Kalau kami tahu nama pengajiannya kami pasti melarang.
Kan gak mungkin orangtua menjerumuskan anak," ujar istri Andi dengan mata berkaca-kaca.
Sang istri terlihat tak kuasa menahan tangisnya saat menceritakan kejadian yang dialami anak dan menantunya ini.
Lanjut Andi mengatakan dirinya keberatan bahwa beredar kabar anaknya yang diduga mengajak si Dedek mengikuti pengajian begituan.
"Ini berita sekarang kok berbeda-beda bahwa pengeboman terpengaruh dari istri.
Di mana menuduh anak saya ada jaringan terhadap bom di Bali.
Padahal anak saya mengikut suaminya.
Dan dia tidak tahu menahu sebenarnya.
Memang dulu ia (anak saya) pernah dijebak sekali.
Karena ada kelompok mereka di penjara. Jadi anak ku ini ditumbalkan untuk menjenguk si tahanan ini yang sakit di dalam penjara.
Anak awak ini kan gak tahu apa-apa. Kelompoknya ini gak berani jenguk antar obat.
Jadi gara-gara itu, anak ku dituduh sudah deluan jadi teroris karena pernah menjenguk tahanan 'i' di Tanjunggusta.
Karena ia anak baru jadi ia ditumbalkan untuk menjenguk. Jadi berita yang beredar sudah berputar-putar.
Sementara anak saya sejak bulan April mengikuti itu. Kenapa anak saya yang dituduh mempunyai jaringan itu. Tapi ia melihat (jenguk) tidak sendiri, ada kawannya juga.
Tapi dari situlah ia dikaitkan mempunyai jaringan," kata Andi dengan nada kesal.
Tidak hanya Andi, sang istri dengan nada suara terisak-isak, mengatakan bahwa dirinya pernah bertanya kepada Da kenapa mau disuruh jenguk begituan di penjara sana.
"Saya tanyak anak saya, kenapa mau. Mereka kan teroris.
Dijawab anak saya itu lah Mak disuruh emak-emak di pengajian. Dan anak saya mengaku bahwa yang dijenguknya bukan teroris.
Cuma anak awak ini gak tahu jadi ditumbalkan. Itu peristiwa terjadi sekitar tiga bulan lalu.
Kami selaku orang tua sebelumnya sudah mengingatkan juga.
Tinggalkan semua itu. Udah tidak benar itu.
Tapi anak saya berpikir cuma ikuti perintah suami kalau tidak neraka. Nasehat kami tidak didengarkan. Selalu itu saja alasannya. Ia tidak mendengarkan kami," ucapnya sembari menetes air mata.
Percakapan sang istri pun disambung oleh Andi, ia melanjutkan, bahwa dirinya membaca di mana-mana kenapa jadi anak saya yang tertuduh.
"Hanya karena ia mengantar obat, terus dikaitkan.
Dan karena anak saya aktif di sosial media pun kami tidak tahu. Kalau memang ada ya saya tidak tahu bagaimana aktivitas di sosmed.
Tadi malam kami ketemu cuma tidak dikasih bicara. Kesalahan saya, ketika itu tidak menanyakan siapa mereka dari mana. Karena beranggapan saya ya sudah lah, paling pengajian biasa," kata Andi.
Terkait beredar kabar Andi meminta maaf kepada jemaah yang berada di lingkungannya, ia mengatakan benar, soal jemaah di masjid Imam Jalan Pasar I Rel, ada mengucapkan permohonan maaf.
"Subuh tadi, saya jadi imam salat. Warga pun heran kenapa saya lepas. Jadi saya ceritakan semua agar tidak ada cerita di belakang yang tidak enak.
Saya hanya sebagai orang tua. Nasehat saya tidak didengar ya saya mohon maaf kepada masyarakat kalau memang ada perbuatan meresahkan.
Saya tegaskan tidak ada menyebutkan nama pengajiannya apa. Karena mereka (anggota pengajian) tidak ada berpenampilan seperti pengajian biasa. Karena orangnya kurus-kurus, gondrong.
Dan mereka tidak ada membicarakan tentang tindak kriminal di Indonesia ini.
Makanya saya sangat kesal kenapa bodoh kali.
Gak ada saya sebut jemaah Sal seperti yang diberitakan media lainnya.
Itu tidak benar saya menuduh pengajian ini dan itu.
Yang jelas anak saya ada didatangi orang dari Belawan.
Tapi saya tidak tahu apa nama kelompoknya dan apa pengajiannya," pungkasnya.
• Banjir di Pulo Ara Kota Juang Bireuen Surut, Sebagian Warga Mulai Bersihkan Rumah
• Besok, Festival Budaya Pesona Pesisir Timur Aceh Dibuka di Langsa, Dimeriahkan Pasukan Berkuda
• Kisah Letnan TNI Komaruddin, Tentara Pemberani dan Kebal Peluru yang Hidup Sederhana
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul EKSKLUSIF TRIBUN: Mertua Pelaku Bom Bunuh Diri Ungkap Pengajian yang Sering Diikuti Menantunya
Penulis: Muhammad Fadli Taradifa