Menurutnya, jika harga normal sawit tetap bertahan, diperkirakan para pertani di daerah itu, akan menerima keuntungan yang layak. Sehingga, hasil penjualan sawit itu mampu menutupi biaya perawatan tanaman.
"Memang, selain dipengaruhi oleh harga CPO dunia, salah satu faktor tidak stabilnya harga sawit itu, karena Abdya belum memiliki pabrik kelapa sawit (PKS), sehingga seluruh hasil panen terpaksa harus dibawa ke luar daerah, seperti Nagan Raya dan Subulussalam," ungkapnya.
Kondisi ini, katanya, akan menjadi peluang bagi para agen dalam melakukan penekanan harga, dan para petani pun tidak bisa berbuat banyak, bahkan mereka harus merelakan hasil panennya dibeli dengan harga murah.
"Kita sangat berharap harga seperti ini tetap bertahan, dan dapat meringankan beban petani, serta Abdya segera miliki PKS," harapnya. (*)