Batal Umrah karena Corona, Bagaimana Nasib Visa dan Biaya yang Sudah Dibayar Calon Jamaah?

Editor: Amirullah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Situasi di sekitar Kabah, di dalam Masjidil Haram, Arab Saudi, kosong dari para jemaah saat diberlakukan sterilisasi, Kamis (5/3/2020). Terkait merebaknya virus corona, Pemerintah Arab Saudi menutup sementara kegiatan umrah dan melakukan sterilisasi di sekitar Kabah termasuk lokasi untuk melakukan sai di antara Bukit Safa dan Marwah.(AFP/ABDEL GHANI BASHIR)

SERAMBINEWS.COM - Ibadah umrah ditunda sampai waktu yang tidak ditentukan karena virus corona, bagaimana dengan visa dan biaya yang sudah dibayarkan?

Wabah virus corona turut mengganggu jalannya ibadah umrah di Arab Saudi.

Sejak Arab Saudi dilanda wabah virus corona, negara menghentikan sementara kegiatan umrah 2020 untuk meminimalisir penularan Covid-19.

Indonesia sebagai negara yang didominasi muslim terbesar turut terkena imbasnya.

Banyak calon jamaah umrah harus menerima kenyataan penundaan berangkat dalam waktu yang tidak ditentukan.

Lantas apakah jamaah akan mengalami kerugian biaya dalam penundaan ini?

Bagaimana dengan visa dan biaya yang telah dikeluarkan?

1. Jamaah Dipastikan Tak Rugi

Umat muslim memakai masker pelindung untuk mencegah penularan virus korona, saat tiba di Masjidil Haram, kota suci Mekkah, Arab Saudi, Kamis (27/2/2020). ANTARA FOTO/REUTERS/Ganoo Essa/AWW/djo(ANTARA FOTO/REUTERS/STRINGER)

Menurut Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Haji Umrah dan In-Bound Indonesia (Asphurindo) Hafidz Taftazani, memastikan calon jemaah umrah yang sudah terdaftar dalam biro perjalanan umrah tak mengalami kerugian.

Nantinya, ada dua penawaran untuk reschedule (penjadwalan ulang) atau refund (pengembalian biaya) secara penuh.

"Kan dikasih dua pilihan, dia mau reschedule atau refund dengan uang dikembalikan secara penuh. Jadi tidak ada jemaah yang dirugikan," jelas Hafidz dikutip TribunMataram.com dari Kompas.com, Senin (16/3/2020).

2. Tapi, Nasib Visa Masih Menunggu

Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa Covid-19 sebagai pandemi global EPA-EFE/SALVATORE DI NOLFI

Meski jamaah umrah dipastikan tidak mengalami kerugian, untuk kebijakan visa jamaah masih harus menunggu.

Untuk visa sendiri, lantaran statusnya sebagai wabah, para agen perjalanan umrah masih menunggu kebijakan dari Pemerintah Arab Saudi.

Menurut dia, agen perjalanan sendiri mendapatkan kompensasi dari maskapai perjalanan dengan alternatif pengaturan kembali jadwal penerbangan atau refund.

"Maskapai bisa diselesaikan. Juga pihak hotel di Mekkah. Di perusahaan saya sendiri, ada 450 jemaah umrah yang mengalami pembatalan," ujar Hafidz.

3. Agen Umrah Tak Punya Pemasukan

Petugas apotek memasang tanda stok masker habis, di kawasan pusat penjualan obat-obatan dan alat kesehatan Tarandam, Padang, Sumatera Barat, Selasa (3/3/2020). Petugas apotek mengaku stok masker dan Hand Sanitizer sudah habis sejak Senin (2/3/2020) menyusul wabah virus Corona 19 yang mulai masuk Indonesia.

Wabah corona membuat agen penyedia umrah mengalami kerugian.

Ancaman untuk vakum dalam jangka waktu lama dikarenakan situasi yang belum kondusif.

Hanya saja, meski tiket pesawat dan hotel yang bisa dijadwalkan ulang, namun biro perjalanan umrah merugi lantaran vakum cukup lama hingga menunggu situasi kembali kondusif.

"Yang jelas biro umrah rugi karena banyak perusahaan tidak ada aktivitasnya yang otomatis tidak ada pemasukan.

Sementara karyawan harus tetap dibayar yang saat ini diliburkan," ungap Hafidz.

4. Gejala Corona yang Diremehkan

Budi Karya Sumadi bersama Menteri PUPR Basuki Hadimuljono - Daftar pejabat negara di dunia yang positif terinfeksi corona.

Gejala awal virus corona yang patut diwaspadai, 2 persen meninggal di hari ke-10.

Edukasi kepada warga dunia mengenai virus ini terus dilakukan.

Terutama mengenai gejala yang sebaiknya diketahui sehingga setiap orang bisa membatasi dirinya dan tak menjadi pembawa virus yang baru.

Melansir WHO, tanda-tanda mereka yang terinfeksi virus corona jenis baru adalah batuk, sesak napas, hingga mengalami kesulitan bernapas.

Pada kasus yang lebih parah, infeksi dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian.

Business Insider memberitakan, sebagian besar kasus Covid 19 tergolong ringan.

Akan tetapi, sekitar 20 persen pasien memiliki bawaan penyakit yang parah sehingga menyebabkan kondisi menjadi sangat kritis.

Sebuah studi yang dilakukan terhadap sekitar 140 pasien di Rumah Sakit Zhongnan, Universitas Wuhan, mengidentifikasi pola khas gejala terkait Covid-19.

Sekitar 99 persen pasien mengalami demam dengan suhu tinggi, sedangkan lebih dari setengahnya mengalami batuk kering.

Adapun sepertiganya mengalami nyeri otot dan kesulitan bernapas.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Pusat Pengendalian Penyakit China menunjukkan, sekitar 80 persen kasus virus corona ringan.

Sementara itu, 15 persen pasien menderita kasus yang parah, dan 5 persen menjadi sakit kritis.

Bagaimana gejala virus corona berkembang dari hari ke hari?

5. Hari 1-7 : Demam hingga Masuk RS

Ilustrasi batuk

Hari ke-1

Pasien mengalami demam. Tubuhnya mungkin juga mengalami semacam kelelahan, nyeri otot, dan batuk kering.

Ada pula yang mengalami diare atau mual satu atau dua hari sebelumnya.

Hari ke-5

Ada pasien yang mengalami kesulitan bernapas.

Kondisi ini biasanya terjadi pada mereka yang berusia lanjut atau memiliki riwayat penyakit lain sebelumnya.

Hari ke-7

Pada hari ke-7, menurut penelitian Universitas Wuhan, ini merupakan waktu rata-rata pasien masuk ke rumah sakit.

6. Hari 8-10 : Gangguan Napas Akut hingga Meninggal

Perbedaan flu dan pilek

Hari ke-8

Pada pasien yang mengalami kondisi parah, sekitar 15 persen mengalami sindrom gangguan pernapasan akut.

Saat ini terjadi, cairan telah memenuhi paru-paru, dan sering kali berakibat fatal.

Hari ke-10

Ketika gejala memburuk, pasien akan dibawa ke ICU. Biasanya, mereka mengalami gangguan pada bagian perut, dan kehilangan nafsu makan.

Pada rentang waktu ini, sebagian kecil meninggal, yakni 2 persen.

7. Hari ke-17 : Kemungkinan Sembuh Besar

Petugas menggunakan masker di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta, Senin (2/3/2020). Presiden Joko Widodo mengumumkan dua orang positif terjangkit virus Covid-19 atau virus corona, dan saat ini berada di ruang isolasi RSPI Sulianti Saroso, Jakarta. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

Setelah menjalani perawatan selama lebih kurang 2,5 minggu, pasien yang kondisinya membaik biasanya sembuh dan keluar dari rumah sakit.

Ahli epidemiologi University of Texas, Lauren Ancel Meyers, mengatakan, ada pasien yang terinfeksi tanpa menunjukkan gejala selama lima hari atau lebih.

Oleh karena itu, gejala-gejala awal pada sebagian orang tidak datang tepat setelah mereka terinfeksi.

Namun, ketika gejala muncul, akan terlihat mirip dengan pneumonia. Bagaimana membedakan Covid-19 dengan pneumonia?

Ahli radiologi Thomas Jefferson University, Paras Lakhani, mengatakan, keduanya dapat dibedakan dari caranya memburuk dari waktu ke waktu.

Pneumonia biasanya tidak berkembang dengan cepat. Pasien yang menderita pneumonia di antaranya akan diobati dengan antibiotik dan pasien akan stabil hingga kemudian mulai membaik.

Namun, pasien positif virus corona kondisinya bisa semakin memburuk, bahkan setelah mereka menerima perawatan. (TribunMataram.com/ Salma Fenty)

Artikel ini telah tayang di Tribunmataram.com dengan judul Batal Umrah karena Corona, Bagaimana Visa dan Biaya yang Sudah Dibayar? Ini Nasib Calon Jamaah
Penulis: Salma Fenty

Berita Terkini