Benar atau Tidak? Sering Dibohongi Waktu Kecil Akan Jadi Pembohong Saat Dewasa, Ini Hasil Penelitian
SERAMBINEWS.COM - Banyak orang tua sering berbohong dalam menghadapi tingkah dan perilaku anak-anak yang masih kecil.
Misalnya saja, untuk menghadapi sikap anak yang nakal, orang tua sering berbohong dengan menakuti sang anak menggunakan kata-kata "jangan nakal, nanti ditangkap polisi".
Atau ada juga berbohong dengan mitos-mitos seperti "jangan duduk di pintu, nanti susah dapat jodoh", dan masih banyak lagi.
Jika ini sering Anda lakukan, sebaiknya hentikan sekarang, dan mulailah mencari solusi yang positif untuk mengatasi masalah pada anak.
Dikutip dari Kompas.com, hasil penelitian membuktikan bahwa anak-anak yang pada masa kecil kerap dibohongi oleh orangtuanya, akan menjadi pembohong pada saat dewasa.
Termasuk berbohong kepada orangtuanya sendiri.
Baca: Sering Dibohongi? Ini Cara Jitu untuk Mengungkapnya, Nomor 5 Mudah, Coba Praktikkan
Baca: Fakta-fakta Makanan yang Telah Menipu Kita Selama Bertahun-Tahun, Ada yang Merasa Dibohongi?
Baca: Hobi Berbohong tapi Tak Menyadarinya, Bisa Jadi Anda Mengidap Penyakit Mithomania
Penelitian ini dilakukan oleh Nanyang Technological University Singapore (NTU Singapore).
NTU Singapore bekerja sama dengan University of Toronto di Kanada, University of California di AS, serta Zhejiang Normal University di China.
Penelitian yang dimuat dalam Journal of Experimental Child Psychology ini dipimpin oleh Assistant Professor of Social Sciences NTU Singapore, Setoh Peipei.
“Kebohongan dalam mendidik anak mayoritas dilakukan karena sulitnya menjelaskan sesuatu hal yang kompleks,"kata Setoh seperti dikutip dari Science Daily, Minggu (6/10/2019).
"Namun, perilaku seperti itu bisa memberikan pesan-pesan tersembunyi kepada anak. Kebohongan yang dilontarkan orangtua bisa jadi melekat pada anak,” sambungnya.
Penelitian ini dilakukan kepada 379 orangtua muda Singapura dengan mengisi empat jenis kuisioner via online.
Kuisioner pertama adalah tentang kebohongan yang dilakukan terkait makanan, pergi atau tinggal, dan mengeluarkan uang.
Beberapa contoh kebohongan antara lain “kalau tidak ikut dengan kami (orangtua) sekarang, saya akan meninggalkanmu sendiri” serta “kami sedang tidak membawa uang, kita kembali lagi lain waktu”.
Kuisioner kedua adalah mengenai seberapa sering orangtua berbohong kepada anak mereka.
Sementara dua kuisioner lainnya adalah kondisi psikologis dan sosial masing-masing orangtua.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Anak yang Sering Dibohongi, Akan Jadi Pembohong saat Dewasa"