DPRA Minta Pemerintah Serius Kembangkan Objek Wisata Aceh
Laporan Masrizal | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Saat ini sektor pariwisata sudah menjadi sektor industri yang unggul di Indonesia. Berbagai konsep pariwisata ditawarkan untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dalam rangka meningkatkam devisa negara.
Wakil Ketua DPRA periode 2019-2024, Safaruddin SSos MSP mendorong Pemerintah Aceh untuk menangkap peluang itu untuk meningkatkan pendapatan daerah, mengingat Aceh kaya akan objek pariwisata, baik wisata alam, religi, budaya, maupun kuliner (wisata halal).
"Sebagai perwakilan masyarakat Aceh saat ini, saya ingin mendorong untuk kita bersama-sama, terutama Pemerintah Aceh melihat dan menangkap peluang ini dengan serius," kata Safaruddin kepada Serambinews.com, Rabu (13/11/2019).
Dia meminta pemerintah kabupaten/kota di Aceh agar menciptakan paket-paket wisata yang menarik bagi wisatawan nasional maupun internasional dan mempromosikannya dengan baik pula.
• Kritik Anggaran untuk Kadin Aceh, MPO: Pengurus Kadin Pengusaha Mapan, Masa Harus Geregoti APBA
• Realisasi Butir MoU Belum Optimal, Wali Nanggroe Malik Mahmud Temui Prabowo
• Lima Fakta Mafia Sabu Asal Aceh Murtala Ilyas, Ditangkap di Bireuen dan Punya Aset 144 Miliar
Apalagi, sebentar lagi akan memasuki bulan suci Ramadhan. Pemerintah harus memikirkan dari sekarang bagaimana menciptakan konsep wisata religi yang dapat mengundang wisatawan mancanegara, terutama dari negara muslim.
Selain konsep, lanjut politisi Partai Gerindra ini, pemerintah juga harus menyediakan infrastruktur, sarana dan prasarana utama seperti fasilitas ibadah yang nyaman, toilet yang bersih, dan fasilitas pendukung wisata religi lainnya.
"Untuk yang berhubungan dengan hal teknis seperti penyediaan infrastruktur, sarana dan prasarana tentunya menjadi tugas pokok dari pemerintah daerah untuk mewujudkannya," ujar dia.
Jangan seperti pemandangan selama ini, dibanyak objek wisata di Aceh tidak didukung sarana dan prasarana yang memadai. Pengelolaan objek wisata masih sangat konvensional dan tidak ramah lingkungan. Belum lagi akses ke tempat wisata yang terkadang tidak mendukung.
• Akses Menuju Kecamatan Celala via Pegasing Ditutup Sementara
Selain wisata religi, Aceh juga bisa mengembangkan konsep ekowisata dalam mengaet wisatawan. "Saya ingin konsep ekowisata ke depan benar-benar dapat diimplementasikan dengan baik dan benar," kata Safaruddin.
Menurutnya, konsep tersebut pada intinya bertujuan untuk melakukan kegiatan pariwisata yang bertanggung jawab, yang ditujukan untuk konservasi lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan penduduk lokal.
Jika konsep ekowisata ini bisa di terapkan, tambahnya, maka Aceh sebagai sebuah destinasi bagi wisatawan muslim bisa mendapatkan keuntungan berupa pelestarian lingkungan dan budaya secara bersamaan serta, keuntungan ekonomis bagi komunitas/kelompok pariwisata dan penduduk lokal.
Safaruddin berharap pemerintah, pihak swasta, pengelola, maupun masyarakat diharapkan memahami prinsip-prinsip penerapan ekowisata, mulai dari mengurangi dampak buruk dari pariwisata, membangun pemahaman tentang pentingnya menghargai alam dan budaya, menyajikan pengalaman yang positif dan menyenangkan bagi turis maupun masyarakat setempat.
"Selain itu juga memastikan keuntungan finansial yang bisa langsung dirasakan untuk kepentingan konservasi serta memberi keuntungan finansial juga bagi pemberdayaan bagi kelompok atau masyarakat lokal," pungkasnya.(*)
• Kunker di Aceh, Komite III DPD RI Kunjungi Yayasan Sahabat Difable Aceh
• Lima Fakta Mafia Sabu Asal Aceh Murtala Ilyas, Ditangkap di Bireuen dan Punya Aset 144 Miliar