkan satelit dan meluncurkan teknologi kendaraan, serta bekerja sama dengan Pusat Penelitian Antariksa Iran untuk tugas sehari-hari, termasuk penelitian dan pengembangan.

"Kedua badan itu juga bekerja sama dengan organisasi misil balistik berbahan bakar cair yang disanksi, Grup Industri Shahid Hemmat," kata Departemen Luar Negeri AS.

Sementara itu, masih menurut departemen luar negeri, Lembaga Penelitian Astronautika telah mengelola proyek peluncuran kendaraan ruang angkasa.

Baca: Jika Perang Terjadi, Rudal China Bisa Lenyapkan Pangkalan AS di Asia dalam Hitungan Jam

Iran telah menegaskan bahwa program pengembangan roketnya adalah untuk penggunaan sipil di luar angkasa dan membantah jika itu hanya kedok untuk pengembangan peluncuran senjata.

Diberitakan sebelumnya, Presiden AS Donald Trump sempat mengunggah sebuah foto dalam twitnya, pada Jumat (30/8/2019).

Foto itu menunjukkan dengan jelas apa yang tampaknya seperti sebuah landasan peluncuran roket dengan sejumlah kerusakan akibat ledakan.

Para pakar intelijen pun mengatakan Trump mungkin telah mengekspos foto resolusi tinggi yang diyakini diperoleh melalui satelit mata-mata AS.

Pemerintah Iran telah mengakui jika benar terjadi ledakan pada landasan peluncuran roket miliknya.

Namun Teheran menyesalkan langkah Trump yang terkesan "senang" atas insiden itu dengan mengunggahnya ke media sosial.(*)

Baca: Harga Emas Bergerak Naik Hari Ini, Berikut Harga Lengkapnya

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Dituduh Terlibat Program Misil Balistik, Badan Antariksa Iran Disanksi AS

Berita Terkini