Keluhan Dokter di Aceh Soal Tak Ada Masker Bikin Haru: Kami Manusia Biasa yang tak Kebal Corona

Penulis: Yocerizal
Editor: Yocerizal
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas medis memeriksa kondisi pasien di ruang isolasi saat simulasi Penanganan Pasien Corona di Rumah Sakit Lavalette, Malang, Jawa Timur, Jumat (13/3/2020). Simulasi tersebut untuk memastikan kesiapan sarana ruang isolasi dan peralatan medis sekaligus melatih koordinasi dalam penanganan pasien Covid-19 termasuk diantaranya penggunaan kostum Alat Pelindung Diri (APD). ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/ama.(ANTARA FOTO/ARI BOWO SUCIPTO)

Kamoe that resah, krn menyoe na pasien tamong, kamoe sabee yg periksa awai, baro spesialis (Kami sangat resah, karena kalau ada masuk pasien, kami selalu yang melakukan pemeriksaan awal, baru kemudian dokter spesialis,” keluh dokter jaga tersebut.

Jadi resiko kamoe tertular Covid-19 that tinggi menyoe hana dibi masker lee rumoh saket (Jadi risiko kami tertular Covid-19 sangat tinggi kalau tidak diberi masker oleh rumah sakit),”  tuturnya.

Direktur RSUZA dalam Surat Edarannya tertanggal 24 Februari 2020, menyampaikan bahwa sehubungan dengan kelangkaan masker secara global, khususnya di RSUZA, maka diimbau kepada seluruh petugas untuk pemakaian masker hanya boleh dipakai di daerah wajib, seperti IGD, ruang IBS, RHCU, dan Intensive.

Untuk diketahui, masker hanyalah salah satu alat pelindung diri (APD) untuk tenaga medis dan paramedis. Selain masker, untuk penanganan pasien corona, APD lain yang sangat dibutuhkan adalah baju pelindung.

Salah seorang perawat di RSUZA bahkan ingin pndah ke ruangan lain karena tak ingin terpapar virus Corona.

Perawat tersebut takut nanti akan menjalani karantina selama 14 hari, sementara anaknya masih sangat kecil.

Vanessa Angel Ditangkap Polisi terkait Narkoba, Sebelumnya Sempat Beri Dukungan pada Ririn Ekawati

Tak Pernah Bobol, Kiper Persiraja Fakhrurrazi Kuba Masuk Kategori Best Team of The Week Liga 1

VIRAL Foto Kakek dan Nenek Berpelukan Romantis di Ranjang Rumah Sakit, Begini Kisah Dibaliknya

Bila na pasien yang positif corona, kami (perawat) akan dikarantina selama 14 hari tak boleh pulang. Tolong bang, sayang si adek masih kecil,” harap perawat tersebut.

Informasi yang diperoleh Serambinews.com, kelangkaan masker ini memang tidak hanya terjadi di RSUZA, tetapi juga hampir di semua rumah sakit di Aceh, seperti di Rumah Sakit Umum Meuraxa (RSUM) Banda Aceh dan di RSUD Kota Langsa.

Ketua DPRK Banda Aceh, Farid Nyak Umar, saat dihubungi Serambinews.com juga mengakui ada menerima keluhan dari tenaga dan paramedis.

Mereka resah karena tak dilengkapi APD yang memadai seperti masker.

Idealnya, lanjut Farid, tenaga dan paramedis dilengkapi dengan masker N95. Tapi jangankan itu, masker yang biasa aja kesulitan dan stok terbatas.

“Sebagai contoh, ada pasien yang ditangani itu baru pulang umrah, keluhannya batuk dan flu, tapi tenaga medis dan paramedis hanya punya masker biasa. Jadi sangat wajar mereka resah,” ucap Farid.

Hari Kedua Lockdown Sekolah di Aceh, Satpol PP Razia Warung Kopi, PNS Lari dan Sembunyi di Toilet

Lawan Corona Tanpa Bahan Kimia, Ini Cara Bikin Hand Sanitizer Berbahan Alami Kayu Manis Hingga Lemon

Update Pasien Virus Corona di RSUZA, 1 Dipantau, 5 PDP Dirawat, 15 Diawasi dan 10 Dipulangkan

Informasi yang ia terima dari Dirut RSUM, pihak rumah sakit kewalahan memenuhi kebutuhan masker, karena meski sudah dipesan tetapi stok barang sedang kosong, sehingga akhirnya harus diupayakan model kain buatan tangan.

Seorang perawat di RSUD Kota Langsa saat dihubungi Serambinews.com juga mengaku tak dilengkapi dengan masker saat bertugas.

“Jangankan APD, masker aja nggak dikasih, katanya habis stok,” ucap perawat tersebut.

“Sebenarnya jika ada pasien yang positif corona, kamilah yang pertama tertular,” imbuhnya.(*)

Berita Terkini