Warga Aceh Utara yang Pulang dari Luar Sudah Mencapai 175 orang, Ini yang Harus Dilakukan Keuchik

Untuk itu 852 keuchik bersama aparat desa diminta aktif memantau setiap warga yang pulang ke desanya dari luar daerah atau luar negeri.

Laporan Jafaruddin I Aceh Utara

SERAMBINEWS.COM, LHOKSUKON – Warga Aceh Utara yang sudah pulang ke kampungnya dari luar daerah Aceh dan luar negeri hingga Kamis (26/3/2020) sudah mencapai 175 orang.

Untuk itu 852 keuchik bersama aparat desa diminta aktif memantau setiap warga yang pulang ke desanya dari luar daerah atau luar negeri.

“Data kita sampai hari ini sudah ada 175 warga Aceh Utara yang pulang ke kampungnya. Mayoritas mereka dari Malaysia,” ujar Juru Bicara Tim Pembentuk Gugus Tugas Percepatan Penanganan covid-19 Aceh Utara Zulfitri MKes kepada Serambinews.com, Kamis (26/3/2020).

• Tausiyah MPU Aceh Tentang Penanganan Jenazah dan Pasien Wabah Covid-19

• Cegah Virus Corona, Warkop Mulai Sepi dan Ada yang Tutup di Bireuen

• Dalam Sepekan, Hanya 3 Kali Penerbangan di Bandara Malikussaleh, Dulunya Capai 10 Kali Penerbangan

Karena lanjut Zulfitri, di negara tersebut sudah diberlakukan Lockdown (penguncian akses masuk dan keluar). “Informasi yang kita terima masih banyak warga yang akan pulang ke Aceh Utara dan luar negeri dan luar daerah,” katanya.

Karena itu Tim Penanganan Covid-19 berharap kepada semua keuchik di Aceh Utara untuk terus memantau dan melaporkan bila ada warga dari luar daerah atau luar negeri yang pulang ke desanya.

“Jadi setiap warga pulang ke Aceh Utara sebelum berinteraksi dengan orang lain harus diperiksa kesehatan dulu. Selain itu mereka juga harus melakukan karantina mandiri selama 14 hari,” kata Zulfitri.

Karantina mandiri tersebut kata Zulfitri, tidak boleh keluar rumah dan tidak boleh berinteraksi dengan orang lain. Semua barang yang dibawa pulang dari luar daerah harus segera dicuci dengan menggunakan sabun atau cairan yang bisa membunuh virus.

“Selama 14 hari tersebut selain tak boleh keluar rumah, mereka harus mengisolasi dari semua hal mulai dari makan sampai tidur. Misalnya piring yang digunakan tak boleh digunakan orang lain, begitu tidur,” ujar Zulfitri. (*)