Jamilah juga berharap agar benih Inpari Nutri Zinc dapat ditanam di lahan kampus, sehingga hal ini berguna untuk penelitian mahasiswa semester akhir.
Sementara, Pemulia BB Padi yang juga Kasi Program, Wage Ratna Rohaeni, mengharapkan melalui uji adaptasi padi Inpari Nutri Zinc ini dapat meningkatkan produksi gabah.
Selain itu, juga berpeluang untuk dikembangkan melalui penangkar guna dijadikan sebagai benih sebar.
Pasalnya, padi ini padi ini sangat potensial dan menguntungkan petani.
"Varietas Inpari Nutri Zinc baru saja dilepas oleh Kementerian Pertanian, sangat adaptif untuk agro ekosistem padi sawah di Aceh," kata Wage Ratna.
Lebih dari itu, kata Wage Ratna, dengan adanya keterlibatan Perguruan Tinggi dan mahasiswa, juga dapat dilakukan penelitian melalui berbagai ekosistem dan komponen teknologi lainnya.
Sedangkan Kepala Puskesmas Kecamatan Mutiara, dr Maizaryani, menyampaikan bahwa pihaknya tidak dapat bekerja sendiri perlu bersinergi dan berkolaborasi dalam pemenuhan gizi masyarakat.
Oleh karena itu, ia sangat mengapresiasi kegiatan tersebut.
Pasalnya, ia menilai padi Inpari Nutri Zinc, yang menghasilkan beras kemudian menjadi nasi ini, dapat mengatasi gizi buruk dan mencegah stunting.
Turut hadir dalam kegiatan tanam yang dirangkai Bimtek ini adalah peneliti BPTP Aceh, Abdul Azis.
Kemudian juga hadir perwakilan BBI Keumala, penangkar, dokter/bidan Puskesmas, koordinator/ penyuluh/POPT BPP Mutiara Timur.
Selain itu, juga hadir Dekan FP Unaya Aceh dan civitas serta mahasiswa Fakultas Pertanian Unigha Pidie. (*)