Luar Negeri

Korban Tewas Kerusuhan di India Capai 42 Orang, Kekerasan Dipicu UU Kewarganegaraan Kontroversial

Editor: Faisal Zamzami
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Demonstran berunjuk rasa menolak UU Kewarganegaraan Baru di New Delhi, India, Senin (24/2/2020).(DANISH SIDDIQUI)

3. Kengerian selama tiga hari

Sejak Minggu, massa yang merupakan pendukung maupun penentang UU Kewarganegaraan yang kontroversial saling serang, dengan polisi juga menjadi korban.

Kerusuhan pertama terjadi pada Minggu, di mana massa pendukung dan kontra terlibat kerusuhan di sebelah timur ibu kota Delhi.

Ketegangan terjadi di tiga area yang mayoritas ditinggali Muslim.

Awalnya kelompok pendukung memprotes blokade dari massa penentang. Tak lama kemudian, aksi pelemparan batu terjadi.

Sejak saat itu, setiap kelompok mengambil posisi secara komunal, dengan adanya laporan warga Muslim diserang.

Kerusuhan Delhi semakin intens ketika Trump berkunjung selama dua hari, dari 24 hingga 26 Februari, di mana dia sempat memberikan pidato di Motera Stadium.

Setelah bentrokan yang terjadi selama tiga hari berturut-turut, suasana agak reda dilaporkan pada Rabu (26/2/2020).

Namun, Delhi masih diliputi kecemasan.

Pasalnya, kerusuhan ini bukan lagi tentang UU Kewarganegaraan.

Namun berubah menjadi sektarian, di mana orang diserang berdasarkan agama mereka.

Ada laporan sekelompok pria dengan tongkat, batang besi dan batu berkeliaran di jalan-jalan dan orang-orang Hindu dan Muslim saling berhadapan.

Seperti yang dialami Mohammad Zubair.

Seorang pria berusia 37 tahun yang dipukuli ketika dalam perjalanan pulang dari masjid.

Dia menuturkan diserang oleh sekelompok orang tersebut setelah mereka melihatnya mengenakan peci, jenggot, maupun pakaian gamis.

Halaman
1234

Berita Terkini