Viral Video Ibu Seret Anak

Video Ibu Seret Anak Hebohkan Aceh, Guru Besar UIN Ingatkan Kisah Ibunda Syaikh Abdurrahman Sudais

Penulis: Zainal Arifin M Nur
Editor: Zaenal
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kolase foto tangkapan layah video viral ibu ancam ceburkan anaknya ke dalam sumur, ibu berdoa di pinggir pantai, menunggu anaknya yang tenggelam di laut Lhokseumawe, dan Guru Besar UIN Ar-Raniry Prof Syamsul Rijal yang menanggapi kedua peristiwa tersebut.

SERAMBINEWS.COM - Berita mengenai kisah tiga ibu dan anak yang terjadi di Aceh akhir pekan ini, ini tak hanya menyedot perhatian netizen, tapi juga kalangan akademisi dan ahli.

Dua dari tiga kisah itu merekam tentang dua sosok ibu yang sangat bertolak belakang.

Kisah pertama menceritakan tentang derita seorang ibu di Lhokseumawe yang lima hari lima malam bertahan di bibir pantai, menunggu kabar anaknya yang tenggelam ditelan Samudra.

Sementara kisah kedua merekam tindakan seorang ibu yang tega menyeret anaknya dari kebun hingga mengancam hendak dilempar dan ditenggelamkan ke sumur.

Satu kisah lain lain yang tak kalah menggempatkan terjadi di Aceh Tengah, Kamis (28/11/2019).

Dalam kasus ini, si ibu diduga membunuh bayinya dengan racun babi, lalu dia pun bunuh diri.

Sang ibu, Nursakda (30) diduga tega menghabisi nyawa anaknya yang masih berusia 1 tahun dengan racun babi, lalu ia bunuh diri, karena diduga cemburu suaminya tidur di rumah istri pertama.

Guru Besar UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Profesor Doktor Syamsul Rijal adalah salah satu akademisi yang memberikan tanggapan terhadap fenomena yang menghebohkan Aceh sepekan terakhir.

“Derita seorang ibu di Lhokseumawe bertahan di bibir pantai sampai lima hari ditemukan anaknya tenggelam ditelan samudera menginspirasikan kita betapa mulia dan kasih saya ibu terhadap buah hatinya yang meyakini anaknya di seputaran pantai,” tulis Prof Syamsul Rijal dalam pesan WhatsAppa kepada Serambinews.com, Minggu (1/12/2019) malam.

Dua Kisah Ibu Sedang Viral, 5 Hari Tunggu Anak yang Tenggelam dan Seret Anak Ancam Ditenggelamkan

Ibu Ini Ditandu Pulang Menggunakan Kain Sarung Usai Operasi, Alami Pendarahan Nyaris Tak Tertolong

“Bukan tidak percaya dan ikhlas dengan bencana namun hati terkait dengan memeluk jenazah anaknya sebelum dikebumikan. Itulah kasih sayang ibu tanpa batas,” ujarnya.

Ia melanjutkan, di sisi lain viral video seorang  ibu menyeret anaknya sangat menyayat hati.

“Betapapun amarah, tidak seharusnya mengorbankan kasih sayang bahkan mengancam nyawa anaknya.

Pertama mau dijebloskan ke sumur kemudian diseret tega benar hatinya telah tertutup oleh nafsu emosional yang tidak terkendali.

Apakah ibu ini tidak memiliki masih sayang?

Tentu ia memilikinya, namun saat itu godaan emosional kedurjanaannya mengalahkan kasih saya mulia dari hati seorang ibu,” papar Syamsul Rijal.

Mahasiswa UIN Meninggal Dunia Saat Jadi Imam Shalat Isya, Terperosok Ketika Sujud Rakaat Ketiga

Profesor menambahkan, pada kasus kedua ini hendaknya menjadi pelajaran bagi kita semua, kesabaran diperlukan dalam menghadapi prilaku dan keadaan anak yang menimpanya.

“Tanpa kesabaran dengan mengedepankan emosi akan  terhenti pada penyesalan selamanya,” lanjutnya.

Ia pun menyarankan, jika memang terpaksa marah, maka seorang ibu sebaiknya memarahi anaknya disertai dengan doa.

Bukan dengan mencelakakan apalagi sampai membunuhnya.

Prof Syamsul kemudian menceritakan kisah ibunda Abdurrahman As-Sudais (Syekh Sudais), salah satu Imam besar Masjidil Haram yang termasyhur.

“Ingat kisah ibu Sudais ketika sangat marah karena anaknya mengotori makanan terhidang untuk tamu,” kata Syamsul.  

“Beliau menghardik Sudais kecil dengan kata-kata ‘ke luar sana  dan jadilah imam haramain,” lanjutnya.  

“Ke luar ke sana seraya menjewer telinga anak misalnya, itu bentuk emosional. Namun kalimat ‘jadilah imam masjidil haram’ adalah bentuk doa dari seorang ibu”.

“Diperlukan transformasi teologi kesabaran dalam tugas berkehidupan modern saat ini,” pungkas Profesor Syamsul Rizal.

Ketua Partai Golkar Pidie Jaya Meninggal Dunia di Jakarta

BREAKING NEWS - Bupati Aceh Selatan H Azwir Meninggal Dunia di Rumah Sakit Singapura

Abdurrahman As-Sudais

Dikutip dari Wikipedia.org, Prof. Dr. Asy-Syaikh Abdurrahman bin Abdul Aziz bin Muhammad as-Sudais atau lebih dikenal dengan Abdurrahman as-Sudais, lahir di Riyadh, Arab Saudi pada 10 Februari 1960).

Ia adalah Imam dan Khatib Masjidil Haram yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.

Tempat lahirnya lebih tepat di kota al-Bukairiyah, yang saat ini berada di Provinsi Qasim.

Ia menjadi Imam dan Khatib Masjidil Haram sejak tahun 1404 H.

Syaikh Sudais pertama kali menjadi imam salat Ashar pada tanggal 22 Sya'ban 1404 H dan pertama kali menyampaikan khutbah pada tanggal 15 Ramadhan 1404 H.

Syaikh Sudais menghabiskan masa kecilnya di Riyadh.

Ia menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar al-Mutsanna bin Haritsah.

Kemudian masuk ke Ma'had 'Ilmi (Sekolah Menengah Kejuruan) Riyadh.

Syaikh Sudais telah menghafal al-Qur'an pada usia 12 tahun.

Ia menghafal al-Qur'an dari banyak guru di Riyadh atas bimbingan Syaikh Abdurrahman bin Abdullah Alu Faryan.

Kedua orang tuanya berterima kasih kepada guru-guru yang telah mengajarkan as-Sudais.

Ia juga belajar dari Syaikh al-Muqri Muhammad Abdul Majid Dzakir dan Syaikh Muhammad Ali Hasan.

Jenazah Almarhum Bupati Azwir Diberangkatkan Besok Pagi dari Singapura

Pinjamkan Uang Rp 3 Juta ke Orang Asing, Uang Pria Ini Malah Diganti Rp 9 Milliar, Ini Kisahnya

Kisah Syaikh Sudais

Penelusuran Serambinews.com, kisah kemarahan ibunda Sudais ini menjadi banyak dikutip sebagai kisah inspiratif oleh para motivator.

Beberapa referensi menyebut ibunda dari Syaikh Sudais amat mengerti dan meyakini jika ucapan adalah doa.

Apalagi ucapan seorang ibu kepada anaknya.

Oleh sebab itu, ia selalu berkata yang baik-baik agar selalu datang kebaikan.

Dikisahkan, ketika Syaikh Sudais masih kecil, ia sempat membuat kesal ibundanya.

Ketika itu, orang tua Syaikh Sudais akan kedatangan tamu kehormatan.

Karenanya, ibunda Syaikh Sudais menyiapkan hidangan, termasuk memasak kambing untuk menyambut tamu tersebut.

Saat hidangan sudah siap saji, masuklah Sudais ke dalam rumahnya.

Spontan ia menuangkan pasir ke dalam hidangan yang sudah disiapkan ibunya untuk menjamu tamu.

Betapa kaget sang ibu mengetahui kelakuan anaknya.

Sang Bunda pun tampak marah, namun tetap menyertai doa dalam kemarahannya.

“Sudais, dasar kamu anak nakal! Ke luar sana dan jadilah imam Masjidil Haram!”

Ucapan ibunda ini menjadi doa luar biasa untuk Sudais.

Pria yang lahir pada tahun 1960 di Riyadh Arab Saudi, tumbuh menjadi anak yang cerdas.

Ia sudah hafal 30 juz Alquran pada usia 12 tahun.

Pada usia 24 tahun atau pada tahun 1404 H menjadi imam di masjidil haram.

Ia menjadi Imam dan Khatib Masjidil Haram sejak tahun 1404 Hijriah atau 1984 Masehi.

Syaikh Sudais pertama kali menjadi imam salat Ashar pada tanggal 22 Sya'ban 1404 H atau 23 Mei 1984 M.

Sementara pertama kali menyampaikan khutbah pada tanggal 15 Ramadhan 1404 H atau 14 Juni 1984.

Banyak motivator perempuan mengutip kisah ibunda Syaikh Sudais ini sebagai teladan bagi para ibu, calon ibu, ataupun orangtua.

Kisah ini memberi pesan kuat kepada seorang ibu agar selalu mendoakan kebaikan untuk anak-anaknya.

Bahkan meskipun dalam kondisi yang marah.

Karena salah satu doa yang tak terhalang adalah doa orangtua, khususnya ibu, untuk anak-anaknya.

Kisah ini sekaligus menjadi peringatan bagi kita agar menjaga lisan dan tidak mendoakan keburukan bagi anak-anaknya.

Meski dalam kondisi marah sekalipun.

Kisah Cincin Emas 3 Murid untuk Sang Guru di Pidie, Kini Mereka Jadi Dokter, Bankir hingga Birokrat

Kisah Rahmah, 14 Tahun Jadi Guru Honorer Upah Rp 300.000/Bulan, Pengabdiannya Berbalas Penganiayaan

Tiga Kisah Ibu dan Anak di Aceh

Tiga kisah yang melibatkan ibu dan anak menghebohkan publik Aceh sejak sepekan terakhir.

Dua dari tiga kisah itu merekam tentang dua sosok ibu yang sangat bertolak belakang.

1. Ibu Tunggu Anak yang Tenggelam

Sebuah video yang merekam seorang ibu yang berdiri di bibir pantai pada malam hari, mengisi lini massa media sosial dalam dua hari terakhir.

Video yang diisi dengan soundtrack lagu Ibu dari Rafly ini sangat menggugah rasa kemanusiaan.

Lembut ku kenang kasihmu ibu

Di dalam hati ku kini menanggung rindu

Kau tabur kasih seumur masa

Bergetar syahdu oh di dalam nadiku

Cuplikan lagu yang dinyanyikan oleh Rafly Kande itu menyertai video berdurasi 45 detik.

Beberapa netizen yang memosting video ini ke Facebook menulis keterangan bahwa ibu dalam video itu menunggu anaknya yang tenggelam ditelan Samudra di Pantai Ujong Batee, Lhokseumawe.

“Kisah nyata.... Seorang ibu menunggu anaknya di tepi pantai ujong bate kota lhokseumawe yang sudah tenggelam sudah 5 hari belum di temukan,” tulis Muhammadamin Abi Mardha, salah satu netizen yang memosting video tersebut ke Facebook.

Berikut postingannya.

Sejauh ini Serambinews.com belum mendapat konfirmasi apakah benar video itu merupakan seorang ibu yang menunggu anaknya yang tenggelam di Pantai Ujong Batee.

Hanya saja, beberapa jam setelah video itu beredar di Facebook, pihak SAR Lhokseumawe berhasil menemukan jenazah Sadikul Akbar (16) siswa kelas 2 SMA Negeri 5 Lhokseumawe yang tenggelam di laut Pantai Ujong Batee Lhokseumawe.

Sadikul Akbar tenggelam di pantai tersebut pada Selasa (26/11/2019) sore.

Jasadnya baru ditemukan dalam kondisi meninggal dunia pada Minggu (1/12/2019) sekitar pukul 06.15 WIB.

Jenazah Sadikul Akbar ditemukan tepat lima hari, seperti disebut dalam postingan video seorang ibu yang sudah lima hari menunggu anaknya di bibir pantai Ujong Batee.

Diberitakan Serambinews.com Minggu (1/12/2019), Ketua SAR Lhokseumawe M Idrus, menyebutkan, jenazah remaja asal Krueng Seunong, Kecamatan Kuta Makmur, Aceh Utara, tersebut ditemukan dalam kondisi terapung.

Awalnya dilihat oleh nelayan. Selanjutnya nelayan menghubungi Panglima Laut. "Lalu panglima laut menghubungi kami," katanya.

Setelah mendapatkan laporan tersebut, maka tim SAR langsung bergerak untuk mengevakuasi jenazah korban.

"Korban ditemukan dijarak satu mil dari lokasi dia tenggelam. Selanjutnya jenazah langsung dievakuasi ke rumah sakit," pungkasnya.

Sebelumnya, Sadikul Akbar (16) selaku siswa kelas 2 SMA Negeri 5 Lhokseumawe yang tenggelam di laut Pantai Ujong Batee Lhokseumawe, pada Selasa (26/11/2019) sore.

Kronologis kejadian,, sekitar pukul 14.00 WIB, korban bersama tiga temannya datang ke Pantai Ujung Batee.

Sekitar 30 menit kemudian, korban pun mulai mandi laut.

Sedangkan kondisi air laut sedang pasang. Sekitar 10 menit kemudian. temannya melihat korban panik dan selanjutnya tenggelam.

Teman korban atas nama Adam Husein sempat berupaya menolong dengan berenang ke arah korban tenggelam.

Namun upaya tersebut tidak membuahkan hasil.

Sekitar pukul 15.00 WIB, salah satu tekan korban melaporkan kejadian tersebut kepada pemuda setempat.

Tidak lama kemudian, tim SAR dibantu aparat keamanan, serta masyarakat, melakukan pencarian secara terus menerus.

Jenazahnya baru ditemukan lima hari kemudian.

Jenazah Siswa SMAN 5 di Lhokseumawe yang Tenggelam Langsung Dikafani di RSUCM

Siswa SMAN 5 di Lhokseumawe Ditemukan Meninggal, Jarak 1 Mil dari Lokasi Tenggelam, Ini Prosesnya

2. Ibu Seret Anak Seperti Boneka

Kisah kedua yang melibatkan seorang ibu dan anaknya terjadi di Gampong Pie, Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh.

Berbeda dengan kisah pertama yang menimbulkan empati dan simpati netizen, kisah kedua ini menimbulkan kemarahan warganet.

Pasalnya, dalam sebuah video yang beredar viral, ibu itu menyeret anaknya di atas tanah, layaknya sedang menyeret sebuah boneka.

Ketika anak kandungnya itu diseret, posisi kepala dan punggung menyentuh tanah.

Sementara wanita itu terus memegangi sebelah kaki kirinya sambil menyeret anaknya sejauh sekitar 10 sampai 12 meter.

Jeritan kesakitan dari sang bocah itu pun terdengar jelas di dalam video yang direkam oleh seseorang tersebut.

Bukan hanya menyeret, setiba di depan rumah, ibu itu tega menghempas anak perempuannya.

Lalu membawa anaknya itu ke sebuah sumur di sekitar lokasi yang diduga sumur tua.

Lalu wanita itu menunjukkan isi di dalam sumur di lokasi kejadian kepada anaknya.

Bocah perempuan itu meronta-ronta ketakutan.

Diduga kuat, si ibu melontarkan kata-kata ancaman akan melemparkan anaknya untuk ditenggelamkan ke dalam sumur.

Ibu berinisial NU (30) kini dalam penanganan pihak kepolisian.

Menurut polisi, NU melakukan tindakan menyeret anaknya itu karena hal sepele.

Bermula ketika anak perempuannya itu tanpa sengaja merusak tanaman cabai milik tetangganya di Gampong Pie, Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh.

"Pemicunya sebetulnya sepele, hanya karena anaknya itu merusak tanaman cabai milik tetangganya, ibu itu langsung hilang kendali," kata Kapolresta Banda Aceh, Kombes Pol Trisno Riyanto SH melalui Kapolsek Ulee Lheue, AKP Ismail yang dihubungi Serambinews.com, Minggu (1/12/2019).

BREAKING NEWS - Video Viral Ibu Seret Anak, Polisi Resmi Tahan Pelaku, Bagaimana Nasib Dua Anaknya?

9 Fakta Kasus Video Viral Ibu Seret Anaknya di Banda Aceh, Korban Meronta-ronta, Netizen Murka

3. Ibu Racun Bayi Lalu Bunuh Diri

Satu berita lain tentang kisah ibu dan anak yang juga menghebohkan publik terjadi di Aceh Tengah.

Seorang ibu membunuh bayinya dengan susu formula yang sudah dicampur racun babi.

Setelah itu ia bunuh diri bersama janin yang ada di kandungannya.

Peristiwa yang terjadi di Aceh Tengah mendapat sorotan tajam publik karena tidak sepatutnya terjadi dan dilakukan seorang ibu.

Dari hasil penyelidikan, kasus tersebut bermula dari kecemburuan korban terhadap suaminya yang tidur di rumah istri pertamanya.

Nursakda Minta Tetangga Jaga Anaknya, Permintaan Terakhir Ibu Muda Tewas karena Racun Babi

VIDEO - Sebelum Minum Racun Babi, Istri Muda di Aceh Bunuh Anaknya, Bakar Mobil Suami, Ini Faktanya.

Berita Terkini