Kemudian keduanya meninggalkan lokasi tanpa memberitahukan istrinya yang sedang kebingungan mencari putrinya itu.
Kemudian Marwansyah yang mendapatkan kabar bahwa putrinya mengalami kecelakaan dan meninggal dunia.
Dirinya dan keluarga di Jakarta langsung berangkat ke Bogor.
Sesampainya di Bogor, ternyata jenazah putrinya sudah di rumah duka.
Marwansyah mengungkapkan pkondisi jenroses dari dirinya melihat azah, dimandikan dan dikafankan semua terkesan disegerakan.
Padahal dari pihak keluarganya sudah menyampaikan bahwa masih ada keluarga yang sedang dalam perjalanan.
Kemudian, Marwansyah meminta jenazah putrinya untuk dimakamkan di Jakarta.
Namun, warga setempat menolak dengan alasan kasihan dengan jenazah jika lama-lama.
“Secara kondisi mental dan akal yang tidak sehat pada saat itu, maka kami sekeluarga tidak bisa berpikir dengan jernih untuk mengambil setiap keputusan dalam keadaan terpaksa,” tulisnya.
Marwansyah mengaku tidak melihat dan bertemu dengan pihak penabrak sama sekali.
Akhinya, sekeluarga Marwansyah memutuskan untuk melapor ke pihak berwajib.
Namun, pihak warga setempat mencegah keluarga Marwansyah untuk melapor ke polisi dengan alasan dapat diselesaikan secara kekeluargaan.
“Kami sekeluarga mengerti betul bahwa ini adalah musibah dan kehendak dari Allah. Maka dari itu, kami sekeluarga mau di ajak secara kekeluargaan,” tulisnya.
“Tapi kenyataannya sampai saat ini setelah 40 hari lebih kami menunggu dan memberi kesempatan kepada si penabrak, ternyata tidak ada etikat baik maupun bentuk kekeluargaan yang di tunjukkan atau dilakukan secara langsung oleh si penabrak terhadap kami,” sambungnya.
Karena tidak adanya etikat baik dari penabrak, keluarga Marwansyah memutuskan untk membuat laporan polisi atas apa yang sudah menimpa putrinya.