Gadis Aceh Hilang di Malaysia

Gadis Aceh yang Hilang di Malaysia Sempat Telepon Orang Tua Sambil Menangis, Bekerja Tanpa Gaji

Penulis: Subur Dani
Editor: Muhammad Hadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua YARA, Safaruddin SH mendampingi Nurdin membuat laporan kehilangan anaknya di Malaysia di Polda Aceh, Senin (13/1/2020).

Laporan Subur Dani | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Nurdin (70) ayah dari Syafridawati, gadis asal Gampong Krueng Lingka, Kecamatan Langkahan, Aceh Utara yang hilang di Malaysia, mendatangi Polda Aceh, Senin (13/1/2020).

Didampingi Ketua Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA), Safaruddin SH dan tim kuasa hukum lainnya, Nurdin membuat laporan terkait hilangnya Syafridawati anaknya di Malaysia ke bagian SPKT Polda Aceh.

Mengenakan kemeja putih biru kotak dan peci berwarna kuning, Nurdin datang dengan penuh harapan agar polisi bisa mengusut tuntas kehilangan putri bungsunya yang diduga telah dijual di negeri seberang.

Jangan Ada Lagi WC Terbang, Pesan Camat Peusangan Saat Melantik Keuchik

Pantauan Serambinews.com Nurdin dan tim YARA tiba di Polda Aceh sekira pukul 13.30 WIB.

Mereka awalnya langsung ke ruang SPKT Polda Aceh, namun oleh petugas meminta mereka untuk melapor lebih dulu ke Subdit IV Dit Reskrimum.

YARA kemudian membawa Nurdin untuk berkonsultasi dengan personel di bagian Subdit IV.

Setelahnya, mereka kembali ke SPKT untuk membuat laporan dan BAP awal oleh personel.

VIDEO - Anak Gadisnya Hilang Kontak di Malaysia, Nurdin Buat Laporan ke Polda Aceh

Safaruddin SH kepada awak media menjelaskan, anak Nurdin, Syafridawati berangkat ke Malaysia pada Agustus 2015 setelah dibujuk oleh Mutia yang juga warga Kecamatan Langkahan Aceh Utara.

Pada tahun 2015, kata Safaruddin, Mutia datang berulang kali ke rumah Nurdin meminta Syafridawati anaknya dibawa ke Malaysia untuk dipekerjakan.

"Datang pertama minta, tapi Pak Nurdin nggak kasih, datang kedua minta lagi, Pak Nurdin tetap nggak kasih juga. Kemudian datang ketiga kali, si Mutia ini bawa suaminya, katanya nanti akan ada gaji tiga juta sebulan dan akan sering mengirim uang ke Aceh," kata Safaruddin.

Akhirnya karena sudah ada jaminan dan cukup meyakinkan, Nurdin mengikhlaskan putrinya untuk berangkat ke Malaysia bersama Mutia.

Istri yang Baru Dinikahi Kabur, Suami Minta Mahar Rp 30 Juta Dikembalikan

"Pada tanggal 18 Agustus 2015, berangkat orang ini, paspor sudah diurus sama Mutia. Syafridawati dijemput pakek mobil lalu mereka berangkat," kata Safaruddin.

Setelah sampai di Malaysia, Syafridawati sempat memberi kabar bahwa dirinya telah sampai di Malaysia.

"Kemudian lama tak ada kabar, pas puasa 2016 dia telepon sekali pakek nomor Malaysia bahwa dia di sana kerja tapi nggak ada uang karena tidak digaji. Syafridawati menangis, tapi dia tidak bilang kerja di mana," kata Safaruddin.

Lama tak memberi kabar, setahun kemudian Syafridawati kembali menelepon.

Dia kembali memberitahu kepada keluarganya tidak ada uang untuk pulang ke Aceh.

Jadi Buronan KPK, Ternyata Caleg PDIP Sudah Berada di Luar Negeri

"Dia telepon juga sambil menangis. Itulah terakhir kalinya Syafridawati menelepon, setelah itu tidak pernah menelepon dan sampai sekarang dia hilang entah ke mana, tidak ada kabar," kata Safaruddin.

Safaruddin juga menjelaskan, pihaknya sebelumnya pernah meminta bantuan komunitas Aceh di Malaysia untuk mencari sosok Mutia, yang menjadi agen atau yang membawa Syafridawati ke Malaysia.

"Dapat si Mutia ini, dia juga sempat dipanggil ke kedutaan. Ditanya ke mana dia bawa Syafridawati, dia jawab nggak tahu. Syafridawati pergi sendiri nggak tahu ke mana katanya," sebut Safaruddin.

Menteri Intelijen Israel Ancam Bunuh Sekjen Hizbullah Hassan Nasrallah, Batalkan Kunjungan ke Dubai

Pengakuan itu menurut Safaruddin aneh. Kedutaan juga berjanji akan menangani kasus itu namun sampai sekarang tak ada informasi.

Oleh sebab itu Nurdin didampingi YARA hari ini membuat laporan ke Polda Aceh dengan harapan, polisi bisa ikut ambil bagian dalam mengusut tuntas kasus tersebut.

"Dugaan kami ini masuk dalam kasus perdagangan manusia, makanya kami berharap Polda Aceh menangani kasus ini," kata Safaruddin. (*)

VIDEO - TKW Asal Aceh Korban Penganiayaan di Malaysia Ungkap Betapa Kejamnya Perlakuan Majikan

Berita Terkini