Laporan Abdullah Gani | Pidie Jaya
SERAMBINEWS.COM, MEUREUDU - Sekitar 20 ton ikan cakalang atau tongkol yang sudah beberapa bulan tersimpan di Cold Storage (gudang pembekuan) Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Pidie Jaya yang biasanya dipasarkan keluar daerah hingga kini belum terjual.
Belum dikeluarkannya ikan tersebut, kata Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Pidie jaya, Agus Rianto menjawab Serambinews.com, Senin (21/10/2019) akibat rendahnya harga jual.
Biasanya ikan yang tersimpan di Cold Storage lokasi pemasarannya ke Jakarta atau beberapa kota besar di Pulau Jawa.
Pun demikian, jika transaksi di provinsi sendiri tergolong lumayan atau tidak merugi, tentu saja ikan dimaksud tetap dijual.
Tapi karena belakangan harganya anjlok, sehingga pengiriman ke luar daerah terutama Jakarta, lanjut Agus terpaksa ditunda sementara sambil menunggu stabilnya harga jual.
Saat ini harga Cakalang yang ditawarkan pedagang di Jakarta hanya Rp 11.000-Rp 12.000 per-kilogram dari sebelumnya rata-rata Rp 18.000 per-kilogram.
Itu belum termasuk biaya pengiriman minimal Rp 2.000 per-kilogram. Tapi jika pedagang besar disana menyetujui paling rendah Rp 15.000/kg, tentu ikan tersebut langsung dijual.
Kendati itu hanya pas-pasan saja, sebut Rianto.Tapi ketimbang harus berlama-lama di gudang beku, lebih baik dilego saja.
Apalagi, ikan yang tersimpang diperkirakan mencapai 20 ton.
Ditambahkan Ketua Kadin, bahwa pengiriman ikan tongkol ke Pulau Jawa sudah beberapa kali dilakukan dengan harga lumayan bagus.
Diakui, permintaan ikan asal Aceh oleh pedagang disana tergolong ramai.
Ikan yang dibekukan di gudang DKP Pijay berasal dari sejumlah daerah baik di Pijay, Pidie maupun kabupaten tetangga.
• Hakim Periksa Empat Saksi dalam Perkara Anak Bunuh Ayah Kandung di Nagan Raya
• Nagan Raya Kirim 24 Peserta untuk Lomba Hari Aksara di Aceh Tamiang
• PKS Tetap Jadi Oposisi, Hidayat Nur Wahid: Kami Ingin Menyelamatkan Demokrasi
Mereka sangaja menampung ikan saat hasil tangkapan melimpah untuk membantu nelayan.
Kadis DKP Pidie Jaya, Ir Kamaluddin, menjawab Serambinews.com membenarkan, kehadiran Cold Storage sangat bermanfaat bagi nelayan terutama untuk menampung hasil tangkapan nelayan ketika melimpah.
Apalagi, wilayahnya tergolong salah satu kawasan penghasil ikan terbesar di Aceh. Hanya saja selama ini hasil tangkapan nelayan menurun.
Ikan yang sudah beberapa bulan disimpan di gudang beku, belum terjual karena dilaporkan terkendala harganya rendah.
“Diyakini, beberapa pekan ke depan harga ikan kembali stabil,” kata Ayah Kamal, panggilan akrab untuk Kadis DKP Pijay. (*)