Berita Banda Aceh

Isi Seminar di UIN Ar-Raniry, Haji Uma Bicara Soal Melindungi Seni dan Budaya Aceh

Penulis: Muhammad Nasir
Editor: Nurul Hayati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anggota DPD RI, Sudirman alias Haji Uma

"Pembatasan budaya yang sesuai dengan syariat islam, mungkin selama ini hal itu kurang disenangi oleh pihak tertentu, tapi justru telah menyelamatkan budaya Aceh," Kata Haji Uma.

Laporan Muhammad Nasir I Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Aggota Komite II DPD RI asal Aceh, H Sudirman atau  yang biasa disapa Haji Uma mengisi acara Seminar Nasional yang bertema tentang 'Wajah Seni dan Budaya Islam Aceh Melayu'.

 Haji Uma mengisi seminar nasional tersebut bersama tiga pemateri lainnya. 

 Acara yang diselenggarakan oleh Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Ar-Raniry itu berlangsung di Gedung Pasca Sarjana UIN Ar-Raniry, Banda Aceh, Selasa (10/09/2019).

Kegiatan dibuka langsung oleh Rektor UIN Ar-Raniry, Prof Dr H Warul Walidin AK MA.

Kehadiran Haji Uma sebagai salah seorang narasumber, cukup menghidupkan suasana seminar.

Apalagi kelihaian Haji Uma melantunkan syair-syairnya dalam bahasa Aceh, hingga membuat ruangan riuh dengan dengan tepuk tangan peserta yang hadir. 

Baca: BC Meulaboh Usut Kasus Rokok Ilegal, Hasil Tangkapan di Simeulue dan Aceh Selatan  

Dalam materinya,  Haji Uma menyampaikan, syariat islam yang diberlakukan melindungi budaya Aceh.

"Pembatasan budaya yang sesuai dengan syariat islam, mungkin selama ini hal itu kurang disenangi oleh pihak tertentu,  tapi justru telah menyelamatkan budaya Aceh," Kata Haji Uma.

Ia juga mengajak masyarakat, menjadikan media sosial untuk mengkampanyekan budaya Islami.

"Mari kita gunakan sosial media untuk mempromosikan budaya Islam, 'Tanyoe beek lalei ngon Tik Tok' artinya kita jangan sibuk dengan tik tok. Mari kita gunakan sosmed dengan bijak kita manfaat untuk mempromosikan budaya Aceh yang mengandung nilai-nilai yang islami," ajaknya. 

Baca: Pengurusan Paspor di Kantor Imigrasi Takengon Meningkat Paska Musim Haji

Ia menambahkan,  hancur dan majunya sebuah bangsa, pintu utamanya adalah budaya. 

"Ada negara yang hancur bukan karena kekuatan militer, tetapi karena hancurnya budaya," ungkap Haji Uma.

Haji Uma juga mendorong, agar penampilan budaya Aceh dapat disukai oleh masyarakat Aceh dan menjadi tontonan favorit. 

Karena,  kata dia,  selama ini konser band selalu mendapat sponsor swasta.

Sedangkan acara budaya selalu harus disponsori pemerintah. 

"Kedepan ini jangan lagi seperti ini, acara seni budaya harus banyak sponsor,  jangan cuma harap dari pemerintah, " ujarnya.

Baca: Wakil Rakyat Aceh di DPR RI, Irmawan, Minta Pembangunan Waduk Tiro Dilanjutkan

Haji Uma juga mengatakan bahwa, seni budaya Aceh tidak harus bertentangan dengan syariat.

Jika pun ada suatu seni yang bertentangan,  maka sebaiknya dikembangkan seni lain yang tak bertentangan. 

Selain H Sudirman (Haji Uma) yang menjadi pemateri  dalam acara tersebut, juga ada Teuku Ahmad Dadek SH (Asisten II Pemerintah Aceh), Prof Drs. Yusni Saby MA PhD (Guru besar UIN Ar-Raniry Banda Aceh), Irini Dewi Wanti SS MSP (Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Aceh), Dr Sulaiman Juned SSn MSn (Dosen Institute Seni Indonesia Padang Panjang, Sumatra Barat), dan Drs Nurdin AR MHum (Dosen Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry).

Seminar tersebut diikuti oleh mahasiswa, dinas terkait, komunitas seni, dan dosen, serta juga turut hadir Dekan Fakultas UIN Ar-Raniry Dr Fauzi Ismail MSi. (*)

Baca: Seorang Istri Bakar Suami Gara-gara Perkosa Anak Kandung Berusia 7 Tahun, Ini Fakta Sebenarnya


Berita Terkini