Laporan Agus Ramadhan I Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Ribuan monyet turun ke jalanan di Provinsi Lopburi, Thailand setelah virus Corona menyebabkan jumlah kunjungan wisatawan ke negara itu menurun.
Kerumunan monyet itu biasanya memperoleh makanan yang diberikan oleh wisatawan saat berkunjung ke tempat tersebut.
Sebuah rekaman menunjukkan ribuan monyet yang berkeliaran jalan sedang menunggu orang-orang untuk memberi makanan.
Seorang pengendara sepeda motor melintas dan memberikan sebuah pisang.
Kemudian ribuan monyet itu mengejar satu monyet yang telah medapatkan pisang.
• VIRAL Kisah Penumpang Ojol Diancam Perkosa Oleh Driver, Fotonya Disebar dengan Caption Tak Benar
• Giok Nagan Terbaik di Indonesia, Kadin Berharap Bisa Diekspor ke Luar Negeri
• Dua Pasien Suspect Virus Corona Dirawat di Aceh, Kenali Ciri-ciri dan Cara Pencegahannya
Mulanya, monyet-monyet itu terlihat berlari secara sendiri-sendiri ketika mereka mencari makanan.
Tapi kemudian monyet-monyet itu bersuara dan berteriak ketika puluhan monyet mengejar seekor monyet yang tampaknya telah mendapatkan pisang.
Monyet itu terlihat berkerumunan saling menindih untuk memperebutkan makanan.
Bahkan penduduk setempat yang terbiasa melihat monyet berkeliaran itu terkejut oleh keganasan monyet pada hari itu.
Sasaluk Rattanachai, perekam video itu mengabadikan aksi monyet tersebut dari luar toko tempat dia bekerja.
"Mereka lebih mirip anjing liar daripada monyet. Mereka menjadi gila karena satu potong makanan. Saya belum pernah melihat mereka seagresif ini,” kata Rattanachai melansir dari dailymail, Kamis (12/3/2020).
“Saya pikir monyet-monyet itu sangat-sangat lapar. Biasanya ada banyak turis di sini untuk memberi makan monyet-monyet itu, tetapi sekarang tidak banyak karena wabah Corona,” tutur Rattanachai.
Provinsi Lopburi adalah rumah bagi ribuan monyet liar yang berkeliaran di jalanan dan bangunan.
Binatang primata itu banyak yang tinggal di lingkungan kuil kuno Budha di kota itu.
Monyet itu terbagi menjadi dua kelompok, ada monyet yang tinggal di lingkungan kuil dan yang tinggal di jalanan kota.
Wilayah monyet itu dipisahkan dengan jalur kereta api.
Bisanya kedua kelompok tidak bertemu satu sama lain, tetapi pada hari itu kedua kelompok monyet itu bertemu untuk bertarung memperebutkan makanan.
Rasa lapar yang dialami oleh monyet kuil itu mungkin telah membawa mereka turun ke jalanan kota untuk mencari makanan.
Penduduk setempat, Somchai Unakong, menyatakan kepada manajer kantor berita online di Thailand bahwa pertarungan itu mungkin disebabkan oleh virus Corona.
Bulan Februari lalu, terungkap bahwa monyet-monyet di tempat lain juga menderita kelaparan yang disebabkan oleh kedatangan wisatawan menurun hingga 44 persen akibat dari virus Corona.
Primata yang tinggal di taman umum di Songkhla, Thailand selatan, biasanya mendapatkan makanan yang cukup setelah wisatawan dari Malaysia dan Cina memberi mereka makanan.
Penduduk setempat yang baik hati datang setiap hari untuk memberi monyet itu semangka dan tomat segar untuk di makan.
Pemerintah Thailand melaporkan ada 59 kasus virus Corona di Thailand, dengan satu kematian.
Ekonomi Thailand sangat bergantung pada wisatawan asal negeri tirai bambu tersebut.
Pariwisata menyumbang 18 persen dari PDB Thailand.
Turis Cina menyumbang lebih dari seperempat dari total kedatangan wisatawan di Thailand.
Menteri Pariwisata Thailand, sebelumnya memperingatkan krisis seperti skala wabah Sars dapat menelan biaya sekitar $ 1,6 miliar atau Rp 23.3 Triliun.(*)