SERAMBINEWS.COM - Hingga kini upaya satuan tugas (Satgas) dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tengah untuk melepaskan ban dari leher buaya di Palu belum membuahkan hasil.
Salah satu upaya yang dilakukan tapi belum berhasil adalah menggunakan harpun (sejenis tombak).
Untuk membantu upaya penyelamatan buaya, BKSDA Sulteng akhirnya memasukan Matthew Nicolas Wright and Chris Wilson dalam Satgas penanganan buaya berkalung ban.
"Setelah berkonsultasi dengan Direktur KKH Kementerian LHK, dua warga negara asing asal Australia yakni Matt dan Chris diperkenankan segera bergabung dengan tim yang sudah terbentuk saat ini," kata Ketua Satgas Kepala Seksi Konservasi wilayah I Haruna, Senin (10/2/2020).
• Sayembara Melepas Ban Bekas di Leher Buaya, Ada yang Berminat?
Matthew dan Chris merupakan ahli sekaligus pemerhati buaya dari Australia.
Kedatangan mereka semata-mata untuk membantu penanganan buaya berkalung ban.
"Untuk memaksimalkan kerja tim, saat ini satgas tengah mempersiapkan kembali peralatan serta strategi yang ada," ujar Haruna.
Seperti diberitakan sebelumnya, buaya berkalung ban bekas pertama kali terlihat pada tahun 2016.
Sejak saat itu, petugas Dinas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tengah, terus berusaha menyelamatkan hewan buas tersebut.
Namun, dari usaha menggunakan jala yang diberi pemberat, menggunakan kerangkeng, serta melibatkan Panji petualang hingga menggelar sayembara, belum membuahkan hasil memuaskan.
• Prajurit Afghanistan Bunuh Dua Tentara Amerika Serikat, Serang Dengan Senapan Mesin
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "2 Ahli Satwa Didatangkan dari Australia Bantu Lepaskan Ban di Leher Buaya di Palu",