Ia merasa masih terlalu dini untuk memutuskan hal ekstrem dalam hidupnya.
Barulah di usia 13 tahun dan tepat beberapa hari setelah lulus sekolah dasar, ia memutuskan ke Jakarta naik kereta api.
"Pas umur 13 tahun aku ke Jakarta turun di Jatinegara. Zaman dulu kan bisa nebeng kereta," jelasnya.
Selama setahun di Jakarta, tak ada pekerjaan tetap yang ia lakoni.
Apapun ia lakukan demi sesuap nasi, dari mengamen sampai jadi anak punk.
"Setahun di Jakarta, dulu hidupku jadi gelandangan. Enggak ada rumah, enggak ada tempat tinggal."
"Jadi pengamen pernah, jadi anak punk juga pernah," ungkap Siska.
Tak perduli bagaimana ia menjalani hidupnya, yang terpenting bagi Siska bisa menyambung hidup.
Sebab ia sebatang kara tinggal di Jakarta.
Putuskan menjadi waria
Merasa penghasilannya tak menentu, Siska memilih untuk menjadi waria di usia 14 tahun.
"Karena sudah merasa kayak perempuan, akhirnya aku terjun langsung sekalian aja (jadi waria)," ungkap Siska.
Keputusannya memilih menjadi waria untuk menambah penghasilannya.
Sejak itu ia memutuskan untuk mengamen sambil menjadi waria di sekitaran Bekasi dan Jakarta Timur.
Tak lupa ia pun mengganti nama aslinya menjadi 'Siska'.