"Bagi yang mendukung Prabowo ada yang enggak clear juga," kata Haris.
"Misalkan mereka mendukung Prabowo bicara soal hak asasi, menganggap bahwa Jokowi memimpin satu rezim yang melakukan kriminalisasi terhadap kelompok oposisi."
Ia melanjutkan, bergabungnya Prabowo dan Jokowi dalam kubu pemerintah juga memberikan dampak positif, khususnya bagi masyarakat.
Menurutnya, bergabungnya kedua calon presiden itu semakin menyadarkan masyarakat bahwa mereka telah dibohongi oleh para elite politik.
• Kronologi Pemuda Aceh Meninggal Diterkam Harimau Sumatera di Riau, Korban Diseret Sejauh 10 Meter
• Perempuan Ini Ditemukan Tewas Bersimbah Darah dan Penuh Luka, Diduga Dibunuh di Kandang Ayam
• Sandy Minta Santri Doakan Dirinya Jadi Jenderal dan Kapolri, Usai Operasi Zebra Rencong
"Dua-duanya klaim soal pelanggaran HAM, terus sekarang gabung," kata Haris.
"Tapi terserah mereka sih tapi itu bagus juga, masyarakat sekarang lihat bagaimana mereka dibohongi oleh elite."
Kabinet baru Jokowi bahkan disebutnya sesat karena terdapat negosisasi para elite politik.
"Sekarang yang mau saya bilang kabinet ini makin sesat dan ini adalah negosiasi di antara mereka," ucap Haris.
"Enggak perlu dengan omongan saya, beberapa partai juga merasa bahwa ngapain sih ada yang baru lagi masuk (koalisi)."
Ia lantas menyebut pelanggar HAM dan rezim yang abai soal HAM kini bersatu di kubu pemerintah.
"Ada orang-orang yang melanggar HAM, dan rezim kemarin yang berkuasa juga abai soal HAM, ketemu di kabinet yang ini," ujarnya.
Simak video selengkapnya berikut ini menit 8.30:
Dalam kesmepatan tersebut, Haris Azhar sebelumnya juga meyebut tidak ada angin segar yang dibawa kabinet baru Jokowi terkait penegakkan HAM.
"Enggak ada yang segar (tentang penyelesaian pelanggaran HAM)," ucap Haris Azhar.