Berita Pidie Jaya

Tak Mampu Penuhi Pupuk Bersubsidi, Pemilik Kios Pengecer di Ulim Pidie Jaya Beralih ke Non Subsidi

Penulis: Abdullah Gani
Editor: Nur Nihayati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tim Pengawas pupuk bersubsidi Pijay dipimpin Kadistan setempat mengamati stok pupuk di salah satu kios di Ulim beberapa waktu lalu.SERAMBINEWS,COM/ABDULLAH GANI

Hanya saja dari segi harga kebanyakan petani tak sanggup membelinya karena harganya jauh lebih mahal.

Laporan Abdullah Gani | Pidie Jaya

SERAMBINEWS,COM.MEUREUDU- Nurdin, seorang pedagang berbagai jenis kebutuhan untuk pertanian seperti pupuk, benih dan pestisida di Kecamatan Ulim, Pidie Jaya, kini memilih mundur dari berjualan pupuk bersubsidi.

Menjawab Serambinews,com, Kamis (23/1/2020), pemilik kios Pusaka Tani di Keude Ulim menyebutkan, ia mundur dari berjualan pupuk bersubsidi produksi PT PIM dan PT Petrokimia Gresik, kini sudah hampir sebulan.

Alasan utama sehingga ia lebih memilih tidak berjualan lagi pupuk bersubsidi jenis Urea, NPK Phonska, ZA dan pupuk organik, lanjut Nurdin, karena alasan tak tahan terus dicerca masyarakat saat mereka beli pupuk, tapi tak tersedia di kios.

Tapi kalau pupuk non subsidi seperti urea produksi PT PIm dan PT Kaltim serta NP Phonska produksi PT Petrokimia Gresik tersedia dalam jumlah cukup.

Hanya saja dari segi harga kebanyakan petani tak sanggup membelinya karena harganya jauh lebih mahal.

Karena harga mahal, ada petani yang beli separuh dari kebutuhan.

Atau menggantikan dengan pupuk lainnya.

Ada Warga Aceh Dalam Kapal TKI Ilegal Tenggelam di Perairan Riau, Ini Identitas Korban Selamat

Polisi Gayo Lues Perbaiki Jalan Rusak di Blangkejeren Kutapanjang

Setelah Ratusan Warga Shalat Istisqa, Alhamdulillah Hujan Turun di Aceh Besar

Ditambahkan Nurdin, akibat sering kosongnya pupuk bersubsidi di kios, sehingga sebagian petani terkadang mengira, itu hanya alasan kios pengecer, padahal pupuknya sudah dijual keluar kabupaten.

Atau dijual untuk petani kelapa sawit yang harganya lebih mahal.

Dalam kondisi demikian tak jarang berakhir dengan "perang mulut," sebut pemilik kios Pusaka tani.

Karenanya, dari pada terus demikian, sehingga ia memilih untuk mundur dari berjualan pupuk bersubsidi.

Mundurnya dari kios pengecer resmi pupuk bersubsidi, sudah dilaporkan langsung pada Kadis Pertanian Pangan setempat.

"Saya sudah melaporkan langsung pada Pak Muzakkir, Kadis Pertanian Pijay," imbuh Nurdin. Kecuali itu, sementara pupuk non subsidi tetap dijual sebagaimana biasa.

Halaman
12

Berita Terkini