SERAMBINEWS.COM - Martinus Adat (64) adalah pria tunanetra di Kampung Mano-Nancang, Kelurahan Mandosawu, Manggarai Timur, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Meski memiliki keterbatasan, Martinus bertanggung jawab untuk merawat istri dan anaknya yang menderita gangguan jiwa.
Martinus tak bisa bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
Untuk menyambung hidup setiap hari, Martinus dan keluarga hanya berharap dari belas kasihan orang lain.
"Untuk menghidupkan keluarga, saya menerima beras dari tetangga atau keluarga, atau orang yang memiliki kecukupan saat berkunjung ke rumah".
"Hidup kami atas belas kasihan tetangga dan orang yang selalu mengunjungi rumah kami," ujar Martinus, Jumat (13/12/2019).
Sejumlah warga yang beriba hati memberi uang kepada Martinus.
Uang tersebut dia gunakan untuk membeli sayuran dan kebutuhan rumah tangga lainnya.
• Jasad Pemuda yang Membantu Selamatkan Cewek yang Coba Bunuh Diri Ditemukan Meninggal
• Reino Barack Kagumi Sosok Syahrini dan Puji Sang Istri Luar Biasa, Isu Pisah Ranjang Terbantahkan
Istri dan anak menderita gangguan jiwa
Martinus memiliki dua orang anak.
Anak sulungnya bernama Fransiska Jemita (26).
Sedangkan, anak keduanya bernama Berno Edon (14).
Istri Martinus, Paulina Dihus, awalnya bahu-membahu bersama suaminya untuk menghidupi keluarga.
Namun, pada 2007, Paulina mulai menderita gangguan kejiwaan.
Di tahun yang sama, anak sulungnya, Fransiska, juga mengalami sakit serupa.
Fransiska saat itu berjalan-jalan sendirian, berbicara sendiri dan baru bisa tidur pada larut malam.
Keadaan tersebut memaksa Martinus berjuang seorang diri menghidupi keluarga.
Memasak sendiri untuk anak dan istri
Martinus yang tunanetra sejak lahir, mau tidak mau harus menggantikan peran istrinya.
Martinus selalu memasak makanan untuk anak dan istrinya.
Tetangga Martinus, Donikus Wangku mengatakan, Martinus selalu memasak setiap hari.
Ia biasanya meraba beras dan memilih periuk yang akan digunakan.
Periuk tersebut kemudian diletakkan di atas tungku api secara perlahan.
Adapun, beras yang dimasak merupakan pemberian tetangga.
"Masakan nasi dan sayur Bapak Martinus ini sangat enak untuk mereka makan bertiga," ujar Wangku.
• Pembunuhan Istri Direkonstruksi, Tusukan Pisau Dapur Empat Kali ke Perut
• Mantan Pacar Beberkan Gelagat Azura Luna Penipu Ulung Buruan Interpol, Sebut Hidup Bak Putri
Keadaan rumah memprihatinkan
Martinus dan keluarganya tinggal di Kampung Mano-Nancang, yang berada di pedalaman Manggarai Timur.
Jarak kampung tersebut dari Ibu Kota Kabupaten Manggarai Timur sekitar 43 kilometer.
Mereka tinggal di sebuah rumah reyot berukuran 5x6 meter.
Lantainya dari semen, sementara dinding terbuat dari papan dan atap menggunakan seng.
Dua tempat tidur dan kelambunya sudah rusak.
Martinus berharap, ada orang yang bersedia memperbaiki dapurnya, supaya dia bisa nyaman memasak untuk anak dan istrinya.
• Qanun di Meurah Mulia, Kambing Makan Padi Warga Pemilik Didenda
• 280 Pelamar CPNS di Pijay Gugur sebelum Ikut Ujian Februari 2020, Ini Jumlah yang Memenuhi Syarat
• Asmaul Husna Ternyata Hamil 4 Bulan, Mahasiswi Ini Dibunuh Karena Minta Pacar Tanggungjawab
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Tunanetra Merawat Anak dan Istri Gangguan Jiwa, Berharap Belas Kasihan dari Tetangga"