Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang
SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG - Di tengah kesibukannya sebagai istri Bupati Aceh Tamiang H Mursil, Rita Syntia ST MM tetap memilih aktif sebagai dosen di Universitas Samudera (Unsam) Langsa. Hilir mudik Kualasimpang-Langsa pun harus ditempuhnya agar terus update dan upgrade ilmu pengetahuan.
Dosen memang menjadi pilihan Rita. Dia memutuskan total menjadi dosen di Unsam tatkala karirnya di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Aceh Timur sedang bagus-bagusnya. Bayangkan, belum genap setahun lulus CPNS melalui formasi S2, Rita sudah menerima SK PNS pada 2006.
Karirnya pun terus melejit. Selang beberapa bulan kemudian, dia sudah dipercaya menjadi Pj Kasubbag Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Dinas PU Aceh Tamiang yang belakangan menjadi pejabat definitif pada 2009.
"Saya sudah sudah mengajar sejak menjadi pegawai di Dinas PU Aceh Timur. Jadi waktu sudah menerima SK PNS pun tetap berbagi waktu mengajar," kata Rita ketika ditemui di pendopo Bupati Aceh Tamiang, Minggu (15/9/2019) malam.
Tapi berbagi waktu ini tidak bisa diterapkan seterusnya. Pada 2011, Rita dengan sangat terpaksa harus meninggalkan profesi dosennya seiring tugasnya di Dinas PU Aceh Timur semakin menumpuk.
Harapannya kembali ke dunia kampus semakin melambung jauh tatkala dia harus ikut mendampingi suami tugas ke Banda Aceh pada 2013.
"Vakum jadi dosen tahun 2011. Awalnya karena sudah sibuk menjabat Kabid, kemudian bapak pindah ke Banda Aceh. Harus saya dampingikan," ujar alumni Unisyiah angkatan 1993.
Ibarat jodoh tak akan ke mana, asa berkecimpung di kampus muncul lagi di tahun 2015. Menariknya, saran untuk kembali mengajar justru datang dari sang suami.
Tanpa pikir banyak, Rita pun langsung mengurus segala keperluan agar bisa kembali ke Unsam, termasuk peralihan status pegawai daerah di Dinas PU Aceh Timur menjadi pegawai pusat di Kemendikti.
"Saya diminta bapak urus anak-anak, gak usah kejar kali karir jadi Kadis. Kalau dosen boleh, karena kalau kita mendidik anak orang, anak kita dijaga Allah," beber Rita membocorkan pesan suaminya.
Setelah total menceburkan diri jadi dosen, bukan berarti kesibukan wanita yang menyelesaikan program S2 di Universitas Borobudur, Jakarta berkurang.
Justru dengan statusnya sebagai istri kepala daerah, Rita harus berbagi waktu untuk mengurus PKK dan organisasi daerah lainnya.
Saat ini dia bersama TP PKK sedang fokus menciptakan wanita Aceh Tamiang menjadi wirausahawan.
Menurutnya cukup banyak potensi lokal yang bisa dijadikan sumber pendapatan masyarakat, misalnya saja produk turunan dari mengkudu yang sudah diciptakan menjadi sabun, sirup, teh dan kopi.
Belum lagi kerupuk yang terbuat dari ikan, bonggol pisang dan gonggong. Ada pula sirup bakau, cemilan akar pinang dan selai kulit pisang.
Menurut Rita, seluruh produk ini memiliki kualitas baik dan layak dipasarkan di minimarket.
"Persoalan UMKM kita saat ini bukan pada kualitas, tapi tidak ada pasar, tidak tahu dijual kemana. Makanya kami berjuang membantu memasarkannya secara online dan melalui minimarket," kata dia.
Upaya mewujudkan produk lokal "mejeng" di minimarket hingga kini masih terus dilakukan dengan berkoordinasi dengan tiga instansi, yakni Disperindag, Dinkes dan Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (KP2TSP).
"Bila sudah hadir di minimarket, semakin mudah dijumpai pembeli. Inikan bermuara pada pendapatan perajin," lanjut Rita.
Tidak hanya makanan, perhatiannya juga dia curahkan pada perajin tradisional dan objek wisata. Survey lokasi dan bertemu langsung para perajin sudah dilakukannya.
Rita mengaku tidak semua kegiatan ini sesuai dengan disiplin ilmunya, Teknik Mesin. Namun, kegiatannya sebagai dosen diakuinya telah banyak menolongnya.
Selain wawasan, relasinya sesama dosen sering dilibatkan untuk memecahkan persoalan yang dihadapi masyarakat.
"Menjadi dosen itu menuntut kita agar terus update dan upgrade ilmu pengetahuan dan wawasan. Manfaatnya saya rasakan sekarang, karena bisa mencarikan solusi bagi perajin-perajin yang saya temui," ucapnya.(*)
Baca: Begini Janji Disampaikan Wakil Walikota Lhokseumawe Saat Temui Pendemo
Baca: Disangka Harimau, Ternyata yang Ditemukan Warga di Gampong Ie Jeureuneh, Trumon, adalah Hewan Ini
Baca: Cut Meyriska Dilarikan ke Rumah Sakit, Istri Roger Danuarta Ungkap Hasil Pemeriksaan
Baca: Saat Ditembak, Prof Safwan Sedang Print Berkas Untuk Calon Gubernur Aceh, Hari Itu Terakhir Daftar
Baca: PNS di Bireuen Bacakan Puisi Karya BJ Habibie, Suasana Apel Hening Seketika
Baca: Marching Band SDN 1 Lambheu Sabet Dua Juara Pertama Piala Gubernur Aceh