Semula ibu rumah tangga (IRT) dua anak itu, menanam cabai rawit hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Berawal Iseng-iseng, IRT di Aceh Singkil Ini Panen Rezeki dari Cabai Rawit, Manfaatkan Tanah Lumpur
Laporan Dede Rosadi I Aceh Singkil
SERAMBINEWS.COM, SINGKIL - Harga cabai rawit di Kabupaten Aceh Singkil, terus melejit mencapai Rp 50 ribu per kilogram.
Kondisi itu menjadi anugerah bagi Wati, penduduk Gosong Telaga Barat, Singkil Utara, yang memanfaatkan lahan kosong di samping rumahnya untuk menanam cabai rawit.
Semula ibu rumah tangga (IRT) dua anak itu, menanam cabai rawit hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Tak dinyana sebulan terkahir, produksi cabai rawit yang ditanamnya menjadi rebutan pembeli.
"Lumayan hasil penjualaan cabai rawit bisa untuk jajan anak-anak," katanya, Jumat (13/9/2019).
Menurut Wati, berapapun jumlah cabai rawit yang berhasil dipanen dari kebunnya langsung laku dijual.
Baca: Terhitung September 2019, Member TFC Dapat Gratis Sanger Espresso di Hotel Kyriad Muraya
Baca: Malam Ini Persiraja Tantang PSGC Ciamis tanpa Empat Pemain Inti
Baca: Dua Jamaah Haji Aceh Masih Dirawat di Arab Saudi
Permintaan tertinggi cabai rawit berasal dari penjual gorengan serta pedagang sayur mayur.
Cabai rawit ditanam Wati di lahan kosong samping rumahnya ukuran 2 x 4 meter.
Lantaran hanya iseng-iseng, cara tanamnya tidak ditata baik seperti petani profesional.
Perempuan 29 tahun itu, menama cabai secara tidak beraturan dengan memanfaatkan tanah lumpur sebagai media tanam.
Bersama sang kakak, ia pun tidak menggunakan pupuk kimia untuk merawatnya.
Setiap pagi hanya memanfaatkan menyiramnya menggunakan bekas cucian piring dan air bilasan beras.
Sedangkan pupuk mengambil sisa bekas pembakaran sampah.
Sejauh ini lahan di dekat permukiman penduduk Aceh Singkil, masih banyak dibiarkan terlantar.
Kondisi itu sangat disayangkan, sebab dengan ditanami sayuran saja dapat mengahasilkan uang. (*)