Kebakaran

Rumah Ludes Terbakar Saat Pemiliknya Jenguk Kerabat yang Sakit, Begini Ceritanya

Penulis: Yusmandin Idris
Editor: Taufik Hidayat
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rumah bantuan kontruksi permanen milik Hasbi di Desa Rheum Baroh, Simpang Mamplam Bireuen ludes terbakar, Kamis (31/10/2019) malam.

Laporan Yusmandin Idris | Bireuen

SERAMBINEWS.COM - Satu unit rumah permanen sebagai bantuan korban tsunami milik Hasbi Bukhari (45) warga Dusun Dibunda, Desa Rheum Baroh, Kecamatan Simpang Mamplam Bireuen ditempati bersama istri dan empat anaknya ludes terbakar sekitar pukul 21.00 WIB, Kamis (31/10/2019).

Dalam kebakaran tersebut tidak ada harta yang dapat diselamatkan karena saat kebakaran terjadi, kelima mereka sedang di Puskesmas Samalanga menjenguk kerabat yang dirawat di sana.

“Hanya pakaian masing-masing dibadan yang selamat, lainnya terbakar semua, saat kejadian kami sedang di Puskesmas, sedangkan istri saya sudah dalam ambulan hendak mengantar keluarga yang  sakit ke Bireuen,” ujar Hasbi Bukhari kepada Serambinews.com, Jumat (01/11/2019) di halaman rumah yang tersisa dinding beton.

Diceritakan, waktu itu sekitar pukul 21.00 WIB, ia keluar dari Puskesmas membeli nasi untuk dimakan keluarga, saat membeli nasi masuk telepon yang mengabari rumah terbakar.

“Saya enggak tahu siapa yang telepon saya segera pulang, saya telepon istri sudah dalam ambulans mengantar keluarga sakit ke Bireuen, ambulan berhenti dan pulang,” ujar Hasbi.

Hasbi dan istrinya bernama Nurhasni (35) dan tiga anaknya yaitu Rizal Aulia (14), Ikram Mubarak (10) dan Albusyari berusia lima tahun pulang dengan warga. Namun, tidak bisa masuk lagi rumah api sedang membesar dan sudah dipenuhi warga membantu memadamkan api, kemudian tiga Damkar dari Simpang Mamplam ikut membantu memadamkan api.

Usai proses pemadaman,  bagian dapur sebelah selatan selamat dari musibah tersebut yang lainnya  ludes semua. 

“Namanya sudah musibah, sumber api ada orang melihat dari atap, namun belum jelas dimana asal muasal api yang menyebabkan tempat tinggal kami tersisa beton saja,”
ujarnya.

Hasbi yang berprofesi sebagai nelayan pasrah terhadap musibah yang dialaminya, hanya baju di badan yang tersisa.

“Anak-anak sudah ada baju lain dibantu warga,” ujarnya. Menjawab Serambinews.com semalam dimana tidur, Hasbi mengaku tidur di rumah orang tuanya bernama Ainol Mardhiah tidak jauh dari rumahnya.

“Semalam kami semua tidur di rumah mamak,” ujarnya.

Amatan Serambinews.com, rumah kontruksi permanen bantuan untuk korban tsunami tinggal dinding beton saja, kerangka jendela juga hangus, sisa kebakaran sudah dibersihkan.

Hasbi dan keluarganya pasrah dengan musibah tersebut dan mengharapkan adanya perhatian dari pemerintah untuk membantunya membangun rumah tempat tinggal mereka karena tidak mungkin terus menerus menetap di rumah orang tuanya.(*)

Perbaikan Jembatan Alue Buloh Batal, Anggaran Rp 1,5 M Dikucurkan Kembali Tahun 2020

Pria Rampas Sepmor juga Terlibat Penipuan di Aceh Timur, Mengaku Pejabat Mabes Polri

Polres Aceh Timur Amankan 6,7 Kg Sabu dan 57 Kg Ganja Selama Operasi Antik

Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan Diisukan Akan Bertarung di Pilpres 2024, Ini Kata Gubernur Jateng

Berita Terkini