Ekowisata Gajah

Pintu Rime Gayo Siap Menjadi Kawasan Ekowisata Gajah Liar

Penulis: Budi Fatria
Editor: Ansari Hasyim
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tim dokter BKSDA Aceh, berhasil mengobati seekor lagi gajah liar betina yang terluka di kaki yang ditemukan tak jauh dari gajah betina yang telah diobati sebelumnya di Gampong Ranto Panjang Bedari, Kecamatan Simpang Jernih, Aceh Timur, Senin (29/7/2019).

Laporan Budi Fatria | Bener Meriah

SERAMBINEWS.COM, REDELONG - Kabupaten Bener Meriah selain terkenal dengan kawasan penghasil kopi arabika, juga menyimpan berbagai potensi wisata.

Salah satunya wisata gajah liar yang akan segera dikembangkan di Kampung Arul Gading, Kecamatan Pintu Rime Gayo, Kabupaten Bener Meriah.

Pintu Rime Gayo yang berada di DAS Peusangan, selama ini menjadi kawasan lintasan rombongan gajah liar yang saban tahun sering terjadi konflik antara gajah dengan manusia.

Camat Pintu Rime Gayo, Edy Irwansyah Putra saat dihubungi Serambinews.com, Senin (4/11/2019), membenarkan bahwa Kampung Arul Gading di Kecamatan Pintu Rime Gayo, Kabupaten Bener Meriah, telah diusulkan menjadi salah satu desa untuk dikembangkan sebagai kawasan ekowisata gajah liar.

“Proyek awalnya ada di Kampung Arul Gading, wacana ini masih dalam diskusi dengan semua pihak yang telibat,” sebut Camat Pintu Rime Gayo, Edy Irwansyah Putra.

Program ekowisata gajah liar ini, rencananya akan di dikelola oleh desa itu sendiri, yang melibatkan semua pemangku kepentingan (stakeholder) termasuk masyarakatnya.

“Insya Allah akan kita musyawarahkan dalam Musrembang, rencana anggaran untuk pengembangan ekowisata ini yang bersumber dari dana desa,” ujar Edy Irwansyah Putra.

 Ia menambahkan, kalau kampung ini berhasil, nantinya akan kita dorong juga kampung yang lain di Kecamatan Pintu Rime Gayo yang mana selama ini sering tarjadi konflik gajah.

Camat Pintu Rime Gayo, Edy Irwansyah Putra menyarankan, kalau wisata ini dikembangkan, maka tahap awalnya agar dilakukan penggalian barriel atau parit pembatas untuk gajah liar, sehingga tidak membahayakan bagi penduduk sekitar.

“Perangkat kampung dan masyarakat Arul Gading sudah siap dengan program yang ditawarkan oleh WWF tersebut, namun untuk dana pembuatan barriel tidak cukup dari anggaran dana desa, kami mengharapkan ada pihak terkait mau membatu dan membangun parit tersebut,” beber Camat Pintu Rime Gayo.

Sebelumnya pada tanggal 1 November 2019 yang berlangsung di Aceh Tengah, pihak WWF telah menggelar workshop untuk mendorong kawasan DAS Peusangan menjadi ekowisata gajah liar.

Di antaranya Kampung Karang Ampar dan Kampung Bergang, di Aceh Tengah, dan Kampung Arul Gading, di Bener Meriah, serta Desa Pante Peusangan, di Bireuen.(*)

Berita Terkini