SERAMBINEWS.COM -- Rekam jejak masa lalu Dwi Hartono kembali mencuat.
Ternyata, jauh sebelum diduga menjadi otak pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN, Ilham Pradipta, ia pernah terseret kasus pemalsuan ijazah dan manipulasi nilai mahasiswa.
Kini, nama Dwi Hartono kembali jadi sorotan setelah dirinya ditangkap polisi karena menyewa tujuh orang untuk menculik hingga membunuh Ilham, usai pengajuan kredit fiktif miliaran rupiah ditolak.
Diketahui, Dwi Hartono pernah memalsukan ijazah dan nilai untuk memasukkan lima mahasiswa di Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang.
Dilansir dari artikel yang tayang di Kompas.com pada 20 Juni 2012, DH ditetapkan merupakan mahasiswa FK Unissula angkatan 2004.
Ia melakukan manipulasi nilai mata pelajaran IPA lima mahasiswa agar bisa masuk ke FK serta menjadi joki saat ujian masuk.
DH mengaku melancarkan aksinya sejak 2006.
Ia melakukan kecurangan itu melalui sebuah lembaga bimbingan belajar dengan tarif masuk Rp 50 juta hingga hampir Rp 1 miliar.
Dalam keterangannya Ferry mengaku hanya sebagai perantara dari tim marketing bimbel dengan imbalan Rp 5 juta hingga Rp 10 juta per orang.
Baca juga: Fakta Baru, Penculik Kecab Bank BUMN Dapat Perintah Misterius dari Mister F, Diimingi Upah Rp50 Juta
Kini Dwi Hartono kembali berurusan dengan hukum setelah diduga menjadi otak dari kasus pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN, Ilham Pradipta.
Ia menyewa 7 orang untuk melakukan penculikan serta pembunuhan terhadap Ilham di Jakarta Pusat.
Beredar kabar bahwa Dwi Hartono membunuh Ilham lantaran pengajuan kredit fiktifnya ditolak.
"Benar (aktor intelektual)," kata Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya, AKBP Abdul Rahim dikutip TribunnewsBogor.com dari Kompas.com.
Informasi yang beredar, Dwi Hartono diduga sakit hati lantaran upayanya melakukan pinjaman atau kredit fiktif sebesar Rp 13 miliar diketahui oleh Ilham Pradipta.
Ilham Pradipta pun mencoret klausul peminjaman tersebut.