Laporan Nasir Nurdin | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Informasi yang menyebutkan anggaran JKA tahun 2020 mengalami defisit dan hanya tersedia sampai Mei tahun ini dinilai sangat menyedihkan oleh mantan anggota DPD RI Ghazali Abbas Adan.
Dalam siaran pers-nya yang diterima Serambinews.com, Sabtu (11/1/2020) Ghazali memberi solusi untuk menutupi defisit JKA dengan cara mengalihkan anggaran yang diplotkan ke Lembaga Wali Nanggroe yang dipimpin Paduka Yang Mulia (PYM) Wali Nanggroe Tgk Malek Mahmud Al Haytar untuk kepentingan JKA.
Ghazali menyebutkan, anggaran untuk Tgk Malek Mahmud Al Haytar tahun lalu mencapai Rp 32 miliar, sedangkan manfaatnya untuk kemaslahatan rakyat tidak jelas.
• Soal Usul Wali Nanggroe Dihapus, Mantan Dubes GAM: Kita Sedih dan Berduka kepada Ghazali Abbas
• Hadiri Anugerah Wali Nanggroe, Plt Gubernur: Harus Ada Generasi Muda yang Peduli Adat dan Budaya
• Ketika Wali Nanggroe Malik Mahmud Bertemu Ratu dan Delilah di Way Kambas
Berkaitan dengan Lembaga Wali Nanggroe, Ghazali menandaskan tetap berprinsip dan sependapat dengan Prof Yusril Ihza Mahendra bahwa tujuan dibuat lembaga ini hanya untuk penghormatan kepada Allahu yarhamuh Almukarram walmuhtaram Dr Tgk Hasan Muhammad di Tiro.
Setelah beliau kembali kepada Allah, maka lembaga itu tidak diperlukan lagi.
Namun, faktanya sampai saat ini LWN itu masih tertulis dalam UUPA.
Seseorang yang menempati tempat itu juga ditegaskan di antaranya adalah dalam pasal 96, ayat (1) ia sebagai lembaga adat, sebagai pemersatu masyarakat yang independen, berwibawa...,
Ayat (3) dipimpin oleh seorang Wali Nanggroe yang bersifat personal dan independen.
Ghazali Abbas menilai Wali Nanggroe Tengku Malek Mahmud Al-Haythar belum mampu melaksanakan fungsi pemersatu masyarakat.
Ghazali juga menyebut contoh kasus terbaru tentang dinamika yang tidak elok berkaitan dengan tupoksi parlemen Aceh.
Dalam kasus terbaru itu, katanya, tidak pernah terdengar wejangan dan petuah Wali Nanggroe niscaya parlemen Aceh, pimpinan dan segenap anggotanya agar menunjukkan watak kolektif kologial, penuh ukhuwah, kebersamaan dan keakraban.
Berkenaan dengan defisit anggaran untuk menjaga kesehatan 2,1 juta rakyat melalui program brilian populis inisiatif Irwandi Yusuf-Nova, menurut Ghazali, anggaran yang mungkin tahun 2020 untuk Wali Nanggroe lebih fantastis dibanding 2019, dialihkan saja ke bagian anggaran JKA tahun 2020.
"Betapa sangat ironis dan meungusik rasa keadilan dan kemunusiaan, anggaran untuk kemaslahatan 2,1 juta rakyat harus mengalami defisit," demikian Ghazali Abbas Adan.(*)