UAS Resmi Berstatus Duda, Gugatan Cerai Dikabulkan PA Bangkinang

Editor: bakri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kolase foto Ustadz Abdul Somad, Masjid Oman Al Makmur Lampriek (kiri atas) dan Masjid Keuchik Leumiek (kiri bawah).

* Besok Mulai Safari Dakwah di Aceh

PEKANBARU - Ulama kondang Ustaz Abdul Somad (UAS) resmi menyandang status duda setelah gugatan cerai terhadap istrinya, Mellya Juniarti, dikabulkan oleh Pengadilan Agama Bangkinang. Pengabulan permohonan cerai UAS terhadap Mellya itu dibacakan oleh hakim Pengadilan Agama Bangkinang di Ruang Sidang Umar Bin Khatab, Selasa (3/12) lalu.

Humas Pengadilan Agama Bangkinang, Muliyas S.Ag membenarkan bahwa pengadilan menerima dan menangani perkara perceraian UAS. Menurut Muliyas, permohonan cerai talak Ustaz Abdul Somad terdaftar di Pengadilan Agama Bangkinang sejak 12 Juli 2019. Perkara perceraian ustaz kondang ini teregistrasi dengan nomor perkara 604/Pdt.G/2019/PA.Bkn.

Muliyas menjelaskan, perkara perceraian tersebut sudah dilakukan 11 kali proses sidang yang di dalamnya termasuk proses mediasi. Hingga akhirnya hakim mengabulkan gugatan cerai pria yang memiliki nama lengkap Abdul Somad Batubara itu.

“Saat putusan dibacakan hakim kemarin hanya dihadiri kuasa hukum pemohon,” kata Muliyas. Ia menuturkan, terkait kasus perceraian ini para pihak masih punya waktu 14 hari untuk berpikir menerima putusan atau melakukan upaya hukum lainnya.

Sementara itu Mellya yang kini berstatus sebagai mantan istri UAS membenarkan bahwa pengadilan telah memutuskan gugatan cerai yang diajukan oleh Ustaz Abdul Somad kepada dirinya. “Ya, pengadilan sudah membacakan amar putusannya, dan kami tadi terlambat sehingga tidak hadir saat majelis membacakan putusan,” kata Mellya yang didampingi oleh kuasa hukumnya, Nurhasmi, SH.

Mellya sendiri mengaku kaget dengan putusan tersebut. Sebab tanpa kehadirannya sebagai tergugat dalam persidangan, pengadilan langsung memutuskan perkara. Saat ditanya apakah dirinya akan melakukan banding atau tidak, Mellya menyerahkan sepenuhnya kepada penasihat hukum.

Mellya sendiri merasa dirinya selama ini tidak pernah melakukan kesalahan yang melampaui syariat. Sementara saat ditanya isu yang beredar mengenai kurangnya nafkah lahiriyah yang diberikan UAS kepadanya, wanita yang dinikahi oleh UAS pada 2012 itu tidak mau berkomentar. “Kalau itu saya no comment. Untuk lebih jelas tanyalah sama ustaz, karena saya termohon,” katanya.

UAS sendiri hingga kemarin belum memberi komentar atau penjelasan apapun terkait kabar perceraiannya dengan Mellya. Pendakwah populer kelahiran Asahan, Sumatera Utara itu juga tidak mengunggah foto maupun video terkait keluarga dalam beberapa postingan terakhirnya di media sosial.

UAS dan Melya diketahui menikah sejak 20 Oktober 2012 di Baserah, Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau. Pernikahan mereka tercatat di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Kuantan Hilir. Dari pernikahan itu mereka dianugerahi seorang anak.

UAS selama ini dikenal sebagai salah satu pendakwah kondang di Tanah Air. Lahir dari keluarga besar seorang ulama asal Asahan yaitu Syekh Abdurrahman atau lebih dikenal sebagai Tuan Syekh Silau Laut I, sejak SD UAS dididik melalui sekolah yang berbasis pada Tahfiz Alquran.

Tahun 1998 UAS menjadi satu di antara 100 orang Indonesia mendapatkan beasiswa dari Pemerintah Mesir untuk belajar di Universitas Al-Azhar. Ia mengikuti tes dan mengalahkan 900-an orang lainnya sehingga berhasil mendapatkan beasiswa tersebut.

Ia kemudian memilih melanjutkan pendidikannya di Universitas Al-Azhar Kairo dan berhasil mendapatkan gelar Lc-nya dalam waktu tiga tahun 10 bulan pada pertengahan tahun 2002. Setelah itu ia melanjutkan program pendidikan S2-nya di Universiti Kebangsaan Malaysia, namun hanya sempat berkuliah selama dua semester.

Pada tahun 2004 UAS mendapatkan beasiswa melalui melalui Agence Marocaine de Coopération Internationale (AMCI) dari Kerajaan Maroko untuk pendidikan S2 di Institut Darul-Hadits Al-Hassaniyah Rabat. Institut Darul-Hadits Al-Hassaniyah Rabat ini setiap tahunnya hanya menerima 20 orang murid dengan rincian 15 orang Maroko dan lima orang untuk asing.

Program S2 diselesaikannya dalam waktu satu tahun 11 bulan dan mendapatkan gelar D.E.S.A. (Diplôme d’Etudes Supérieurs Approfondies) yang berarti "Diploma Studi Lanjutan" pada akhir tahun 2006.

Di Indonesia dalam beberapa tahun belakangan UAS menjadi penceramah kondang. Ceramahnya mudah dicerna dan mudah dipahami oleh berbagai kalangan masyarakat. Kajian-kajiannya yang baik dalam merangkai kata menjadi sebuah retorika dakwah, membuat ceramah UAS begitu populer.

Banyak dari ceramah UAS yang mengulas berbagai macam persoalan agama. Tak hanya itu, ceramah UAS juga banyak yang membahas mengenai masalah-masalah terkini, nasionalisme dan berbagai masalah yang sedang menjadi pembahasan hangat di kalangan masyarakat.

Kembali ke Aceh

Dua hari lalu, Serambi mendapatkan kabar bahwa Ustaz Abdul Somad Lc MA akan kembali mengunjungi Aceh dan berceramah di Aceh. Rangkaian safari dakwah UAS kali ini akan dipusatkan di sejumlah titik di kota Banda Aceh dan Aceh Besar.

Ketua Ikatan Alumni Timur Tengah (IKAT) Aceh, Muhammad Fadhillah, Lc MUs didampingi oleh H Nazaruddin Yahya Lc sebagai perwakilan Tim UAS Aceh mengatakan, bahwa mereka telah mengkonfirmasi kedatangan UAS beberapa waktu lalu ke pihak tim UAS di Pekanbaru. "Sudah dikonfirmasi, beliau insya Allah akan bersama kita selama dua hari, Banda Aceh dan Aceh Besar," kata M Fadhillah.

Kegiatan safari dakwah Ustadz Abdul Somad Lc MA diawali dengan tabligh akbar di Masjid Haji Keuchik Leumiek Banda Aceh pada Jumat 6 Desember 2019 malam 2019 (malam Sabtu-red). Selain itu, UAS yang saat ini segera menyelesaikan doktoralnya di Sudan juga akan menyampaikan tausiyah Subuh di Masjid Oman, Lampriek Banda Aceh esok harinya.

Di Aceh Besar, UAS akan mengisi ceramah maulid di Gampong Teuladan Lembah Seulawah dan Pondok Pesantren Gontor 10 di Seulimum, Aceh Besar. "Alhamdulillah, akhirnya Ustaz Abdul Somad dai yang dirindukan masyarakat Aceh kembali berdakwah di bumi Seuramoe Mekkah. Semoga nasihat beliau nanti akan memberikan spirit baru untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT," ujar H Nazaruddin Yahya Lc.

Para panitia juga mengajak masyarakat Aceh untuk menyemarakkan kegiatan dakwah ini.(Tribun Pekanbaru/Ikhwanul Rubby/dan)

Berita Terkini